Bersih-bersih Pantai Kuta

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali), Fotografer : Maggie (Tzu Chi Bali)
 
foto

* Menyadari pentingnya Pantai Kuta bagi Pulau Bali dan Indonesia secara keseluruhan, relawan Tzu Chi Bali beramai-ramai membersihkan pantai tersebut agar bebas dari sampah.

Pantai Kuta, kalau kita mendengar nama tersebut, pikiran kita langsung menuju Pulau Dewata, Bali. Pantai ini merupakan pantai di Bali yang paling ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Wisatawan yang datang ke Pantai Kuta akan menghabiskan waktunya untuk berenang, berselancar, atau sekadar mandi matahari. Waktu yang paling ditunggu-tunggu adalah kala matahari tenggelam. Jika langit cerah, semua orang pasti akan duduk di pantai menikmati senja dan menyaksikan matahari yang berwarna kuning kemerah-merahan perlahan tenggelam di ufuk barat.

Menyadari betapa berharganya Pantai Kuta, relawan Tzu Chi Bali pada tanggal 3 Agustus 2008 melaksanakan kegiatan pembersihan pantai. Kegiatan kali ini juga melibatkan 21 anak asuh dari Panti Asuhan Eben Haezer.

Sebelum acara dimulai, pengarahan diberikan kepada semua relawan oleh Herman, relawan Tzu Chi Bali yang menjadi koordinator. Kemudian relawan dibagi menjadi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari orang dewasa yang menjadi ketua tim dan didampingi oleh beberapa anak asuh. Sarung tangan dan kantong plastik untuk menampung sampah dibagikan kepada semua relawan. Setelah mendapat instruksi maka acara pembersihan Pantai Kuta pun dimulai.


foto  

Ket : - Sebelum membersihkan sampah, relawan Tzu Chi membagikan sarung tangan kepada orang-orang yang
           terlibat dalam kegiatan pembersihan tersebut.

Meskipun matahari yang cukup terik, semua relawan dengan semangat membersihkan pantai, terlebih anak-anak Panti Asuhan Eben Haezer yang dengan ceria memungut sampah-sampah yang bertebaran di sepanjang pantai. “Seneng bisa ikut bersih-bersih sekaligus menjaga kebersihan pantai,” ujar Hosea, salah satu anak asuh yang masih duduk di kelas 5 SD. Sewaktu ditanya mengenai kondisi Pantai Kuta, Hosea menambahkan, “Pantainya kotor dan bau, buat kita nggak nyaman.”

Alasan melibatkan anak-anak asuh dari Panti Asuhan Eben Haezer adalah untuk memupuk rasa tanggung jawab anak-anak tersebut akan kelestarian alam sejak dini. Jikalau generasi kini dan yang datang tidak peduli akan kelestarian lingkungan, maka ada kemungkinan di masa yang akan datang kita tidak dapat menikmati indahnya dunia termasuk keindahan Pantai Kuta.

foto   foto

Ket : - Terik matahari yang menyengat tidak menghalangi para relawan Tzu Chi untuk membersihkan Pantai Kuta.
           (kiri)
         - Anak-anak Panti Asuhan Eben Haezer juga dilibatkan dalam pembersihan Pantai Kuta untuk menanamkan
           kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. (kanan)

Kegiatan pembersihan Pantai Kuta rupanya juga menarik perhatian para wisatawan yang sedang menikmati liburan di sana. Beberapa di antara mereka juga turut membantu memungut sampah dan memasukkannya ke dalam kantong sampah yang sedang dipegang oleh relawan Tzu Chi. Hal yang sama juga dilakukan oleh penjaga pantai. Dengan menggunakan pengeras suara dari menara, para penjaga pantai menghimbau semua pedagang suvenir dan makanan untuk menjaga kebersihan pantai serta memungut sampah yang ada di sekitar mereka. Dengan menjaga kebersihan Pantai Kuta, maka wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman dan tetap memberi manfaat kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari dunia pariwisata. Semoga dengan diadakan kegiatan ini bisa menggugah hati semua orang untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan terutama kebersihan pantai.

 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Murninya Anak-anak

Suara Kasih : Murninya Anak-anak

07 Oktober 2010 Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Ketika kita membangkitkan niat baik, hakikat kebuddhaan akan terpancar. Kita dapat melihat siswa dari TK Tzu Chi di Malaysia yang sangat polos, namun memiliki tekad yang teguh. Mereka sangat dekat dengan hakikat kebuddhaan.
13 Tahun Menabur Benih Cinta Kasih

13 Tahun Menabur Benih Cinta Kasih

12 Januari 2021
Tepat tanggal 10 Januari 2021, RSCK Tzu Chi genap berusia 13 tahun. Perayaan ulang tahun di masa pandemi Covid-19 ini dilaksanakan secara daring dengan diikuti 225 undangan dan peserta melalui aplikasi Zoom pada tanggal 11 Januari 2021.
Suara Kasih: Melenyapkan Keakuan dan Kesombongan

Suara Kasih: Melenyapkan Keakuan dan Kesombongan

18 Juli 2013 Mereka bukan mengejar ketenaran dan keuntungan. Setiap orang membangkitkan cinta kasih yang sangat tulus untuk membantu orang lain. Berkat kontribusi penuh kesungguhan hati setiap orang, barulah kita bisa merajut jaring Bodhisatwa.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -