Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto, Arimami S.A


Rabu, 28 Agustus 2019, Sekolah Cinta Kasih menyerahkan donasi yang mereka kumpulkan untuk pembangunan Tzu Chi Hospital sejak Januari hingga Agustus 2019 kepada Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia

Kamis, 28 Agustus 2019, 17 murid dengan didampingi guru beserta Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan relawan pendamping mengunjungi Aula Jing Si untuk menyerahkan hasil donasi para murid dan guru kepada Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi indonesia, Liu Su Mei. Freddy Ong, Direktur Sekolah cinta Kasih menuturkan jika sejak Januari 2019,  ia mengajak seluruh murid dan guru di sekolah untuk dapat menyumbang sebuah ranjang rumah sakit seharga 50 juta untuk Tzu Chi Hospital di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Impian besar ini tidak serta merta terkumpul dalam semalam. Untuk dapat menggalang dana tersebut, di setiap kegiatan Jumat Ibadah, anak-anak murid dan guru berkumpul, berdoa, dan kemudian mendonasikan uang mereka setiap minggunya secara sukarela. Dari sekian panjang perjalanan donasi, akhirnya di bulan Agustus 2019 ini, dana yang terkumpulkan genap mencapai 50 juta rupiah. “Hari ini kita secara simbolis menyerahkan hasil donasi kita untuk pembangunan rumah sakit dari Sekolah Cinta Kasih,” kata Freddy dengan gembira dapat mengajak seluruh murid  dan guru bersinergi membantu pembangunan Tzu Chi Hospital.

Dewangga Putra (李旺达), murid kelas 8 Sekolah Cinta Kasih merasa senang dapat menjadi bagian dalam gerakan kebaikan ini. Ia sadar jika untuk dapat membangun sebuah rumah sakit tentunya membutuhkan dana yang sangat besar. Oleh karena itu ia pun berani untuk menyisihkan uang jajan yang ia peroleh dari orang tuanya untuk ia berikan sebagai donasi. “Saya senang dapat bersumbangsih dan berpartisipasi dalam gerakan kebaikan ini,” ungkapnya dengan gembira.

Sebelum memulai bekerja, staf Tzu Chi Hospital menonton Ceramah Master Cheng Yen sambil menenangkan hati dan mengisi celengan bambu mereka masing-masing.

Dewangga merasa jika donasi yang ia, guru, dan teman-temannya lakukan tentu belumlah cukup untuk mendukung pembangunan rumah sakit, oleh karena itu ia pun berharap ada banyak orang yang peduli dan mau ikut bergabung dalam hal bajik ini. “Saya harap kita juga bisa menggalang dana di masyarakat umum gitu, jadi biar orang-orang juga dapat membantu. Karena jika sedikit demi sedikit tapi diberikan oleh banyak orang kan otomatis banyak juga, seperti kata pepatah, sedikit-sedikit lama-alama menjadi bukit,” kata Dewangga.

Memanfaatkan Waktu yang Ada, untuk Sesuatu yang Bernilai

 

 

Lauw Diana Yanti, memanfaatkan waktu luangnya sembari menunggu putrinya pulang membantu menjaga stan Mi DAAI.

Inisiatif yang sama dengan cara yang berbeda dilakukan oleh Apit Shijie, relawan yang bersumbangsih di Dapur Tzu Chi untuk mengajak para Da Ai Mama (relawan pendamping di Misi Pendidikan) dan orang tua murid Sekolah Tzu Chi Indonesia (Tzu Chi School) yang sedang menunggu anak-anaknya pulang sekolah untuk dapat bersumbangsih dalam pembangunan rumah sakit. Kali ini, ia menyiapkan sebuah gerobak dan perlengkapannya untuk digunakan berjualan Mi DAAI. Ajakan tersebut disanggupi oleh para Da Ai Mama, salah satunya Lauw Diana Yanti, orang tua Victory, murid Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara. Setelah selesai mengantarkan putrinya sekolah pada pukul 08.00, ia langsung berangkat ke kantin menyiapkan perlengkapan dan makanan. Pukul 13.00 WIB, ia pun lekas merapikan gerobak dan perlengkapan masak, karena putrinya akan segera pulang sekolah. Kegiatan ini dimulai sejak Senin, 19 Agustus 2019.

Menu makanan yang dijual semakin bervariasi dengan adanya dukungan dari relawan lain yang berdonasi aneka masakan setiap harinya, sehingga menu makanan yang ditawarkan semakin menarik dan variatif. “Kebetulan ini ada gerobak nganggur di depan (kantin) jadi Shigu Apit dan Da Ai Mama kita kerja sama jualan Mi DAAI. Bahan dasarnya, selalu Da Ai Mi, cuma kita dari Da Ai Mama ada sumbangsih jadi tiap hari menunya selalu berubah,” cerita Lauw Diana Yanti atau yang kerap dipanggil Pong Shijie.


Seusai melakukan kegiatan ibadah, para murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi memberikan donasi ke kotak amal yang telah disediakan.

Dari hari Senin hingga Jumat, Pong selalu hadir membuka dagangan , walaupun jumlah pembeli yang datang tidak menentu dan terkadang sepi, tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa membantu pembangunan rumah sakit, sekaligus menjalin jodoh baik dengan banyak orang. “Kita buka dari jam 8 sampai jam siang. Pembelinya juga belum begitu banyak. Karena barang kita nggak terlalu banyak dan karena di kantin sini kan banyak makanan juga,” ujarnya sembari tersenyum.

Semangat para relawan dan badan misi membuat staf Tzu Chi Hospital yang sudah ada semakin bersemangat untuk merampungkan sistem rumah sakit yang sedang dilaksanakan dan makin mendalami Visi dan Misi Tzu Chi. Dr Santoso Kurniawan, Kepala Pelayanan Medis menerangkan jika bangunan Tzu Chi Hospital  sendiri sudah berjalan, untuk manajemen sendiri mereka sedang melaksanakan proses penyediaan peralatan medis, penyusunan SOP, dan SAP. “Rumah sakit ini nantinya akan menjadi rumah sakit yang paperless, jadi banyak menggunakan sistem komputer. Saat ini kita sudah menggunakan dua sistem, ada sistem yang di depan, untuk pelayanan pasien menggunakan sistem trakcare, kemudian sistem yang back office menggunakan sistem SAP, semua sistem ini sekarang dalam proses pembuatan dan juga sudah dilakukan integrasi, dan tes integrasi,” terang dr. Santoso Kurniawan.


Kondisi pembangunan Tzu Chi Hosital saat ini.

Sedangkan untuk mengenalkan Budaya Humanis Tzu Chi, Rohani, Kepala Perawat Tzu Chi Hospital juga mengimbau sebelum mereka memulai bekerja, sebaiknya mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen, kemudian mengheningkan diri, sambil  memikirkan hal-hal positif dalam hati. Sembari bersyukur atas berkah hari itu, mereka juga diajak turut mengisi celengan bambu yang telah dibagikan. Selain itu, para staf juga mulai mengadakan berbagai kegiatan seminar kesehatan, baik untuk para tim medis ataupun masyarakat umum. Mereka juga terlibat aktif di dalam setiap kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi bekerja sama dengan TIMA Indonesia. “Setiap pagi kita ada kurang lebih 15 menit menonton video Ceramah Master Cheng Yen, diikuti dengan kita bersama-sama menabung di celengan bambu,” terang Rohani.

Dengan saling bersinergi, bersatu hati mewujudkan sebuah rumah sakit yang baik di masyarakat, relawan Tzu Chi dan staf badan misi bekerja keras sambil mendalami Dharma Master Cheng Yen, Visi dan Misi Tzu Chi sehingga impian menjadi Tzu Chi Hospital sebagai rumah sakit yang berbudaya humanis bisa dicapai.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia

Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia

30 Agustus 2019

Rabu, 28 Agustus 2019, 17 murid dengan didampingi guru beserta Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan relawan pendamping mengunjungi Tzu Chi Center untuk menyerahkan hasil donasi dari para murid dan guru untuk pembangunan Tzu Chi Hospital.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -