Bersama-sama Menuang Kumpulan Cinta kasih

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 

foto
Bella (kiri) dengan antusias mengantri untuk meuangkan celengannya pada tanggal 18 Desember 2013 di sekolah.

Bella, salah satu murid kelas 2 SD Cinta Kasih Cengkareng dengan sukacita berbaris mengantri untuk men-scan barcode celengan bambu yang dibawanya. Selepas itu, ia pun menuang hasil cinta kasihnya bersama guru dan teman-temannya. Selama enam bulan lamanya, Bella menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung dalam celengan Tzu Chi yang dimilikinya.

“Selain aku, mama menabung juga. Ini (celengan) untuk membantu orang lain yang tidak mampu untuk sekolah dan belajar. Mereka nggak sekolah karena nggak punya uang, jadi saya ikhlas memberi mereka sedekah,” ucap Bella dengan polos.

Bukan hanya Bella, ribuan murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari kelas TK hingga SMA juga melakukan hal yang sama. Hari itu, tanggal 18 Desember 2013, disaat menjelang hari libur mereka bersama-sama menuang hasil kumpulan cinta kasih dalam celengan bambu Tzu Chi. Anak-anak pun dengan antusias mengikuti kegiatan penuangan ini. “Antusias anak-anak sangat tinggi, terutama anak-anak TK baru tiga bulan sudah melaporkan sudah penuh,” ujar Dyah Widayati Ruyoto selaku koordinator acara penuangan celengan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum dituang, terlebih dahulu murid-murid melakukan scan barcode pada celengan masing-masing (kiri).
  • Ellen (kanan) menuangkan celengannya bersama teman-temannya dengan perasaan gembira untuk membantu orang lain (kanan).

Di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sendiri, celengan bambu menjadi salah satu ajang pembelajaran di sekolah. Bagaimana sekolah mengajarkan kepada siswa untuk berbuat baik menolong sesama yang membutuhkan. Celengan bambu ini juga diaplikasikan dalam pembelajaran di beberapa pelajaran sekolah. “Di dalam pembelajaran budaya humanis, budi pekerti kita selalu mengingatkan kepada anak-anak agar menyisihkan sedikit demi sedikit uang yang dimiliki ke dalam celengan. Bahkan di pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan juga masuk kesana,” tutur Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Dyah (kanan) selalu memberikan ucapan "Gan En" kepada anak didiknya setelah menuangkan celengan cinta kasih mereka (kiri).
  • Setiap anak menerima souvenir kata perenungan Master Cheng Yen setelah penuangan celengan (kanan).

Semangat celengan bambu Tzu Chi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak memberikan dampak positif bagi perkembangan mereka. Terlebih lagi dalam pelajaran-pelajaran tertentu juga diajarkan bagaimana agar belajar bersumbangsih melalui celengan. Kebiasaan baik ini mampu membentuk pribadi yang gemar melakukan kebajikan. Hal ini dirasakan oleh Ellen Taslim, salah satu siswi kelas 10 AP1. Ia mengaku senang bisa bersumbangsih melalui celengan bambu Tzu Chi untuk membantu orang lain. Dengan celengan bambu, ia terbentuk kebiasaan baik dengan mencelengkan sebagian uang sakunya. “Kadang saya mengisi celengan dengan uang saku ataupun uang yang dikasih. Kadang orangtua juga naruh ke celengan. Saya berharap semoga uang ini berguna untuk masyarakat yang membutuhkan,” ucap Ellen gembira. Inilah kebajikan kolektif yang dilakukan oleh murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dalam bersumbangsih. Bukan besar kecilnya nilai nominal yang diperoleh, namun besarnya amal kebajikan tak terhingga disalurkan untuk orang lain yang kurang beruntung.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Tekad Mulia di Awal Musim Semi

Suara Kasih: Tekad Mulia di Awal Musim Semi

17 Februari 2013 Jadi, kita hendaknya membangun ikrar agung di tahun baru ini, membangkitkan tekad besar di awal musim semi, bersyukur atas yang sudah berlalu demi mengembangkan jodoh baik, berikrar menumbuhkan jiwa kebijaksanaan hingga masa depan.
Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Wujud Kepedulian Terhadap Sesama

Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Wujud Kepedulian Terhadap Sesama

28 Maret 2016
Cakupan wilayah Kabupaten Cianjur yang luas, menyulitkan dalam penyampaian informasi tentang baksos yang akan diadakan. Oleh karena itu, relawan mendapat dukungan dari para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang menyampaikan informasi mengenai baksos ini langsung kepada masyarakat, sehingga peserta yang mendaftarkan diri pun cukup banyak yaitu 876, di luar dari target yang telah ditentukan sebelumnya sekitar 400 peserta.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -