Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa

Sebanyak 26 relawan baru di Tanjung Morawa mendengarkan sharing dengan antusias. Sosialisasi relawan baru di Tanjung Morawa yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu dilakukan dengan santai.

Semangat serta antusias yang membara membawa 8 orang relawan Tzu Chi Medan menuju ke Tanjung Morawa, Deli Serdang untuk memberikan sharing kepada Bodhistwa (relawan –red) baru di sana. Walaupun menempuh perjalanan selama satu jam di malam hari, relawan tetap semangat membagikan kisah inspiratif untuk 26 relawan baru yang sudah duduk menanti sharing dimulai.

Sosialisasi relawan baru di Tanjung Morawa yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu dilakukan dengan santai. Setelah MC membuka acara, para Bodhisatwa baru dikenalkan dengan relawan Tzu Chi Medan yang hadir pada kegiatan di hari Selasa (12/12/17) itu. “Sungguh berbahagia karena Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto Shixiong (panggilan untuk relawan laki-laki –red), turut hadir bersama kita pada malam hari ini,” ujar Tony Honkley, MC pada malam hari itu.

Masuk pada inti acara, Handra Shixiong menyampaikan sosialisasi dan pemaparan tentang visi dan misi Tzu Chi, filosopi, serta budaya humanis yang terkandung dalam melaksanakan kegiatan Tzu Chi. “Kali ini kita belajar tata krama di Tzu Chi, termasuk cara berjalan dan berbaris,” ujar Handra. Ia mengungkapkan bahwa relawan Tzu Chi harus rapi dan teratur untuk mencerminkan budaya humanis Tzu Chi. “Dalam berjalan pun harus berbaris menjadi dua, sehingga walaupun ada 100 hingga 200 relawan, kita tetap rapi dan tidak mengganggu jalan,” jelas Handra.

Handra juga menambahkan penjelasan tentang tata karma dalam seragam yang digunakan oleh relawan Tzu Chi. “Kita berasal dari latar belakang yang beragam dan pasti berbeda-beda. Untuk tidak membeda-bedakan, seragam itu diperlukan. Jadi kita semua sama,” kata Handra. “Bukan hanya seragam, makan pun diatur (bervegetaris) dan tata cara duduk diajarkan. Tujuannya untuk diri kita sendiri, salah satunya agar kesehatan kita lebih terjaga,” imbuhnya.

Handra Shixiong menyampaikan sosialisasi dan pemaparan tentang visi dan misi Tzu Chi, filosopi, serta budaya humanis yang terkandung dalam melaksanakan kegiatan Tzu Chi.

Di akhir kegiatan, relawan menyempatkan diri untuk foto bersama dengan Bodhisatwa baru Tanjung Morawa.

Di penghujung pertemuan, Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto berbagi pesan kepada para relawan baru. Ia menuturkan ada beberapa hal yang bisa disumbangkan kepada Tzu Chi di antaranya, sumbangsih waktu, sumbangsih pemikiran, sumbangsih tenaga, juga sumbangsih materi.

“Sumbangkan perasaan kita dan inilah yang paling sulit,” kata Mujianto. “Kenapa? Kadang kita dimarahi oleh orang di lapangan dan kita harus tetap gan en (bersyukur dan berterima kasih) –red) terhadap orang tersebut karena memberi kita kesempatan untuk menjadi semakin baik,” lanjutnya.

Jalinan jodoh relawan Tzu Chi di Tanjung Morawa sudah terjalin sejak 3 tahun lalu, namun kesempatan baik untuk melakukan sosialisasi baru terlaksana. Maka dari itu relawan Tzu Chi Medan tidak ingin melepaskan kesempatan baik dan meluangkan waktu di malam hari pada awal pekan untuk hadir menjalin kekeluargaan. “Adalah suatu keberuntungan bagi kami untuk bertemu dengan shixiong shijie yang mempunyai tekad untuk menjadi relawan Tzu Chi. Sungguh, ini merupakan keberuntungan,” ucap Mujianto.

Mujianto dan relawna lain berharap semoga tunas Tzu Chi di Tanjung Morawa dapat tumbuh dengan subur dan menjadi pohon yang rindang dan kokoh untuk memberikan manfaat untuk lingkungan sekitarnya.

Editor: Metta Wulandari