Bersama PBNU Membangun Pendidikan di Tanah Air
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, Merry Christine (He Qi Barat 1)Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Said Aqil Siroj bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, serta Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melakukan penyekopan sebagai tanda dimulainya pembangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Parung, Bogor, Jawa Barat.
Hubungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kian rekat setelah nota kesepahaman dalam bidang amal, pendidikan, dan pelestarian lingkungan ditandatangani bersama, 4 Juni 2018 lalu. Satu per satu kegiatan sebagai implementasi kerja sama tersebut mulai diwujudkan dari waktu ke waktu. Yang paling baru, Tzu Chi bersama NU melakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Parung, Bogor, Jawa Barat, Selasa 9 oktober 2018.
Pembangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia merupakan wujud kerja sama dalam bidang pendidikan yang pembangunannya akan diwujudkan dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Rencananya kampus seluas 5.760 meter2 tersebut akan dibangun dalam 4 (empat) lantai, terdiri dari 42 ruang kelas belajar, ruang serbaguna, perpustakaan, dan ruang rapat. Kampus ini juga diperkirakan dapat menampung 1.050 mahasiswa. Wakil Rektor II UNUSIA, M. Sulton Fatoni menambahkan dalam kompleks ini akan ada studi yang berbasis riset. Mulai dari argo industri, IT, Ekonomi Islam, dan lainnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa terciptanya hari bersejarah ini tak lepas dari dukungan Tzu Chi. “Semuanya (relawan dan donatur) hadir dan turut bergembira, ucapan terima kasih dari warga NU untuk seluruh relawan dan donatur. Semoga amal baiknya bermanfaat untuk kita semua,” tutur Said Aqil.
Relawan Tzu Chi hadir bersama sebagai wujud dukungan dalam pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Said Aqil Siroj memberikan sambutan. Beliau mengatakan terciptanya hari bersejarah ini tak lepas dari dukungan Tzu Chi.
Perhatian NU dalam bidang pendidikan memang cukup besar. Hingga saat ini, NU sudah mempunyai 22 ribu pesantren yang mandiri dan independen. Dari pesantren tersebut, ada lebih dari 4 juta santri yang tersebar di Indonesia, dan terbanyak ada di Jawa Timur. Selain pesantren, NU juga mempunyai Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia di Jakarta Barat.
Said Aqil menegaskan bahwa universitas ini didedikasikan untuk anak bangsa yang mempunyai spirit maju dan berperan aktif membangun peradaban melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya pembangunan universitas ini juga merupakan upaya NU untuk turut mengembangkan pendidikan di tanah air.
“Mudah-mudahan dengan adanya UNUSIA ini akan lahir lebih banyak lagi kader-kader yang intelek, berjiwa kebhinnekaan, religius, nasionalis, menjunjung tinggi perbedaan, serta menghormati budaya. Ini juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kita semua,” lanjutnya.
Peletakan Batu Pertama Kampus UNUSIA ditandai dengan tiga kali penyekopan, ground breaking, dan penandatanganan prasasti oleh KH. Said Aqil Siroj dan Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Wajah penuh sukacita melengkapi acara ini.
Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia mewakili Tzu Chi menyampaikan sambutan. Ia berharap pendidikan yang terbentuk nantinya tak sebatas bangunan saja melainkan juga bisa membangun akhlak mulia para mahasiswanya serta bisa menghargai perbedaan sebagai satu kekuatan bangsa.
Penandatanganan prasasti dilakukan oleh KH Said Aqil Siroj dan Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia mewakili Tzu Chi menuturkan bahwa pembangunan kampus UNUSIA adalah tahap awal. Dirinya merujuk Misi Pendidikan Tzu Chi, yang tidak hanya berhenti membangun hardware namun juga membimbing software. “Sehingga bukan hanya gedungnya, tapi juga kualitas manusianya. Bukan hanya pintar ilmunya, tapi juga budi pekertinya, moralitasnya, kejujurannya, kepedulian terhadap sesama, kepedulian terhadap lingkungan, itu semua juga tidak kalah pentingnya,” kata Hong Tjhin.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir yang turut hadir dalam acara juga menyampaikan harapannya untuk para mahasiswa agar tidak terbelenggu oleh konflik, perbedaan pendapat, perbedaan budaya, perbedaan suku, dan perbedaan agama. Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU ini juga mengajak semua warga NU untuk lebih fokus memajukan pendidikan di tanah air. “Saya sangat mendukung apa yang dilakukan oleh NU. Terima kasih kepada para donatur, mari kita tingkatkan kerja sama dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Editor: Hadi Pranoto