Bersemi Tunas di Muara Baru
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara) Kabid Bimas Polsek Penjaringan Budi Harton memberikan sambutan dengan menyiratkan rasa syukur atas partisipasi aktif Tzu Chi dalam membantu warga korban kebakaran di daerah Muara Baru beberapa waktu lalu. |
| ||
Menyusuri jalan setapak dan berliku di kelurahan itu tampak relawan Tzu Chi yang antara lain adalah Bambang Shixiong, Hoklay Shixiong, Juliana Shijie, dan saya yang turut membantu membawakan peralatan proyektor dan konsumsi yang akan dibagikan kepada para peserta yang sudah disambut oleh Ketua RW dan RT setempat serta para warga. Pada pukul 16.30 WIB Kabid Bimas Polsek Penjaringan Budi Hartono berkenan memberikan sambutan dengan menyiratkan rasa syukur atas partisipasi aktif dari Tzu Chi yang telah secara nyata membantu mereka yang tidak mampu saat musibah kebakaran melanda wilayah ini dan mempererat tali silahturahmi antar warga dengan Tzu Chi melalui kegiatan pada hari ini. Suriadi Shixiong dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bertindak sebagai koordinator acara membuka acara sosialisasi dengan memperkenalkan Tzu Chi. Tzu Chi yang secara harfiah berarti memberi dengan cinta kasih ini merupakan yayasan kemanusiaan yang berpusat di Hualien, Taiwan. Didirikan pada tanggal 14 Mei 1966 oleh Master Cheng Yen, seorang biksuni. Master Cheng Yen memberikan celengan bambu kepada 30 ibu rumah tangga yang menjadi muridnya yang pada saat itu mendonasikan 50 sen NT (Rp 150) per hari uang belanja mereka untuk membantu kaum miskin dan terlantar. Tzu Chi di Indonesia berdiri sejak tanggal 28 September 1994 di Jakarta dan saat ini telah berkembang ke berbagai kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini Tzu Chi telah hadir di lebih dari 54 negara di 5 benua, bahkan kini telah memiliki perwakilan di badan dunia PBB. Bentuk logo Tzu Chi terdiri dari bunga teratai dan perahu. Bunga teratai melambangkan kita dapat menjadikan dunia lebih baik dengan menanam benih kebajikan. Sebab hanya dengan benih, bunga dapat mekar dan berbuah. Perahu mencerminkan Tzu Chi mengemudkan sebuah perahu cinta kasih guna menyelamatkan semua umat yang menderita.
Keterangan :
Suriadi Shixiong menggarisbawahi bahwa Tzu Chi adalah organisasi kemanusiaan yang berlandaskan cinta kasih universal yang lintas agama, ras, dan golongan. Contohnya Tzu Chi telah membangun sekolah di pondok pesantren di Parung, Bogor, dan sekolah di Padang yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tzu Chi juga mengadakan baksos kesehatan kepada semua orang yang menderita sakit tanpa membeda-bedakan agama, status social, dan lainnya. Syarat Menjadi Relawan Acara sosialisasi semacam ini bukan hanya memberikan pemahaman tentang Tzu Chi kepada orang awam, tetapi juga telah mendapatkan calon relawan baru. Benih-benih kebajikan telah ditabur oleh para relawan Tzu Chi saat membagikan kupon paket kebakaran beberapa bulan yang silam, saat ini tunas itu sudah mulai tumbuh dan kita harapkan bersemi di daerah Muara baru ini sebab bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia. Tepat pukul 18.12 WIB acara ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh H. Ali yang merupakan pemuka agama setempat. Kami membagikan makanan ringan dan minuman kepada para peserta yang dengan tertib meninggalkan ruangan acara sambil terus mengucapkan kata terima kasih kepada para relawan yang membagikan dengan rasa. Manfaatkanlah setiap kesempatan untuk senantiasa berbuat kebajikan dengan hati penuh sukacita melakukannya di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Waisak Tzu Chi 2018: Keharmonisan Dalam Keberagaman
14 Mei 2018Selain relawan Tzu Chi, kegiatan ini juga selalu dihadiri para tokoh dari berbagai agama di Indonesia. Doa jutaan insan kali ini dihadiri sebanyak 43 pemuka agama di antaranya pemuka agama Buddha, Katolik, Hindu, dan Konghucu. Ini menunjukkan suatu keharmonisan dalam keberagaman.