Bersama Menyehatkan Bumi, Mencintai Lingkungan
Jurnalis : Meiliana, Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Edi Zheng, Suyardi Hartombing (Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Melihat kondisi lingkungan yang sudah semakin tak sehat, Yayasan Buddha Tzu Chi Pekanbaru terus dengan giat mempraktekkan konsep pelestarian lingkungan dengan tindakan nyata. Selain adanya kegiatan pemilahan barang daur ulang secara rutin setiap hari Minggu pagi, sosialisasi pelestarian lingkungan, pada tanggal 7 dan 8 September 2013, Tzu Chi Pekanbaru mencoba memasuki khalayak yang lebih majemuk untuk mengimbau kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan agar dapat mewariskan anak cucu kita sebuah dunia yang bersih dan bumi pun sehat, yaitu di Mal Ciputra Seraya, Pekanbaru. Fermentasi Kulit Buah Botol minuman berisi enzim yang dipajang di pameran, membuat heran para pengunjung. “Apa ini buk yang di botol? Untuk diminum?” Dengan senyuman ramah, relawan pelestarian lingkungan pun siap menjelaskan isi botol yang membingungkan tersebut dan cara pembuatannya. “Ini disebut ‘enzim sampah’ yang ramah lingkungan dan cara membuatnya juga sangat mudah. Jika di rumah Ibu ada kulit buah kayak kulit jeruk, kulit pisang, kulit nanas, kulit semangka, ampas wortel dapat digunakan untuk membuat fermentasi ini. Jadi sebenarnya yang kita anggap sampah pun bisa berguna,” terang seorang relawan pada pengunjung. Membuat enzim ini sangat mudah, bahan yang diperlukan hanyalah kulit buah tadi, gula aren 200 gram, air 2 liter dan dirigen atau ember yang bertutup. Pertama gula merah dihaluskan lalu dicampurkan dengan air, diaduk sampai larut merata, lalu tuangkan ke wadah tadi, dan masukkan kulit buah. Tak perlu sampai penuh satu wadah supaya ada ruang untu gas fermentasi. Proses ini berlangsung selama tiga bulan. Bulan pertama setiap harinya kita buka sebentar tutup wadah untuk mengeluarkan gas. Air gula merah dibuat menutupi semua sampah, sampah yang mengapung di atas permukaan cairan ditekan ke bawah agar terendam dalam cairan. Cairan sampah seharusnya berwarna kuning kecoklatan, dengan bau jeruk atau buah yang menyengat di hidung. Bila cairan berwarna hitam, berarti sudah busuk atau bisa dikatakan pembuatan enzim ini gagal. Bila menemukan ada telur lalat, biarkan saja tidak usah dipedulikan. Keluarkan enzim sampah dari wadah (disaring).
Keterangan :
Ampas sampah proses fermentasi boleh dibiarkan tetap berada dalam wadah, sebagai tambahan bahan sampah segar untuk proses fermentasi lain kali, atau dikeluarkan dari wadah dan dikeringkan untuk kemudian dijadikan pupuk kompos. Setelah itu, enzim sampah siap pakai. Enzim ini lebih bersih dari cairan pembersih yang kita beli. Bisa digunakan untuk mencuci piring, lantai, atau bagian-bagian yang kotor. Agar tidak kelupaan, relawan pun memberikan selembar kertas yang bertulis tips pembuatan enzim sampah ini dan satu botol enzim sampah sebagai percobaan. Enzim sampah cukup menarik perhatian pengunjung karena ternyata hal ini masih awam bagi masyarakat. Dengan membuat dan memanfaatkan enzim sampah ini kita sudah turut menciptakan produk yang ramah lingkungan dan aman buat kesehatan. Kue Bulan Cinta Kasih dari Bahan Alami Khasiat Bunga Telang Daunnya dan bunganya juga dikatakan dapat mengurangi sakit kepala. Caranya, daun atau bunganya dimasukkan dalam kain hingga membentuk bantal dan digunakan untuk tidur oleh yang sakit. Bunga Telang yang direndam di dalam air bersih, dapat digunakan untuk mencuci mata yang disebabkan oleh mata merah. Air rebusan bunganya yang diminum dapat merawat disenteri. Bunga dan akarnya dicampur dalam air mendidih, kemudian direbus bersama sedikit gula dan diminum dipercayai dapat merangsang haid. Daun pokok ini yang dihancurkan dan ditampal pada bisul atau jerawat dapat merawat masalah tersebut. Daun Telang yang direndam dapat digunakan untuk mencuci mata merah.
Keterangan :
Sungguh alam sebenarnya telah menyediakan semuanya. Hanya terkadang kita manusia selalu ingin mencari yang praktis tanpa memperhatikan resikonya bagi kesehatan. Berseru untuk 1 Hari 5 Kebajikan Arnes Shijie merupakan salah satu relawan yang mendapat berkah di stand 1 Hari 5 Kebajikan dan Vegetaris. Selama dua hari di stand ini, Arnes Shijie tanpa mengenal lelah dan penuh semangat terus berseru kepada para pengunjung untuk berikrar bersama. “Pertama-tama saya merasa sangat-sangat bersyukur dengan kesempatan ini, dengan banyaknya pengunjung yang menyambut gerakan ini, juga pengetahuan-pengetahuan yang luar biasa. Karena seiring waktu dapat mengajak orang untuk menggalang hati agar bersama-sama ikut menyelamatkan bumi kita dengan cara 1 Hari 5 Kebajikan. Kebajikan pertama dengan mengurangi makan daging atau vege. Dengan menggalang hati dan menyatukan tekad bervegetarian, tubuh menjadi sehat. Kesempatan kita untuk melakukan kebajikan bagi sesama dan bumi ini semakin banyak.” Arnes shijie pribadi pun telah bervegetaris (vegan) selama lebih kurang 11 tahun lamanya. Pada momen ini pengunjung juga berkesempatan untuk menuliskan tekadnya dalam sehelai daun bodhi sebagai wujud partisipasi dalam menyelamatkan bumi kita ini. Daun bodhi yang telah ditulis kemudian ditempelkan pada bola dunia sebagai symbol menghijaukan kembali bumi kita yang sudah mulai aus. Ada sekitar 299 pengunjung yang turut serta dalam aksi menghijaukan kembali bumi kita ini. Dengan tekad dan kemauan dari kita semua, semoga bumi kita kembali hijau dan anak cucu kita dapat menikmati alam yang indah, permai dan damai. | |||
Artikel Terkait
Telemedicine TIMA Indonesia, Bentuk Lain dari Bakti Sosial Kesehatan di Masa Pandemi
08 Maret 2022Layanan Telemedicine TIMA Indonesia telah banyak membantu masyarakat yang terpapar Covid-19. Lebih dari 218 pasien berkonsultasi dengan para dokter TIMA, serta menerima paket obat dan vitamin.
Pemberkahan Akhir Tahun 2014 Selatpanjang: Kesungguhan Hati yang Menyentuh
13 Februari 2015Waisak 2017: Momentum Membersihkan Noda Batin
14 Mei 2017Suasana khidmat nan agung menyelimuti perayaan Waisak yang digelar Tzu Indonesia di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Minggu 14 Mei 2017. Di tengah ketulusan menjalankan prosesi pemandian rupang Buddha, para peserta diajak untuk membangun tekad yang baik.