Bersumbangsih kepada Lingkungan dengan Membuat Ecoenzyme

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Beberapa karyawan DAAI TV sebenarnya sudah akrab dengan eco enzyme, cairan dengan segudang manfaat dan ramah lingkungan ini. Karena itu mereka pun sangat antusias saat diajak untuk praktik membuatnya.

Di sela jam istirahat kerja, para relawan pelestarian lingkungan di Xie Li Yayasan dan DAAI TV memanfaatkan waktu dengan praktik membuat eco enzyme. Para karyawan DAAI TV ini tampak antusias dengan membawa sendiri bahan organiknya, seperti kulit buah dan sisa potongan sayur.

Adalah Linawaty Halim, yang berbagi ilmu kali ini. Terutama tentang takarannya, yang mana takaran dasar membuat eco enzyme adalah 1 liter air, dengan 100 gram molase atau gula aren, dan 300 gram bahan organik yaitu sampah organik.

Setelah takaran pas, ketiga bahan itu dimasukkan dalam botol dan siap dipanen tiga bulan ke depan. Tak hanya bahannya yang alami, Lina juga memanfaatkan botol-botol besar berwadah lebar yang ada di Depo PL PIK yang ternyata sangat bermanfaat untuk pembuatan eco enzyme.

Satu liter air, 100 gram molase atau gula aren, dan 300 gram bahan organik, itu rumusnya.

Bagi Fidelia Tam (dua dari kiri), kegiatan ini merupakan variasi dari waktu luangnya untuk dimanfaatkan pada sesuatu yang berguna. Selain dapat ilmu, ia senang karena ia bisa berkegiatan bersama para rekan kerja.

“Karena kalau botol dengan tutup kecil, saat proses fermentasi akan mengeluarkan gas sehingga wajib sekali untuk rajin membukanya. Dengan tutup besar, tidak perlu membukanya setiap hari. Dan hasil eco enzymenya bisa sangat bagus,” terang Linawaty.

Setelah para karyawan DAAI TV ini mempraktikkan sendiri cara membuat eco enzyme, Linawaty berharap mereka bisa mengumpulkan bahan organik atau sampah rumah tangga untuk dimanfaatkan menjadi eco enzyme. Karena dengan menggunakan eco enzyme, otomatis dapat mengurangi pemakaian zat-zat kimia, dan kita pun dapat lebih ecofriendly.

Total ada 10 botol dengan volume masing-masing 5 liter eco enzyme yang dibuat para relawan Xie Li Yayasan dan DAAI TV pada Kamis, 21 Oktober 2021 ini.

Sementara itu, Tam Fidelia, meski sudah memanfaatkan eco enzyme di rumah baik untuk mencuci piring atau mengepel lantai, namun baru kali ini ia mempraktikkan cara membuat eco enzyme yang ternyata sangat mudah. Terutama karena bahan-bahannya sangat mudah didapat, yaitu kulit buah-buahan, atau sayuran sisa yang daripada dibuang lebih baik diolah kembali.

“Yang mana setelah diolah kembali menjadi eco enzyme memberikan manfaat baru. Jadi mengapa dibilang mudah karena bahannya mudah, mudah dicari dan bisa dipergunakan kembali,” kata Fidelia.

Setelah ini, Fidelia juga berencana membuat eco enzyme di rumah dan kalau bisa akan ia bagikan juga kepada orang sekitar agar mereka juga belajar membuat.

“Apalagi manfaatnya sangat bisa dirasakan, yang selain bisa menghemat uang, yang penting lagi bisa ramah lingkungan,” pungkasnya.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Penuangan dan Penyemprotan Eco Enzyme di Kawasan PIK

Penuangan dan Penyemprotan Eco Enzyme di Kawasan PIK

10 Oktober 2023

Relawan Tzu Chi Indonesia bersama komunitas Eco Enzyme melaksanakan kegiatan penyemprotan Eco Enzyme ke udara dan penuangan Eco Enzyme ke beberapa danau di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.

Praktik Cara Membuat Eco Enzyme

Praktik Cara Membuat Eco Enzyme

08 September 2023

Relawan Tzu Chi di Komunitas Hu Ai Medan Perintis mengajarkan cara membuat eco enzyme di lingkungan warga di Jalan Besar Tembung Medan. Warga sangat antusias membuatnya, apalagi setelah tahu segudang manfaatnya.

Menyambut Hari Bumi dengan Penuangan Eco Enzyme

Menyambut Hari Bumi dengan Penuangan Eco Enzyme

19 April 2021

Menyambut Hari Bumi yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 22 April, relawan Tzu Chi pada Jumat siang, 16 April 2021 menuangkan cairan eco enzyme ke danau Tzu Chi Hospital.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -