Bersumbangsih Sebagai Relawan Tzu Chi

Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Victor Huang (Tzu Chi Batam)

doc tzu chi

Tzu Chi Batam mengadakan sosialisasi relawan yang dihadiri oleh 44 orang relawan baru. Di sana relawan menjelaskan tentang keindahan budaya humanis Tzu Chi merupakan karakter setiap relawan dalam pelatihan diri dan beberapa sharing lain.

Sepanjang tahun, Insan Tzu Chi terus melaksanakan berbagai kegiatan sosial di komunitas masing-masing. Mulai dari peduli kasih hingga pemilahan sampah plastik. Setiap jejak cinta kasih ini tidak hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga membuat para relawan merasakan indahnya bersumbangsih. Sukacita inilah yang menuntun mereka untuk bergabung di keluarga besar Tzu Chi.

Agar para relawan baru semakin mantap dalam setiap langkah di Jalan Bodhisatwa, maka pada Minggu (26/03), Tzu Chi Batam mengadakan sebuah sosialisasi singkat tentang Tzu Chi untuk 44 orang relawan baru. Acara kali itu berlangsung di lantai 2 Kantor Tzu Chi Batam.

Relawan mengawali sosialiasasi dengan menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen. Dalam video singkat tersebut, Master Cheng Yen mengenang kembali perkembangan Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia. Beliau mengajak para insan Tzu Chi bersungguh hati dalam mengemban misi kemanusiaan, dari satu benih tumbuh menjadi tak terhingga dan senantiasa menghimpun cinta kasih.

Dengan mengangkat topik “Kisah Tzu Chi dan 8 Jejak Dharma”, Megawati menjelaskan jodoh terbentuknya Tzu Chi dan bagaimana perjuangan Master Cheng Yen dan relawan dalam merealiasasikan 4 Misi Utama Tzu Chi dalam setengah abad.

Acara kali ini berlangsung di lantai 2 Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam. Relawan mengawali sosialiasasi kali ini dengan menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen.

Sosialisasi dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Megawati. Dengan mengangkat topik “Kisah Tzu Chi dan 8 Jejak Dharma”, ia menjelaskan jodoh terbentuknya Tzu Chi dan bagaimana perjuangan Master Cheng Yen dan relawan dalam merealiasasikan 4 Misi Utama Tzu Chi (Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan dan Misi Budaya Humanis) dalam setengah abad. Selain itu, agar para peserta bisa lebih mengerti, ia juga menampilkan beberapa kilas balik kegiatan Tzu Chi Batam sepanjang tahun 2016.

Seragam Tzu Chi: Hambatan atau Dukungan dalam Pelatihan Diri?

Setelah sharing yang dibawakan Megawati, acara dilanjutkan dengan Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi. Pada sesi ini, Fang Fang menerangkan bahwa Budaya Humanis dari Tzu Chi merupakan kaakter setiap relawan dalam pelatihan diri. Mereka mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan dan mempraktikkannya di setiap kegiatan Tzu Chi. Salah satu contoh yang mudah diamati ialah seragam relawan Tzu Chi. Selain menyatukan komunitas relawan dengan latar belakang yang berbeda ragam, seragam juga bisa membangkitkan jiwa kebajikan yang sudah ada dalam diri mereka.

“Dulu saya nggak suka sama seragam ini. Kesannya kayak emak-emak sih. Tetapi setelah (bergabung) lama di sini, saya secara tidak langsung jatuh cinta, kenapa? Karena baju yang saya kenakan hari ini namanya Bā zhèng dào yang dalam Bahasa Indonesianya berarti Jalan Utama Berunsur Delapan. Mengingatkan saya senantiasa berada di jalan yang benar,” jelasnya.

Amia merupakan salah seorang peserta sosialisasi kali itu. Ia mengenal Tzu Chi melalui siaran DAAI TV beberapa tahun yang lalu. Tergugah oleh kegiatan sosial insan Tzu Chi, muncul sebuah niat berbuat baik dan keinginan untuk menjadi relawan Tzu Chi. Namun ia belum tahu dimana dan bagaimana caranya bergabung di Tzu Chi pada saat itu. Setelah mencari informasi beberapa saat, akhirnya harapan amia pun terkabul pada pertengahan tahun 2016.

Relawan memeragakan isyarat tangan Rang Ai Chuan Chu Qu pada sosialisasi kali ini.

Sosialisasi singkat kali ini diakhiri dengan doa bersama. Semoga semoga hati manusia dapat tersucikan, masyarakat damai dan tentram serta semoga dunia terbebas dari bencana.

“Sudah selama 2 tahun mencari Tzu Chi dan tidak ketemu. Pada akhirnya, mungkin karena sudah jodohnya ada coba tanya orang dan cari sampai ke kantor untuk bertanya,” ungkap relawan yang aktif di bagian konsumsi Tzu Chi Batam ini.

Dalam kurun waktu beberapa bulan ini, Amia menyadari bahwa waktunya akan sangat bermanfaat dengan bersumbangsih kepada sesama. “Saya sekarang sudah berumur, saya ingin setia menjalani. Saya bergabung dan saya juga membawa kedua putri saya untuk datang bersumbangsih,” jelasnya.

Perkembangan komunitas relawan yang baik tentunya menunjang kelancaran kegiatan Tzu Chi. Jika setiap relawan bisa menjiwai Budaya humanis Tzu Chi serta mempraktikkannya, maka kebijaksanaan relawan pun akan terus diasah di dalam kegiatan Tzu Chi. Sosialisasi kali ini pun diakhiri dengan memanjatkan Doa Bersama.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Saatnya Bersumbangsih dan Bergabung

Saatnya Bersumbangsih dan Bergabung

11 Juli 2014 Setiap minggu pertama di setiap bulannya He Qi Pusat mengadakan acara sosialisasi Tzu Chi bagi calon relawan baru di kantor Tzu Chi He Qi Pusat, untuk memperkenalkan Tzu Chi kepada masyarakat.
Sosialisasi Relawan Baru Selatpanjang

Sosialisasi Relawan Baru Selatpanjang

13 Desember 2017
Agar warga mengenal lebih dalam Tzu Chi, relawan Tzu Chi Selatpanjang mengadakan sosialisasi relawan baru supaya bisa terus menggarap ladang berkah dan menebarkan cinta kasih.
Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa

Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa

19 Desember 2017

Semangat serta antusias yang membara membawa 8 orang relawan Tzu Chi Medan menuju Tanjung Morawa untuk memberikan sharing kepada Bodhistwa (relawan –red) baru di sana. Walaupun menempuh perjalanan selama satu jam di malam hari, relawan tetap semangat membagikan kisah inspiratif untuk 26 relawan baru di Tanjung Morawa.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -