Bersukacita Dalam Pemberkahan Awal Tahun

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan), Erik Wardi, Lidyawati (Tzu Chi Tebing Tinggi)


Pementasan genderang dan genta Jing Si dari relawan sebagai pembukaan acara dengan judul Kehidupan Buddha – Pembabaran Dharma menyampaikan perjalanan Buddha menyebarkan Dharma dengan menggunakan beragam metode praktis sesuai dengan kemampuan setiap makhluk.

Menutup tahun yang lama dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan tekad dan harapan yang baru. Insan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali mengadakan acara Pemberkahan Awal Tahun pada hari Minggu,  20 Februari 2020 di Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi Kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Sebanyak 120 relawan yang berasal dari beberapa kota diantaranya Medan, Pematang Siantar, Kisaran, dan Desa Laut Tador dan juga 430 tamu undangan yang terdiri dari para anggota Sangha, Suster Katolik,  tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan dari vihara, organasisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan, muda-mudi vihara, para donator dana amal, dan Gan En Hu (penerima bantuan) memenuhi aula utama di Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi.

 

Sebanyak 20 relawan penyelam sutra menampilkan isyarat tangan Kehidupan Sang Buddha – Legenda, Duka Kematian, dan Penerangan Sempurna.

Tema dari Pemberkahan Awal Tahun ini adalah Ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan laksana tanah yang subur; Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan bathin laksana angin sejuk. “Makna dari Pemberkahan Awal Tahun ini adalah jika kita bertekad menjadi Bodhisatwa harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kesungguhan bagaikan bumi yang menjadi landasan yang kokoh dan harus memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin yang bagaikan hembusan angin semilir yang membawa keharmonisan. Dengan begitu kita dapat menjalin jodoh baik dengan semua orang dan cinta kasih dapat terus diwariskan didalam masyarakat,” kata Arifin Wijaya, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi.

 

Sharing inspiratif yang menampilkan pertobatan dari dua mantan warga binaan dari Lapas Klas IIB Tebing Tinggi yang baru bebas, Adi (Asiang) dan Rico (Apao), dimana mereka mengakui kesalahan atas segala perbuatan yang telah dilakukan dan menyatakan penyesalan mereka serta bertekad untuk melangkah dij alan yang bajik dengan pendampingan dari relawan.

Dengan melantunkan Gatha Pembuka Sutra seluruh relawan dan tamu undangan diajak untuk bersama-sama melangkah masuk ke dalam Persamuhan Dharma yang agung ini. Dengan semangat, 9 relawan Tebing Tinggi mengawali penampilan genderang dan genta Jing Si dengan judul Kehidupan Buddha – Pembabaran Dharma. Makna yang disampaikan dari lagu ini adalah dalam perjalanan menyebarkan Dharma, Sang Buddha menggunakan beragam metode praktis untuk menjelaskan makna sejati  dari kebenaran agung. Hal ini dikarenakan kemampuan setiap makhluk adalah berbeda. Oleh karena itu setiap insan hendaknya giat melatih diri, menyerap Dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sesi Kilas Balik Tzu Chi Internasional menarik banyak perhatian dari para tamu undangan dimana melalui tayangan ini bisa menginspirasi banyak orang dengan apa yang dilakukan Tzu Chi di seluruh dunia, memahami tentang cinta kasih universal.

 

Dengan gema doa dan kekuatan cinta kasih dari seluruh relawan dan tamu undangan mengantarkan kekuatan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana dan semoga dunia dijauhkan dari bencana.

Dalam kegiatan ini juga ditampilkan pementasan adaptasi Sutra oleh relawan penyelam sutra. Adaptasi Sutra yang ditampilkan kali ini adalah Kehidupan Sang Buddha – Legenda, Duka Kematian, dan Penerangan Sempurna”. Makna Sutra yang disampaikan adalah karena cinta kasih agung, Buddha yang tidak tega melihat makhluk di alam Samsara yang mengalami penderitaan akibat lahir, tua, sakit, dan mati pun meninggalkan kehidupan duniawi dan mencari makna sejati kehidupan hingga akhirnya mencapai penerangan sempurna di bawah pohon Bodhi. Bertemu Dharma sejati adalah merupakan jalinan jodoh yang penuh berkah dan sulit ditemui. Oleh karena itu harus tekun melatih diri dan setiap detik mempertahan sebersit tekad kita.

Tekad Kembali ke Jalan yang Benar
Sharing inspiratif yang menampilkan pertobatan dari dua mantan warga binaan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Tebing Tinggi yang baru bebas, Adi (Asiang) dan Rico (Apao), membuat banyak tamu undangan terharu karena keberanian mereka untuk mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat dan tekad mereka untuk kembali melangkah di jalan yang benar. Banyak tamu undangan yakin dengan pemaparan dari relawan bahwa membina napi bukan pekerjaan yang mudah, butuh bimbingan Dharma dan pendampingan jangka panjang dari relawan, kemurahan hati dari orang-orang yang mau menerima mereka kembali ke masyarakat dengan tidak mengucilkan mereka dan memberi kesempatan lapangan kerja kepada mereka sehingga mereka tidak akan kembali tersesat.

 

Para tamu undangan dituntun kedepan untuk menerima Angpao Berkah dari Master yang diserahkan oleh relawan.

Natasia Cudori, salah satu tamu undangan yang hadir merasakan kegiatan kali sangat memberi inspiratif karena kedua mantan warga binaan (narapidana) ini bisa mengungkapkan penyesalan mereka secara langsung. “Sharing dari mereka (warga binaan) ini sangat menarik dan membuat saya sangat terharu terhadap penyesalan yang mereka sampaikan dan niat untuk kembali ke jalan yang benar,” kata Natasia.

Acara ditutup dengan doa bersama. Dengan gema doa dan kekuatan cinta kasih dari banyak orang, semoga bisa memberi kekuatan pada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana terutama di Kota Wuhan yang saat ini terkena bencana virus dan semoga dunia dijauhkan dari bencana sehingga masyarakat bisa hidup harmonis. Dipenghujung acara, para tamu undangan menerima Angpau Berkah dan Kebijaksanaan dari Master Cheng Yen yang dibagikan relawan Tzu Chi Tebing Tinggi. Didalam angpau tersebut terkandung doa pemberkatan dari Master Cheng Yen yang berharap setiap orang dapat memupuk berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan setiap tahunnya, kebijaksanaan juga tumbuh berkembang setiap harinya, sehingga dinamakan sebagai Angpau Penuh Berkah Dan Kebijaksanaan.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

PAT 2019: Terus Menyebarkan Cinta Kasih Universal di Seluruh Pelosok Negeri Tercinta

PAT 2019: Terus Menyebarkan Cinta Kasih Universal di Seluruh Pelosok Negeri Tercinta

20 Februari 2020

Tzu Chi Surabaya menyelenggarakan Pemberkahan Akhir Tahun 2019, dengan mengundang tamu istimewa yaitu para penerima bantuan. Selain sharing penerima bantuan, ada juga sharing dari relawan yang sama-sama menginspirasi.

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

12 Januari 2020
Master Cheng Yen menjelaskan tema Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019 ini merupakan landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. Sudah seharusnya manusia memiliki landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. “Langkah kaki kanan berarti menciptakan berkah di dunia. Langkah kaki kiri berarti menumbuhkan jiwa kebijaksanaan,” tutur Master Cheng Yen.
Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Belajar Memaknai Hidup Lewat Penampilan Isyarat Tangan

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Belajar Memaknai Hidup Lewat Penampilan Isyarat Tangan

14 Januari 2020
Rangkaian acara dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2019 di Tzu Chi Indonesia, Minggu 12 Januari 2020 diselingi beberapa penampilan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas. Penampilan isyarat tangan ini membuat suasana pemberkahan terasa hangat namun tetap penuh makna. 
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -