Merry Sudilan sebagai pembawa acara sedang mengajak para relawan untuk menjalankan pola hidup vegetarian di masa pandemi. Master Cheng Yen berkali-kali selalu mengatakan bahwa bencana dan musibah semakin banyak karena empat unsur alam sudah tidak seimbang.
Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah relawan Tzu Chi Medan komunitas He qi Jati mengadakan Gathering relawan pada 23 Agustus 2021. Gathering relawan ini diikuti oleh 75 orang relawan secara online. Di Bulan Tujuh kalender lunar ini, relawan Tzu Chi berkumpul bersama secara online karena masih di masa pandemi Covid 19.
Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah untuk menghimbau orang-orang untuk memiliki sikap kepercayaan dan kebijaksanaan yang tepat dalam kehidupan. Ketulusan menghilangkan kepercayaan takhayul dan demi melindungi bumi dan menyayangi alam untuk kelangsungan hidup.
Dalam gathering ini relawan Tzu Chi menghimbau masyarakat agar tidak membakar uang kertas sembahyang, membeli uang kertas dan hewan korban. Dana tersebut bisa dialihkan untuk membantu warga yang kesusahan.
” Karena kasus pandemi Covid 19 di Medan masih sangat tinggi relawan memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah secara online dan memberi pengertian tentang makna Bulan Tujuh yang sesungguhnya, kita ambil tema “Bersama-sama kita Menghadapi Pandemi Covid 19”.
Master Cheng Yen sejak adanya pandemic Covid 19 menekankan agar kita bisa manjalankan pola hidup vegetarian. Di gathering relawan ini kita adakan demo masak vegetarian.” Ungkap Nuraina koordinator gathering.
Bersama Menghadapi Pandemi Covid 19
Nuraina dan keluarga sangat bersyukur dalan keluarga besar Tzu Chi. Ketika keluarga Nuraina khawatir dan panik relawan dan tim medis TIMA memberi perhatian pada keluarganya dalam menjalani Isoman dengan benar hingga dinyatakan Negatif Covid 19.
Mengapa gathering relawan kali ini memakai kalimat Bersama-sama? Karena saat ini pamdemi Covid 19 variant Delta penyebarannya sangat cepat dan sudah beberapa relawan Tzu Chi ada yang terpapar. Melihat hal ini, relawan Tzu Chi membantu kesulitan-kesulitan relawan yang terpapar selama menjalani Isoman (isolasi mandiri) dan Tzu Chi membentuk tim pemerhati (Tim Kuan Huai) untuk relawan atau keluarganya yang terpapar Covid 19.
Bantuan yang diberikan oleh tim pemerhati untuk relawan yang begejala sedang dan tidak memungkinkan untuk masak sendiri maka tim pemerhati menyiapkan kebutuhan makan 3 kali sehari selama masa Isoman 14 hari.
”Jadi relawan yang terpapar tidak merasa sendirian menghadapi kesulitan mereka selama masa Isoman. Kita semua relawan akan membantu menghadapi pandemi Covid 19. Sebagai tim pemerhati dan dari relawan yang terpapar Covid 19 ada suka dan duka. Baik dari relawan yang terpapar maupun dari relawan pemerhati, untuk itu di Gathering ini kita bisa mendengar sharing pengalaman relawan selama menjalani masa isolasi mandiri yang dibawakan Huini selaku moderator” jelas Nuraina.
Lorensia, seorang relawan Tzu Chi yang terpapar Covid 19 sejak 19 Juli 2021 mengatakan panik dan bingung memikirkan keluarga tercintanya. “Begitu hasil PCR saya dinyatakan positif covid 19, saya panik dan galau, di pikiran saya saat itu bagaimana anak-anak saya, siapa yang akan urus kebutuhan dan makan mereka” ungkap Lorensia.
Relawan mengadakan demo masak yang dibawakan oleh Lina Chandrina dengan menu Soup Sirip Ikan Vegetarian. Di karenakan gathering relawan ini secara online maka demo masak direkam terlebih dahulu beberapa hari sebelum gathering ini diadakan.
Bersyukur Lorensia ada dalam keluarga besar Tzu Chi, begitu mendengar Lorensia terpapar covid 19, para relawan di komunitas memberi perhatikan, memberi semangat dan belajar bepikir positif. TIMA Indonesia (Tzu Chi International Medical Association) turut andil memberi pendampingan dengan memantau kondisi Lorensia setiap saat melalui telepon.
Hal ini sangat membantu Lorensia sehingga kuat menghadapi hingga dinyatakan negative pada 30 Juli 2021. Namun cobaan buat Lorensia tidak sampai disitu, pada 12 Agustus 2021, anak Lorensia dan suami positif terpapar virus Covid 19.
Perasaan Lorensia sangat Khawatir melihat anak sakit tapi tidak bisa memeluk dan merawatnya, ternyata anak saya sangat kuat, dia tetap bisa belajar online dan beraktifitas seperti biasa, suami Lorensia bergejala batuk pilek. Karena anak dan suami saya terpapar Covid 19 maka dari tim relawan pemerhati Tzu Chi juga memberikan perhatian.
“Gan En kepada relawan Tzu Chi dan TIMA Indonesia yang sangat memberi perhatian sehingga kami sekeluarga kuat menghadapi dan bisa menjalankan masa Isoman dengan baik” tutur Lorensia.
Hal yang sama juga dirasakan Nuraina, dimana sekeluarga juga dinyatakan terpapar Covid 19 sejak 21 Juli 2021. “Keluarga kami terpapar Covid 19 berawal dari suami saya Amir yang batuk pilek sejak 19 juli 2021 dan pada 21 juli hasil PCR nya positip Covid. Saya sendiri OTG (orang tanpa gejala) namun Ketika test sendiri antigen hasilnya samar-samar saya langsung tes PCR dan hasilnya positif Covid.
Para peserta gathering relawan memanjatkan doa bersama agar pandemi Covid 19 cepat tertanggulangi dengan baik dan dunia terbebas dari bencana.
Keluarga Nuraina seluruhnya menjalani tes PCR, kedua anaknya terpapar Covid 19. Nuraina masih bersyukur kedua orang tua (mertua) setelah di tes hasilnya negative terpapar Covid. Di tengah kekhawatiran dan kebingungan bagaimana mengungsikan kedua mertua. Jarang ada orang yang mau menerima keluarga yang anggota keluarganya ada yang terpapar Covid 19.
Namun, tidak halnya dengan adik dari mertua Nuraina, tanpa rasa takut datang menjemput kedua mertua Nuraina untuk mengungsi ke rumahnya. Kekhawatiran keluarga Nuraina juga berkurang dengan hadirnya relawan Tzu Chi dan tim medis dari TIMA yang memberi arahan sehingga kami bisa menjalani isolasi mandiri dengan baik dan benar hingga dinyatakan negatif.
Lim Ik Ju, salah seorang Tim pemerhati sangat setuju dengan dibentuknya Tim pemerhati ini. “Dibentuknya Tim pemerhati sesuai dengan yang Master Cheng Yen himbau yaitu Fa Qing Kuan Huai atau perhatian kepada teman seDharma, kita bisa membantu sesama teman seDharma adalah sebuah kebahagiaan dan lagi pula kita 1 Tim beberapa orang, saling membantu dan saling melengkapi tidak terasa berat” ungkap Lim Ik Ju dalam sharingnya.
Kampanye Vegetarian
“Sejak awal pandemi higga saat ini Master Cheng Yen selalu mengajak agar bisa menjalankan pola hidup vegetarian, bencana dan musibah semakin banyak karena empat unsur alam tidak seimbang, manusia dihimbau untuk hidup berdampingan dengan makhluk hidup lain dan memberikan cinta kasih kepada semua makhluk hidup” ungkap Merry Sudilan.
Pesan Cinta Kasih oleh ketua Heqi Jati Hasan Tina (kanan atas) memberikan pesan cint akasihnya kepada seluruh perserta yang telah mengikuti gathering relawan secara online. Dalam pesan cinta kasihnya Hasan Tina mengatakan kita bisa menanggulangi pandemic Covid 19 ini berkat adanya saling membantu dan saling berbagi dalam segala hal di dunia.
Pada gathering ini relawan juga mensosialisasikan manfaat pola hidup vegetaris dimasa pandemi. Relawan mengadakan demo masak yang dibawakan oleh Lina Chandrina dengan menu Soup Sirip Ikan Vegetarian. “Semoga demo masak vegetarian ini bisa menginspirasi relawan untuk bervegetaris dan semua orang bisa melihat bahwa memasak menu vegetarian itu tidak susah” Ungkap Lina Chandrina.
Acara gathering ini juga ada Quiz yang menggunakan applikasi Kahoot yang dibawakan Husni dan Rusi. Pertanyaannya menyangkut materi yang disampaikan di dalam gathering. Lima pemenang akan mendapatkan hadiah dan segera dikirimkan Soup Sirip Ikan Vegetarian ke rumah.
Hasan Tina Ketua He qi Jati mengatakan gathering ini sangat bagus, terutama sharing dari relawan yang terpapar bisa berbagi pengalaman, dengan demikian kita bisa bersama-sama menanggulangi pandemi Covid 19 ini. Acara Gathering Relawan ditutup dengan doa Bersama. Semoga Pandemi cepat berakhir dan relawan bisa beraktivitas kembali dalam menyebarkan cinta kasih.
Editor: Anand Yahya