Bersumbangsih Tanpa Membeda-bedakan

Jurnalis : Metasari, Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)

fotoKebahagiaan bukan hanya terpancar dari wajah penerima bantuan, tetapi juga para relawan karena telah berkesempatan berbuat kebajikan.

“Hargailah kehidupan dengan tidak membeda-bedakan batas negara dan suku bangsa, curahkanlah kasih sayang universal sepanjang masa untuk membentangkan jalan kehidupan bagi orang yang menderita di dunia.” (Kata perenungan Master Cheng Yen.

 

 

 

Turunnya hujan di berbagai wilayah Indonesia yang sudah berlangsung sebulan terakhir ini menyebabkan pasokan beras dari sejumlah penghasil beras menjadi berkurang. Hal ini juga berpengaruh terhadap harga beras yang mulai mengalami kenaikan. Warga dengan penghasilan yang terbatas pun mengalami kesulitan untuk membeli beras dengan harga terjangkau.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan pembagian beras cinta kasih di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya di daerah ibukota Jakarta, tepatnya Kelurahan Kali Anyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Seminggu sebelumnya, yaitu pada hari minggu 13 November 2011, 69 relawan gabungan dari berbagai Hu Ai di He Qi Utara mengadakan survei langsung ke lokasi dan berkenalan dengan warga calon penerima bantuan. Tujuannya adalah agar kita dapat mengetahui apakah warga tersebut layak atau tidak mendapatkan beras ini. Bagi yang layak mereka akan mendapatkan kupon beras yang harus dibawa untuk ditukar waktu pembagian beras. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat maka relawan akan memberikan penjelasan pentingnya pembagian beras ini dan apabila mereka bersedia untuk memberikan kupon beras tersebut ke warga lain yang lebih membutuhkan, secara tidak langsung mereka juga telah ikut berbuat kebajikan.

foto    foto

Keterangan :

  • Relawan 3 in 1 Tzu Chi mengunjungi rumah Ibu Ici (48), salah seorang warga penerima bantuan. “Alhamdulillah, saya mendapatkan beras ini. Suami saya sudah meninggal. Ibu sekarang hanya ikut anak dan urus cucu,” ungkap Ibu Ici sambil mengusap air mata(kiri).
  • Dengan adanya bantuan beras cinta kasih ini, Ibu Elly merasa sangat bersyukur dan berterima kasih dapat mengenal Tzu Chi (kanan).

Cinta Kasih Tanpa Memandang Perbedaan
Kegiatan pembagian beras yang dilaksanakan pada hari minggu 20 November 2011 berjalan sukses dan lancar. Sebanyak 97 relawan ditambah dukungan dari staf kelurahan dan pihak keamanan mulai dari yang muda sampai tua, tanpa membeda-bedakan saling mendukung kegiatan pembagian beras cinta kasih ini. Sebanyak kurang lebih 3.000 karung beras dibagikan ke warga yang kurang mampu di kelurahan Kali Anyar. Setiap keluarga memperoleh 1 karung beras yang berisi 20 kg. Walau hujan sempat turun membasahi lokasi, relawan tetap senyum dan semangat membagikan beras cinta kasih. Begitu juga halnya dengan warga yang sudah berbaris dengan rapi dan mengantri sejak pukul 6 pagi untuk mendapatkan beras cinta kasih yang berasal dari Taiwan. Ibu Ici, 48 tahun, datang bersama kedua cucunya yang masih kecil. “Alhamdulillah, saya mendapatkan beras ini. Suami saya sudah meninggal. Ibu sekarang hanya ikut anak dan urus cucu,” ungkap Ibu Ici sambil mengusap air mata.

Cinta kasih Tzu Chi universal, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras maupun golongan. Dalam kegiatan ini, semua yang membutuhkan akan diberikan bantuan berupa beras. Termasuk Ibu Elly (55) yang tinggal dengan anak laki-lakinya. Saat itu kami mengantarkan beras sampai ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari lokasi kelurahan Kali Anyar. Ibu Elly menceritakan beberapa waktu yang lalu anaknya operasi retina mata karena adanya gangguan penglihatan. Biaya operasi juga cukup besar dan membutuhkan bantuan dari saudara karena Ibu Elly sudah tidak bekerja. “Sudah lama saya tidak bekerja karena kaki saya mengalami reumatik dan sudah tidak kuat,” tuturnya. Saat ini anaknya hanya membantu di gereja dengan penghasilan yang terbatas, apalagi masih butuh untuk biaya perawatan. Dengan adanya bantuan beras cinta kasih ini, Ibu Elly sangat bersyukur dan berterima kasih dapat mengenal  Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Leo Shixiong (Liu Tao) warga Tiongkok yang ikut kergiatan ini mengatakan, “Hari ini sangat lelah, namun bahagia sekali karena dapat membantu orang lain. Saya juga mengajak teman-teman kantor untuk bergabung dalam acara pembagian beras ini ” (kiri).
  • Kegiatan pembagian beras ini berjalan dengan lancar dan tertib berkat kerja sama dari berbagai pihak: relawan Tzu Chi, aparat kelurahan, dan keamanan (kanan).

 Selain itu kami melihat beberapa relawan kembang (calon relawan) yang sangat antusias dalam kegiatan pembagian beras cinta kasih ini. Mereka berasal dari luar negeri seperti Tiongkok, Malaysia, dan Taiwan yang sedang dinas kerja di Jakarta, Indonesia. Mendengar di Indonesia juga ada Yayasan Buddha Tzu Chi, mereka meluangkan waktu libur untuk melakukan kegiatan seperti kunjungan kasih, dan daur ulang di depo pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah Leo Shixiong (Liu Tao) warga Tiongkok yang sudah sering mengikuti kegiatan  Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Hari ini sangat lelah, namun bahagia sekali karena dapat membantu orang lain. Saya juga mengajak teman-teman kantor untuk bergabung dalam acara pembagian beras di kelurahan Kali Anyar ini,” tutur Leo Shixiong. Kami juga sempat bertanya ke temannya, yaitu David Shixiong yang sering datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang. Saat ditemui di lokasi pembagian beras, ia mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur dapat membantu warga sekitar. “Warga di sini sangat susah dan banyak yang sakit. Selain itu juga banyak ibu-ibu rumah tangga yang hidup susah karena suaminya sudah meninggal,” ungkap David.

Kegiatan pembagian beras cinta kasih di kelurahan Kali Anyar akhirnya selesai juga. Rasa haru dan bahagia terlihat dari diri para relawan, pihak terkait dan warga penerima bantuan. Sumbangsih yang diberikan dengan hati yang tulus dengan tidak membeda-bedakan batas negara dan suku bangsa merupakan wujud cinta kasih universal yang perlu kita hargai jalinan jodoh dan berkahnya. Dengan selalu berpegang teguh pada 3 hal, yaitu: Gan En (Bersyukur), Zhun Zhong (Menghormati), dan Ai (Cinta Kasih) agar dapat membentangkan jalan kehidupan bagi orang yang menderita di dunia.

 

 


Artikel Terkait

Bukan Beban Melainkan Kebahagiaan

Bukan Beban Melainkan Kebahagiaan

14 Agustus 2023

Perdana, kegiatan temu Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) dan pertemuan Anak Teratai (anak asuh Tzu Chi) di komunitas He Qi Pusat diadakan di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan di Jalan Pangeran Jayakarta.

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Senang Menjadi Bagian dari Pekan Amal Tzu Chi

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Senang Menjadi Bagian dari Pekan Amal Tzu Chi

23 April 2018
Stan Tzu Chi Padang diserbu pembeli. Sate Padang vegetarian memang sudah tersohor kelezatannya. Tahun ini Tzu Chi Padang menyiapkan 1.700 porsi.
Gempa Palu: Berbuat Kebaikan di Tengah Bencana

Gempa Palu: Berbuat Kebaikan di Tengah Bencana

23 Oktober 2018
Selamat dari terjangan tsunami, sebagai wujud rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kasmayadi membantu korban gempa lainnya bersama relawan Tzu Chi di kota kelahirannya. Sehari-hari Kasmayadi bekerja di Sinar Mas dan juga aktif sebagai relawan Tzu Chi.
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -