Bersumbangsih dengan Ketulusan
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)Siswa/i dengan antusias menuangkan celengan bambu yang telah mereka isi selama 6 bulan.
Salah satu sifat manusia yang paling mulia adalah sifat peduli terhadap semua makhluk. Kepedulian ini tentu perlu diwujudkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini yang mendasari Yayasan Buddha Tzu Chi terus mendorong masyarakat tergerak untuk mulai peduli terutama kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Melalui program SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi), Tzu Chi mendorong khalayak luas untuk menjadi bagian dari dunia Tzu Chi dengan menyisihkan sebagian uang untuk membantu sesama. Salah satunya kepada siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA) Trinitas, Bandung. Tepatnya pada tanggal 18 Juni 2014, Tzu Chi hadir di sekolah ini untuk melakukan SMAT dengan celengan bambunya. Tzu Chi mengajak para siswa/i menyisihkan sebagian uangnya ke dalam celengan bambu dan hasilnya akan digunakan untuk membantu masyarakat yang kesusahan.
Para relawan yang hadir tidak lupa memberikan cinderamata untuk mengeratkan jalinan jodoh baik ini.
Jalinan jodoh ini semakin erat ketika Tzu Chi menggelar acara penuangan celengan bambu pada tanggal 19 Desember 2014. Acara yang berlokasi di SMA Trinitas Bandung ini dihadiri oleh siswa/i dengan celengan bambu yang telah mereka isi dengan benih kepedulian terhadap sesama. Sebanyak 145 celengan bambu dituang dalam acara itu.
Suster Baptista, Kepala SMA Trinitas juga tidak ketinggalan menuangkan celengan bambunya.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Suster Baptista, Kepala SMA Trinitas. Menurutnya, kegiatan ini dapat melatih kepekaan para siswa untuk lebih peduli lagi kepada sesama. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa wujud kepedulian ini bukan pada besar atau kecilnya nominal melainkan pada ketulusan para siswa dalam berpartisipasi.
“Bagi kami itu merupakan satu budaya yang cukup bagus. Jadi budaya menabung itu adalah menyisihkan dengan apa yang mereka punya lalu memberinya dengan ikhlas untuk orang yang sangat membutuhkan. Harapan kami adalah mereka semakin peka terhadap kebutuhan orang lain dan juga penderitaan orang lain,” tutur Suster Baptista.
Jalinan jodoh ini mengingatkan kita bahwa bersumbangsih bukan hanya sekedar jumlah nominalnya saja melainkan dibutuhkan ketulusan dari dalam hati kita.