Bersatu Hati Menyelamatkan Bumi
Jurnalis : Erli Tan, Lisda Martono, Melliza Suhartono, Rudy Darwin (He Qi Utara), Fotografer : Canny, Erli Tan, Rudy Darwin, Stephen Ang, Teksan Luis (He Qi Utara)Kegiatan daur ulang di taman Komplek THI oleh komunitas Hu Ai Jelambar pertama kali diadakan tanggal 21 Desember 2014
Di penghujung tahun, tepatnya tanggal 21 Desember 2014, depo daur ulang yang tersebar di komunitas He Qi Utara melakukan pemilahan barang daur ulang secara serempak. Awalnya, komunitas ini hanya memiliki satu depo daur ulang yaitu di Blok 9 Muara Karang. Kini, masing-masing Hu Ai memiliki lokasi untuk melangsungkan kegiatan daur ulang. Kegiatan yang bertujuan untuk mengaplikasikan misi pelestarian lingkungan ini rutin dilaksanakan pada minggu ketiga setiap bulannya. Lokasi yang dipilih dekat dengan masyarakat agar masyarakat ikut melibatkan diri dalam upaya melestarikan lingkungan dan sumber daya alam yang kian terbatas.
Di komunitas Hu Ai Jelambar, pertama kalinya mengaadakan daur ulang, berlokasi di sebuah taman yang terletak di dalam Kompleks Taman Harapan Indah. Jalinan jodoh terbentuk dari relawan komunitas yang semula diminta RT untuk menulis surat ke ketua RW dan para pengurus RT setempat. Setelah diadakan sosialisas mengenai Tzu Chi dan misi pelestarian lingkungan kepada perwakilan RW 07 dan RT 01-14 di Taman Harapan Indah, adanya dukungan dari setiap perwakilan. Kegiatan dihadiri 30 relawan. Selain memilah barang daur ulang berupa plastik, kertas, koran, kardus, botol, dan wadah air mineral, relawan juga turut membersihkan sampah-sampah yang ada di taman seperti sedotan, kantong plastik, bungkusan rokok, dan lainnya sehingga taman menjadi lebih bersih. Beberapa warga terlihat penasaran dengan apa yang sedang dilakukan relawan dan ada tiga keluarga yang turut menyumbangkan produk daur ulang dari rumah mereka untuk dipilah oleh relawan. Selesai memilah, relawan mengantarkan barang daur ulang tersebut ke depo daur ulang Tzu Chi di Blok 9 Muara Karang.
Sebelum memilah barang daur ulang, relawan komunitas Hu Ai Pluit melakukan senam pagi. Kegiatan olah raga senam ini membuat para relawan bersemangat dan gembira, suasana menjadi hangat dan penuh keakraban.
Proses kegiatan daur ulang memang sederhana namun ada sedikit perbedaan dengan depo mini yang terletak di perumahan Pluit Sakti. Di pagi yang cerah relawan-relawan misi pelestarian lingkungan Hu Ai Pluit mengundang relawan komunitas untuk gathering bersama di penghujung tahun 2014. Sebanyak 36 relawan hadir, dan untuk pertama kalinya sebelum memilah barang daur ulang, diadakan senam pagi. Kegiatan olah raga senam ini membuat para relawan bersemangat dan gembira. Suasana menjadi hangat dan penuh keakraban. Selain itu, ada seorang warga yang rutin mampir ke depo mini ini, panggilannya Ko Apeng, pria paruh baya yang tinggal di Pluit Sakti IV ini tidak pernah absen datang setiap bulan dengan mengendarai sepeda. Ia juga mengajak relawan mampir ke rumahnya untuk mengambil barang daur ulang yang sudah dikumpulkannya selama sebulan. Ko Apeng selain menyumbangkan barang daur ulang, juga aktif ikut memilah bersama relawan.
Setiap komunitas memiliki keunikan tersendiri. Komunitas Hu Ai Angke setelah menjalin jodoh daur ulang dengan warga Komplek Villa Kapuk Mas, satu tahun terakhir ini juga aktif menjalin jodoh dengan penghuni Apartemen Teluk Intan. Dalam upaya mensosialisasikan pelestarian lingkungan kepada warga, relawan komunitas Hu Ai Angke selain mengajak memilah barang daur ulang, juga pernah memperkenalkan masakan vegetarian dan membuat prakarya dari barang bekas. Adalah Dewi, salah seorang warga Apartemen Teluk Intan, walau belum bisa bergabung menjadi relawan Tzu Chi akibat jadwal pekerjaan yang padat, ia terinspirasi saat ada kegiatan prakarya membuat tas dari bekas kemasan kopi instan. Ia terpikir terus bagaimana membuat prakarya yang sederhana, praktis, berguna dan disukai anak-anak. Melihat banyaknya tumpukkan botol plastik dan piringan CD yang dibawa warga kepada relawan, ide cemerlangnya pun bermunculan. Ternyata dulu Dewi adalah seorang guru prakarya dan melukis sewaktu di Medan.
Ko Apeng (baju kotak-kotak biru) selalu setia datang dan ikut melakukan pemilahan barang daur ulang di komplek Pluit Sakti.
“Semua ini saya buat di rumah dan bisa digunakan kembali, contohnya kemasan botol plastik ini dibuat ada tutupnya, bisa menyimpan benda-benda kecil,” katanya sambil menunjuk meja yang penuh dengan hasil kreasinya. Menurutnya sampah kemasan botol plastik minuman sangat banyak dan selalu dibuang percuma, padahal bisa dimanfaatkan kembali dalam berbagai macam kreasi. Dalam kegiatan pelestarian lingkungan kali ini, Dewi mendapat kesempatan mengajarkan anak-anak cara membuat pengikat rambut dan manik (dari kemasan plastik) yang diwarnai cat acrylic. Ada puluhan anak datang belajar, mereka sangat bersukacita untuk mewarnai, menggunting dan mengelem. Menambah semangat bagi Dewi untuk mengajar kembali bila ada kegiatan pelestarian lingkungan.
Anak-anak dengan gembira menunjukkan hasil karyanya yang terbuat dari barang daur ulang
Menjadi tanggung jawab (kiri ke kanan) Usman, Sugiharto, dan Sujono Shixiong, selesai kegiatan barang yang telah dipilah harus mereka packing dan angkut kembali ke dalam depo.