Bersungguh Hati dan Tidak Terpengaruh oleh Kondisi Sekitar
Jurnalis : Henny Yohannes (He Qi Utara 2), Fotografer : Novita Natalia (He Qi Utara 2)Minggu
14 Juni 2020, Kelas Budi Pekerti di He Qi
Utara 2 kembali digelar dan berlangsung online
melalui aplikasi Zoom. Ada 65 participants
yang ikut dalam kelas ini.
Di tengah merebaknya wabah Virus Corona (Covid-19), banyak warga semakin mawas diri dan melakukan pencegahan terhadap virus ini. Banyak sekali aktivitas yang terhambat karena wabah ini, salah satunya Kelas Budi Pekerti di Komunitas He Qi Utara 2. Yang mana seharusnya kegiatan ini diadakan setiap bulan, namun karena Pandemi Covid-19, terhenti sejak awal Maret 2020 lalu.
Mengingat pentingnya pendidikan maka tim relawan pendidikan terpikir untuk menggelar kelas budi pekerti melalui Online (Zoom). Kelas perdana secara online pun dimulai pada Minggu 14 Juni 2020. Jumlah yang hadir cukup banyak terdapat 65 participants (Murid: 25 anak, gege jiejie: 6 orang dan Duifu mama/ papa: 34 orang). Kelas ini berlangsung selama 90 menit. Semua yang hadir secara online tampak senang, mengobati kerinduan setelah berbulan-bulan tidak bertemu Shigu Shibo-nya.
Kelas dimulai dengan memberi hormat kepada Master Cheng Yen, lalu meditasi kemudian menonton video Master Cheng Yen Bercerita yang berjudul “Cuka Manis dan Air”. Setelah itu, masuk ke materi kelas dengan tema “Bersungguh hati dan tidak terpengaruh oleh kondisi sekitar” yang dibawakan oleh Andrias Wijaya Shibo.
“Kami memilih tema ini karena sering kali kita sebagai manusia mudah sekali berubah, dan untuk memiliki hati yang bulat dan tekad dibutuhkan pembelajaran. Di tengah masyarakat sekarang ini banyak orang hanya ikut apa kata orang, padahal kita harus kembali ke hati kita sebagai pusat kemudi kehidupan,” ucap Andrias Shibo.
Hati yang Teguh dan Kuat
Dalam
hidup ini kalau kita mau mempunyai satu tujuan, maka harus fokus dan harus mempunyai tekad, semangat,
dan tidak mudah tergoda oleh keadaan lingkungan di sekitar kita. Jadi kita
harus betul-betul fokus pada tujuan. Kondisi sekitar sering kali menggelapkan
mata. Karena itu hati mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita, karena
hatilah yang menggerakkan seluruh nahkoda kehidupan manusia.
Keputusan kita setiap hari didasarkan atas pikiran, hati dan situasi. Maka kita hampir setiap hari selalu menggunakan HATI sebagai sumber kebenaran yang menerangi keputusan kita. Apa yang kita kerjakan menjadi lebih baik ketika diiringi dengan hati yang damai dan gembira.
Andrias Wijaya narasumber Kelas Budi Pekerti kali ini memberikan pemaparan tentang Hati yang Teguh dan Kuat.
Hati yang tenang dan damai adalah kekuatan, karena menjadi penjaga atas kehidupan kita. Hati yang gembira akan mempengaruhi keberhasilan seluruh hidup kita sepanjang hari. Sedangkan hati yang sedih dan gelap akan membuat kita melihat segala sesuatu menjadi kelabu.
Mata kita muda tergoda untuk melihat apa yang menyenangkan mata. Namun belum tentu itu baik bagi kita. Apa yang kita lihat, dengar dan ketahui belum tentu baik dan benar bagi kita. Kondisi sekitar tidak pernah bersifat tetap dan selalu berubah. Hati yang kuat dan teguh disinari oleh keyakinan diri yang kuat, tidak tergoda oleh kemilau dunia ini.
Pagi itu Andrias Shibo juga memberikan tips untuk melatih hati yang kuat.
“Pertama selalu kembali kepada prinsip dan ajaran hidup yang benar. Sediakan waktu untuk bermeditasi, singkirkan apa yang tidak penting dalam hidup ini, selalu mengucap syukur setiap pagi, membuang sampah-sampah kekecewaan dan kebencian dari hati kita, memaafkan dan mengampuni, mengisi hati kita dengan cahaya kebenaran dan cinta kasih. Dan terakhir melepaskan segala bentuk kemelekatan,” terangnya.
Menjadi Anak yang Kuat
Setelah
mendengarkan materi dari Andrias Shibo, Christine
Shigu moderator pagi itu mengajak murid-murid
TSB (Tzu Shao Ban) untuk bertanya.
Salah satu nya adalah Gea Angelica yang baru saja berduka karena ayahnya baru
saja meninggal 18 April 2020.
“Pagi Shibo Shigu, saya mau bertanya bagaimana cara kita bisa move on dari orang yang kita sayangi namun sudah tidak ada di dunia ini?”
Lalu Andrias Shibo menjelaskan, memang bukan hal yang mudah ditinggalkan oleh orang yang kita cintai atau yang mencintai kita. Dan memori itu pasti akan selalu ada dalam ingatan dan hati kita, jadi hal yang harus Gea lakukan yaitu, “Pertama mengucap syukur mempunyai papa yang sayang sama Gea, semua memori kebaikan, tanggung jawab, kesalehan papa justru bisa menjadi semangat dan motivasi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari Gea,” nasihatnya.
“Selanjutnya Gea bisa belajar kembali melakukan hobi Gea, misal Gea hobi menyanyi, Gea bisa melakukannya kembali untuk menyenangkan hati Gea. Normal hati sedih tidak apa-apa, tapi jadikan kesedihan itu sebagai memori yang baik di dalam hati bahwa Gea akan menjadi anak yang patuh, anak yang taat, anak yang sukses, anak yang akan meraih tujuannya. Jadi Gea lakukan kegiatan seperti biasa normalnya kehidupan sediakala walaupun masih mengingat papa, justru inspirasinya papa bisa menjadi semangat buat Gea untuk melakukan hal-hal yang kecil setiap hari”.
Christine Tjen Shigu pun memberikan semangat juga kepada Gea.
“Gea jangan terlalu sedih, kamu harus jadi anak yang kuat supaya bisa menyenangkan mama. Jadi sekarang fokus ke mama, mama harus di-support oleh Gea, kakak dan adik Gea. Harus membuat mama senang, jadi Gea harus jadi anak yang baik, semangat ya Gea,” kata Christine Tjen Shigu.
Persiapan Kegiatan Kelas Online
Kelas yang berdurasi selama 90 menit ini memberikan anak-anak dan peserta lainnya nilai-nilai kehidupan yang membantu mereka mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Awalnya Chistine Tjen (penanggung jawab kelas Budi pekerti He Qi Utara 2) melihat bahwa Komunitas He Qi Pusat mengadakan Zoom untuk kelas TSB (Tzu Shao Ban). Kemudian terpikirlah beliau untuk mencoba mengadakan kelas online lewat Zoom juga dan khusus TSB He Qi Utara 2. Kenapa hanya TSB, karena anak-anak TSB sudah lumayan besar (usia 11-13tahun) jadi akan lebih mudah diatur dibandingkan anak-anak QZB (Qing Zi Ban) yang masih kecil-kecil dan jumlahnya lumayan banyak.
Kemudian Christine Tjen menghubungin Soeryaty, koordinator TSB Utara 2 untuk mendiskusikan masalah ini, dan ia setuju dengan ide ini. Lalu mereka meminta bantuan Andrias Wijaya untuk menjadi narasumber kelas Budi Pekerti TSB online He Qi utara 2, yang mana beliau juga membantu di kelas TSB He Qi Utara 2. Setelah Andrias bersedia baru tim pendidikan membuat pengumuman di kelas TSB. Dan para Daifu mama pun membantu menghubungi para orang tua anak-anak tentang kegiatan ini ke gropnya masing-masing.
Dengan adanya kegiatan kelas Budi Pekerti ini diharapkan anak-anak mendapatkan nilai-nilai kehidupan di luar dunia akademis mereka. Dengan nilai-nilai yang mereka dapatkan ini, dapat membantu mereka mengatasi permasalahan di kehidupan mereka sehari-hari.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Bersungguh Hati dan Tidak Terpengaruh oleh Kondisi Sekitar
18 Juni 2020Kelas Budi Pekerti di Komunitas He Qi Utara 2 memulai lagi kegiatan mereka yang terhenti sejak awal Maret 2020 lalu. Kelas perdana secara online ini pun dimulai pada Minggu 14 Juni 2020. Jumlah yang hadir cukup banyak, mereka tampak senang, mengobati kerinduan setelah berbulan-bulan tidak bertemu Shigu Shibo-nya.