Bersumbangsih dengan Tulus

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 

fotoAKBP Dr. Rini Muliawati, Kabiddokkes Polda Lampung turut bersumbangsih membantu memeriksakan tensi darah pasien yang akan menjalani operasi katarak.

Sabtu 26 November 2011, hari kedua baksos kesehatan Tzu Chi di RS Bhayangkara, Bandar Lampung. Pasien yang telah melakukan operasi pada hari Jumat kemarin telah datang kembali untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di lantai 2 Rumah Sakit Bhayangkara yang baru saja di resmikan. Salah satu diantaranya adalah Madaru Arif, penderita katarak yang tinggal di Jalan Tamin. Hari ini Madaru datang dengan anak sulungnya.

 

Madaru datang untuk melepas perban mata dan melakukan pemeriksaan mata guna mengetahui perkembangan penglihatannya. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata penglihatan Madaru ada peningkatan.” Saya sangat senang sekali pada hari ini. Apa yang dapat saya lakukan adalah hanya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar para relawan yang menolong saya diberkati,” ujar Madaru.

Selain Madaru, ada juga keluarga pasien yang menangis terharu ketika  mata ibunya yang di operasi dibuka. Mereka adalah Sari Sunarni atau biasa dipanggil nani (39) dan Sulasmi (78). Sulasmi, ibu Nani menjalani operasi pada hari jumat kemarin. Sulasmi yang menjalani operasi katarak pada hari jumat kemarin, sempat merasa takut.” Saya belum pernah ikut operasi sama sekali. Pas mau masuk ke ruang operasi, jantung ku terasa digodok-godok gitu,”ungkap Sulasmi sambil  tertawa. Pada hari sabtu ini, Sulasmi akan diperiksa lebih lanjut oleh dokter mata.  

foto    foto

Keterangan :

  • Madaru Arif, pasien penderita katarak yang tingal di Jalan Tamin sedang menjalani proses pemeriksaan hasil operasi katarak (kiri).
  • Relawan Tzu chi sedang menjelaskan cara penggunaan obat yang diberikan untuk dipakaikan ke mata yang telah dioperasi (kanan).

Ketika sedang mengantri untuk dibuka perban dan dibersihkan matanya, Sulasmi menunggu dengan perasaan campur aduk. Dalam dirinya terus bertanya apakah dirinya dapat melihat lagi dengan baik atau sama seperti biasanya. Begitu gilirannya tiba untuk dibuka perbannya dan dibersihkan matanya, Sulasmi semakin berdebar-debar.

Begitu perban dilepas dan matanya dibuka, Sulasmi merasa terharu sekaligus gembira.”Ya Allah, ternyata putriku cantik benar,”ucap Sulasmi ketika membuka matanya. Nani yang berada di hadapan Sulasmi langsung tertegun mendengar ucapan ibunya. “ Biasanya mama mengenali saya dari suara saya. Tapi tadi saya belum bersuara, mama sudah dapat mengenali saya,” ucap Nani dengan berurai air mata kebahagiaan. Lalu Nani  bertanya kepada Sulasmi,” Bu, saya pake baju apa hari ini?”. Sulasmi berkata,”Hijau Nduk.” Mendengar ibu nya berkata hijau, spontan Nani langsung menangis terharu dan segera memeluk dan mencium ibunya.”Ibu sudah dapat melihat warna baju saya dan wajah saya, biasanya ibu cuma bisa melihat bentuk wajah tapi nggak bisa melihat mata, hidung, dan mulut orang di yang di ajak berbicara,” jelas Nani.

foto  foto

Keterangan :

  • Sulasmi, penderita katarak yang telah dapat melihat kembali setelah menjalani operasi katarak di RS Bhayangkara Polda Lampung (kiri).
  • Relawan Tzu Chi melakukan kegiatan sosial ini dengan tulus dan penuh cinta ksih, terlihat dari cara mereka memperlakukan pasien dan merawat pasien (kanan).

Mengingat Ke Masa Lalu
Selain pasien yang ingin memeriksa hasil operasi mata pada hari jumat kemarin, datang juga beberapa pasien baru yang akan menjalani operasi katarak. Sejak pukul 07.00, ruang pendaftaran telah dipenuhi oleh para pasien baru. Melihat hal tersebut, AKBP Dr. Rini Muliawati MM, Kabid dokkes ( Ketua Bidang Kedokteran dan Kesehatan ) Polda Lampung turut berpartisipasi membantu memeriksakan tensi darah pasien. Selain membantu memeriksakan tensi, Dokter Rini juga berkeliling mengunjungi pasien yang telah selesai menjalani operasi katarak, guna untuk menyemangati pasien dan juga berpartisipasi di layanan Inform Consent, surat yang menyatakan bahwa pasien diberitahu perihal penyakit yang dideritanya, kerugian maupun keuntungan dari alternatif perawatan dan pengobatan yang akan diberikan. “ Melihat para pasien yang melakukan operasi katarak di sini, membuat saya teringat akan ibu saya yang juga dulu pernah menjalani operasi katarak,” ujar Rini sambil berkaca-kaca.

Selain itu, Rini juga turut membantu relawan meneruskan hasil EKG (Elektrokardiografi/ mempelajari aktivitas denyut jantung) untuk dibaca oleh dokter umum yang ada di RS Bhayangkara. Hasil dari EKG tersebut untuk mengetahui apakah pasien dalam kondisi yang bagus atau tidak untuk menjalani operasi. Sehingga pasien penderita katarak bisa segera dioperasi dan dapat melihat kembali.  “Perasaan saya melihat kegiatan Ini, kita dapat belajar banyak dengan melihat langsung bagaimana kita saling mengasihi, tolong menolong dan setelah melihat orang-orang tersebut selesai di operasi ada kebahagian tersendiri melihat mereka. Mungkin karena operasi katarak di luar sana amat mahal, dengan adanya acara ini mereka sangat senang sekali dan kelihatan sekali kebahagian di wajah mereka,” ujar Rini dengan gembira. Rini juga menjelaskan jika Polri Lampung menyediakan sebuah tempat untuk para pasien yang rumahnya jauh untuk menginap di Pusdiklakda (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka) Intan Pura, Jl. Pramuka Rajabasa, Bandar Lampung.

 


Artikel Terkait

Langkah Pertama Menuju New Normal

Langkah Pertama Menuju New Normal

23 Juli 2020

Setelah vakum selama 5 bulan, Tzu Chi Batam kembali bekerja sama dengan PMI Cabang Batam untuk mengadakaan Bakti Sosial Donor Darah. Kegiatan skala besar pertama Tzu Chi Batam di masa pandemi ini diselenggarakan pada 19 Juli 2020 di Aula Jing Si Batam.

Suara Kasih: Harapan dari Pendidikan

Suara Kasih: Harapan dari Pendidikan

14 Juni 2012 Melihat angkatan demi angkatan wisudawan yang menerima pendidikan kita, saya merasa lebih tenang. Pendidikan adalah harapan bagi manusia, juga merupakan harapan bagi masyarakat. Anak-anak harus dibimbing dengan baik agar setelah lulus sekolah, mereka bisa berkontribusi bagi masyarakat dan menjadi insan yang berkualitas.
Waisak 2557: Menyucikan dan Menenangkan Batin

Waisak 2557: Menyucikan dan Menenangkan Batin

16 Mei 2013 Prosesi pemandian Rupang Buddha berakhir dengan ritual salam tulus paling hormat terhadap Sang Buddha, berterima kasih atas panduan lautan kebijaksanaan Buddha bagi semua makhluk di seluruh alam semesta.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -