Bersatu Hati Melayani Masyarakat
Jurnalis : Sheila Nathania, Santoso (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Tedjo, Sofie, Eka, Kelly, Nataly (Tzu Chi Surabaya)Bakti sosial yang diadakan di Kodim 0830 Surabaya pada Sabtu, 4 Agustus 2019 ini bekerja sama dengan para Babinsa dan Danramil di jajaran Kodim 0830 dan staf teritorial Kodim 0830.
“Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan”. Itulah kata-kata Master Cheng Yen yang dijadikan pedoman para relawan dalam melayani warga Perak di acara bakti sosial yang diadakan di Kodim 0830 Surabaya pada Sabtu, 4 Agustus 2019. Baksos yang diselenggarakan kali ini sangat spesial, tidak hanya menyediakan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, namun juga akupunktur dan potong rambut.
Acara ini dimulai sekitar pukul 8 pagi. Pembukaan acara diawali dengan kata sambutan dari Komandan Kodim 0830 dan dokter Gigi Edwin selaku Ketua TIMA Surabaya. Setelah itu, tim dokter dari TIMA mempersembahkan tarian isyarat tangan Tiga Tiada yang dilanjutkan dengan penyerahan cendera mata oleh relawan kepada Komandan Kodim 0830/ Surabaya Utara Letkol Inf. Viliala Romadhon S.E.,M.I, Pol.
Tidak hanya Baksos Kesehatan Umum, Gigi, dan Akupunktur, tetapi dalam kegiatan ini juga diadakan pemotongan rambut dan penyuluhan tentang penyakit degeneratif.
Baksos kali ini merupakan baksos kedua yang diselenggarakan Tzu Chi Surabaya di tahun 2019, namun dengan skala yang lebih besar, baik dari jumlah pasien yang mencapai 500 dan berbagai layanan pemeriksaan yang disediakan. Warga sekitar yang datang pun tertib dan rapi mengikuti alur pemeriksaan yang sudah disiapkan panitia. Tidak sedikit dari mereka yang memanfaatkan waktu dengan pergi potong rambut sambil menunggu antrian untuk bertemu dokter. “Baksos ini sangat baik. Kami terbantu sekali, apalagi dengan adanya obat-obatan gratis ini,” kata Rohima,warga yang tinggal di Jalan Gresik RT 6.
Para relawan juga tidak sendirian dalam melayani warga. Para anggota TNI Kodim 0830 pun tidak segan-segan terjun ke lapangan untuk melayani masyarakat. Antusiasme untuk bisa mengikuti baksos kesehatan ini tidak hanya datang dari warga Perak, para anggota TNI Kodim 0830 pun turut mengantri dan memeriksakan diri mereka. Salah seorang anggota TNI, Sersan II Rohman Hidayat bercerita, “Kami berterima kasih atas diadakannya baksos ini karena dapat membantu kesulitan rakyat sekitar akan kesehatan. Pemilihan hari Minggu pun juga tepat karena rakyat yang kurang mampu dan yang tidak punya waktu bisa meluangkan waktu disini.” Beliau pun berharap bahwa kegiatan baksos ini dapat diadakan secara rutin.
Dr. Anastasya memberikan penyuluhan manfaat beras merah untuk mengedukasi masyarakat menggunakan beras merah yang lebih kaya manfaat dan jauh lebih baik untuk kesehatan dari beras putih.
Selain menjalani pemeriksaan, para pasien juga diajak untuk menghadiri penyuluhan tentang bahaya terkena penyakit diabetes. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena diabetes, seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan berglukosa tinggi, kurang olahraga, dan pola hidup yang tidak teratur. Penyuluhan ini mengedukasi masyarakat untuk menggunakan beras merah yang lebih kaya manfaat dan jauh lebih baik untuk kesehatan. Pada akhir acara, masing-masing peserta mendapatkan 1 kg beras merah untuk dibawa pulang.
Baksos kesehatan yang diselenggarakan tidak hanya membawa berkah bagi masyarakat sekitar, namun juga bagi para relawan. “Berterima kasihlah pada orang yang Anda tolong karena telah diberi kesempatan untuk berbuat baik,” demikian pesan Master Cheng Yen dalam salah satu ceramahnya. Melalui baksos kesehatan ini, para relawan dilatih untuk menumbuhkan budaya humanis lebih dalam. Menjadi seorang relawan tidak sekadar memberikan energi dan meluangkan waktu, tetapi juga melihat apa yang dilakukan sesamanya dan dengan rendah hati mau mencontoh hal-hal yang baik.
Para relawan kali ini tidak sendirian dalam melayani warga. Para anggota Kodim 0830 pun tidak segan-segan terjun ke lapangan untuk memberikan pelayanan kepada warganya.
Masyarakat yang datang diantar oleh para Babinsa dan Danramil jajaran Kodim 0830 yang bekerjasama dengan staf teritorial Kodim 0830 untuk mengatur kelancaran kegiatan baksos kesehatan ini. Dalam wawancara dengan Komandan Kodim 0830, Letkol Inf Viliala Romadhon, beliau menyampaikan bahwa keberadaan Kodim memiliki tujuan yang sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi yaitu memberikan bantuan yang dimiliki kepada masyarakat yang membutuhkan. “Seluruh anggota Kodim berkomitmen melayani masyarakat semaksimal mungkin dalam mengentaskan kesulitan masyarakat,” tegas Letkol Inf. Viliala Romadhon.
Pernyataan tersebut bukanlah sekadar ucapan belaka. Tampak para anggota Kodim dengan sabar membantu ibu-ibu berusia tua berjalan ke meja pendaftaran. Mereka juga mendorong kursi roda para lansia yang datang, dan bahkan membantu sang pasien untuk berkomunikasi dengan dokter. Salah satu momen yang menyentuh terjadi ketika seorang prajurit berjongkok untuk memakaikan sandal salah satu ibu yang sudah sepuh. Sebuah tindakan yang jauh lebih bermakna dibandingkan ribuan ucapan. Tanpa memandang status, jabatan dan pangkat, sang tentara pun dengan kerelaan hati membantu orang tua yang sudah lanjut usia. Inilah hal indah yang patut dicontoh, menjadi rendah hati dan menghargai kehidupan dengan memberikan kasih sayang universal.
Jalinan Jodoh
Ada seorang relawan spesial yang turut bersumbangsih dalam kegiatan baksos kesehatan kali ini. Ia adalah Jemmy, seorang tunarungu berusia 37 tahun. Jalinan jodoh Jemmy pertama kali dengan Tzu Chi diawali dengan hadirnya Jemmy di acara DAAI Night untuk menyaksikan penampilan My Dreampada 28 Juli 2019. Saat itu Jemmy yang sedang berputus asa dan kehilangan semangat hidup pun seperti terlahir kembali setelah melihat pementasan My Dream yang para pemainnya merupakan para disabilitas. Ia bertekad untuk tidak kehilangan harapan dan melanjutkan hidupnya dengan baik.
Wawancara dengan Jemmy oleh Ida Sabrina tergolong unik karena menggunakan metode bolpen dan kertas.
Meskipun mengalami kesusahan dalam berkomunikasi, Jemmy pun dengan sigap membantu mengarahkan para peserta baksos ke ruang tunggu. Ia tidak terlihat takut ataupun malu. Tanpa disadari, kehadiran Jemmy telah memberi tambahan semangat kepada para relawan untuk bisa lebih baik bekerja.
Wawancara dengan Jemmy oleh Ida Sabrina tergolong unik karena menggunakan metode pulpen dan kertas. Jemmy datang bersama seorang pendamping yang bercerita bahwa Jemmy sangat jarang keluar rumah karena kondisi yang ia derita. Kurangnya interaksi dengan dunia luar pun membuat Jemmy tidak mengenali beberapa kata yang disebutkan. Jemmy menulis, “Aku tidak pernah lihat orang tidak mampu.” Mungkin maksudnya setiap orang bisa melakukan apa saja asalkan memiliki tekad dan kemauan yang kuat. Jemmy juga merasa senang dapat membantu dan tidak merasa capek ikut membantu di acara baksos kesehatan ini.
Editor: Hadi Pranoto