Tzu Chi Hospital mengadakan penuangan celengan bambu dan doa bersama menyambut tahun 2023. Hasil dari penuangan celengan ini untuk disumbangkan kepada penyintas gempa Cianjur yang terjadi beberapa waktu lalu.
Siang itu Jumat, 23 Desember 2022, suasana lobi di Tzu Chi Hospital, PIK, Jakarta Utara dipenuhi oleh dokter, perawat, dan staf Tzu Chi Hospital yang berjumlah kurang lebih 120 orang. Menjelang penutupan tahun 2022 dan menyambut tahun yang baru, Tzu Chi Hospital mengadakan doa bersama sekaligus penuangan celengan bambu yang akan disumbangkan bagi penyintas gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 lalu.
Dalam sambutannya Dokter Gunawan, Direktur Utama Tzu Chi Hospital menyampaikan kegiatan ini dilakukan untuk membantu dan meringankan beban serta derita korban-korban bencana gempa Cianjur. “Kita semua diperlukan untuk membantu mereka, walaupun jumlahnya kecil, tapi kalau dilakukan oleh orang banyak, hasilnya cukup bermanfaat. Seperti yang diinginkan oleh Master Cheng Yen, agar mengumpulkan koin sedikit demi sedikit untuk menolong sesama. Saya harap semangat ini bisa dibiasakan, bisa dilaksanakan oleh kita semua,” tutur Dokter Gunawan.
Sebelum menuangkan celengan, para dokter, suster, tim medis, dan staf Tzu Chi Hospital berdoa bersama-sama dengan harapan semoga dunia bebas dari bencana.
Dalam sambutannya Dokter Gunawan, Direktur Utama Tzu Chi Hospital menyampaikan bahwa sekecil apapun yang diberikan bila memberi dengan iklas dan ketulusan, akan berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan bantuan.
Dalam kegiatan ini pula Dokter Margareth Melvi, yaitu dokter Casemix di Tzu Chi Hospital berkesempatan menyampaikan sharingnya. Dokter yang sudah dilantik menjadi anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) sejak 20 November 2022 ini juga pernah ikut serta mengobati korban-korban gempa dalam baksos kesehatan TIMA 3-5 Desember lalu di Cianjur. Dalam sharingnya ini ia menceritakan pengalamannya dan hal-hal positif yang bisa diambil dari pengalamannya sebagai anggota TIMA.
“Pelajaran yang saya dapat selama di sana, satu, bersumbangsih itu selama kita lakukan dengan riang hati, ucapan terima kasih itu bisa bikin kita bahagia juga, yang penting kita tulus. Kedua, harus bersyukur dengan semua keadaan kita, nggak boleh ngeluh, lihat orang yang menderita aja bisa bersyukur kenapa kita nggak seperti itu,” ungkap Dokter Margareth.
Dokter Margareth (kiri) dan Suster Regina (kanan) berharap hasil yang dikumpulkan dari celengan ini dapat meringankan derita para korban gempa di Cianjur.
Dalam kegiatan penuangan celengan bambu ini, berapapun hasilnya Margareth berharap semoga bisa membantu dan meringankan beban mereka yang sedang menderita dan berharap mereka segera bangkit kembali.
“Menurut saya begini, kita jangan pernah berpikir celengan saya tuh nggak ada artinya, tapi kita lihat dengan sekian banyak orang celengan kita ini kalau digabung itu bisa menjadi sesuatu yang berarti. Benar dengan kata-kata yang ada di celengan ini ‘Dana kecil amal besar’. Yang penting ketulusan hatinya bahwa kita memang berniat membantu sekecil apapun itu,” kata Dokter Margareth.
Sementara itu Suster Regina Tampubolon yang sehari-harinya bertugas di Neorologi mengungkapkan rasa syukurnya dapat bersumbangsih. “Perasaan saya bisa bersumbangsih melalui celengan bambu ini, sangat bersyukur. Senang bisa membantu mereka yang sedang kesusahan, dan saya berdoa untuk saudara-saudara yang ada di Cianjur, semoga lewat bantuan yang kita kumpulkan hari ini bisa meringankan beban mereka, karena di sana masih membutuhkan banyak kebutuhan terutama obat-obatan,” ungkap Suster Regina.
Dalam kegiatan ini relawan Tzu Chi juga menampilkan isyarat tangan berjudul Ren Jian You Ai yang artinya Ada Cinta Kasih di Dunia Ini.
Setelah mendengarkan ceramah Master Cheng Yen berjudul Dengan Welas Asih Selamatkan Dunia & Sukacita Melakukan Kebaikan, para dokter, perawat, tim medis, dan staf semuanya berdoa bersama dengan khusyuk dan penuh ketulusan, berharap semoga masyarakat damai harmonis, dan dunia bisa terbebas dari bencana.
Editor: Erli Tan