Bersumbangsih Adalah Kebahagiaan yang Tidak Bisa Dibeli

Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)

Seorang nenek dipijat oleh Ahwa dan diajak Mawie Wijaya untuk bernyanyi dalam bahasa Batak.

Pada hari Minggu, 20 Maret 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Pekanbaru melakukan kunjungan kasih ke Panti Jompo “Khusnul Khotimah”. Kunjungan ini rutin dilakukan pada setiap bulannya di minggu ke-3. Kegiatan di panti jompo ini meliputi pengobatan oleh dokter, memangkas rambut kakek dan nenek, memotong kuku, memijat kakek dan nenek, serta menghibur dengan bernyanyi bersama dan bercengkrama. 


Dokter TIMA sedang memeriksa kesehatan seorang kakek dari Panti Jompo “Khusnul Khotimah”.

Pukul 13.00 WIB, relawan berangkat dari kantor penghubung Pekanbaru menuju panti jompo. Dalam kunjungan kali ini, para Penerima Bantuan (gan en hu) ikut dalam rombongan relawan. Setelah sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya rombongan kunjungan kasih tiba di panti jompo. Relawan langsung mendatangi tempat tinggal kakek dan nenek untuk mengajak mereka berkumpul di aula yang tersedia di sana. Untuk kakek dan nenek yang sulit berjalan, relawan mendampingi mereka dengan menggunakan kursi roda menuju aula. Di aula tersebut, kakek dan nenek menjalani pemeriksaan oleh dokter. Sambil menunggu giliran, kakek dan nenek diajak bercakap-cakap, dipijat, serta dipotong kukunya oleh para relawan. Sedangkan di depan aula, ada beberapa relawan yang memangkas rambut kakek dan nenek. Setelah menjalani pengobatan, kakek dan nenek pun disuguhkan minuman kacang hijau. Selain itu, dokter juga mengunjungi kakek yang tidak bisa keluar dari tempat tinggalnya.

Aguswati, salah satu relawan yang sedang memangkas rambut nenek.

Kakek dan nenek merasa bahagia dengan kunjungan kasih Tzu Chi. Ada yang menyalami relawan satu demi satu sebagai ungkapan terima kasih, ada yang bernyanyi, dan ada pula yang tertawa gembira. Bukan hanya kakek dan nenek yang merasakan kegembiraan, tetapi juga Pak Alfi yang dulunya pernah dibantu Yayasan Buddha Tzu Chi juga merasakan hal yang sama. “Kalau dalam ajaran Islam, setiap melakukan perbuatan baik, pasti ada pahalanya. Saat ini pun sudah merasakan manfaatnya seperti rasa bahagia, yang tidak bisa dibeli dengan uang” ujar Pak Alfi, seorang relawan yang baru pertama kali mengunjungi panti jompo ini. Sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen “Sumbangsih yang dilakukan sendiri adalah suatu kesenangan dalam kehidupan dan dapat mengembangkan nilai-nilai kehidupan”.


Artikel Terkait

Menjadi Teladan di Usia Senja

Menjadi Teladan di Usia Senja

02 Desember 2016

Relawan Tzu Chi, Tjo Is Ni yang berusia 71 tahun dan Dokter Emmy yang berusia 72 tahun begitu semangat menjalankan tugasnya dalam kegiatan yang digelar Tzu Chi Medan. Mereka menjadi teladan bahwa usia bukanlah halangan untuk bersumbangsih.

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

20 September 2021

Tzu Chi International Medical Association’s (TIMA) Annual Global Forum 2021 kembali digelar Sabtu dan Minggu, 18 – 19 September 2021. Acara tahunan TIMA sedunia ini diadakan secara virtual.

Bingkisan Cinta kasih

Bingkisan Cinta kasih

07 Agustus 2014 Sinar Mas mengadakan Gathering Pasien, para Gan En Hu sudah memadati ruang Paseo lantai 39 di Sinar Mas Land. Pada acara ini tiap penerima bantuan mendapat bingkisan  cinta kasih dalam rangka menyambut lebaran serta bantuan kesehatan.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -