Bersyukur Atas Apa yang Kita Miliki

Jurnalis : Lindawati Tjiawi (Tzu Chi Medan), Fotografer : Ryanto Budiputra (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Relawan dan anak-anak berjalan dengan riang menuju rumah salah satu anak asuh Tzu Chi Medan, Minggu 30 Juli 2017.

Minggu  yang  cerah, sekitar pukul 07.30 WIB, di Depo Mandala sudah terlihat  ramai. Para relawan sudah sibuk, di lantai 1 ada relawan dan Tzu Ching yang memilah barang-barang daur ulang. Sedangkan di lantai 2 relawan sedang briefing mempersiapkan kegiatan kunjungan  kasih  ke rumah anak-anak asuh Tzu Chi. 

Pukul 08.00 WIB pagi, anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen juga  mulai berdatangan. Mereka berkumpul di lantai 2,  duduk  manis berdasarkan grup masing-masing. Anak-anak  dibagi menjadi enam grup, masing-masing grup diketuai oleh seorang relawan, dan ada 2 atau 3 orang pendamping, serta 5 atau 6 murid.  Masing-masing  grup mengunjungi seorang anak asuh.

“Kunjungan kasih ke rumah anak asuh ini merupakan salah satu program di kelas Qin Ji Ban,” kata Tony Honkley di Depo Mandala, 30 Juli 2017.

Murid-murid diajak ke rumah anak asuh agar mereka mengetahui berkah yang mereka miliki dan merasakan betapa bahagianya mereka.

“Dengan kunjungan kasih kita bersyukur atas apa yang kita miliki,” kata Yanny, koordinator kelas kata perenungan Master Cheng Yen. 

Relawan dan anak-anak disambut dengan ramah oleh Ibu dari Gideon, salah satu anak asuh.


Anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen mendengarkan Ibu dari Gideon menceritakan aktivitas sehari-harinya.

“Dengan melihat dan mengetahui kehidupan anak asuh, Xiao Pu Sa, lebih bisa menghargai berkah dan menghargai  orang tuanya,” Siu  Lin menambahkan.

Sebelum berangkat, murid-murid diberikan arahan oleh koordinator acara, Tony Honkley. Para murid dipesan agar senantiasa menjaga kesopanan dan menghargai pemilik rumah dan anak asuh, tidak  boleh ribut dan membuat onar. Saat jam menunjukan pukul 09.00 pagi, masing-masing grup mulai bergerak menuju tujuan masing-masing.

Group 4 yang diketuai oleh Relawan Rosna bersama dengan anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen dan pembimbingnya berjalan menelusuri lorong sempit. Di kiri kanan lorong terlihat tumpukan sampah dan kandang ayam. Ternyata di lorong ini banyak yang mata pencahariannya adalah pemulung. Mereka adalah pemulung plastik, kardus, koran, dan pemulung sisa makanan untuk ternak mereka.

Terlihat ada murid yang menutupi hidung menghalangi aroma tak sedap masuk. Namun para murid masih terlihat tenang walau ada salah satu yang mengatakan bau. Sampai di rumah tujuan ternyata pemilik rumah sudah menunggu, dia adalah ibu dari Gideon. Rumah kecil ukuran 5m x 6 m terlihat apik, barang-barang tersusun rapi. Para murid dan relawan dipersilahkan masuk.     

                   

Anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen dan anak asuh sama-sama menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.    

              

Tak lupa, relawan memberikan suvenir untuk anak asuh.

Dengan santai semua duduk di lantai tanpa alas tikar, duduk berhimpitan karena ruangan yang sempit. Walau demikian tidak mengurangi suasana gembira. Gideon adalah anak  ke-3 dari 4 bersaudara yang duduk di kelas 3 SD. Ibu Gideon adalah seorang pemulung dan pengumpul sisa sayuran dan makanan. Selain itu ibu Gideon membantu neneknya memberi makan ternak babi. Begitu juga kedua kakak Gideon yang duduk di kelas 1 dan 2 SMP ikut membantu memulung sisa makanan dan sayuran di pasar sepulang dari sekolah.  Ayah mereka pergi meninggalkan keluarga.

Murid-murid kelas kata perenungan Master Cheng Yen dengan tenang mendengar cerita mama Gideon tentang aktivitas mereka sehari hari. Anak-anak terlihat agak kaku karena belum saling mengenal. Gideon diajak bernyanyi bersama oleh murid-murid. Mereka sama-sama menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Dengan bernyanyi  bersama, mencairkan  suasana yang kaku. Kemudian relawan mengajak murid dan keluarga Gideon menyanyikan lagu Satu Keluarga sambil memeragakan isyarat tangan. Terlihat ada keakraban saat bernyanyi dan isyarat tangan bersama.

Saatnya untuk  pulang, Gideon diberi suvenir berupa buku dan alat tulis, juga makanan ringan. Keluarga Gideon sungguh senang dengan kehadiran anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen dan relawan.

Anak-anak mengikuti briefing sebelum berkunjung ke rumah anak asuh.

Pukul 11.00 WIB, semua murid dan relawan sudah berkumpul kembali di Depo Mandala. Para  murid diminta sharing pengalaman kunjungan kasih mereka. Masing-masing menceritakan bagaimana perasaan mereka melihat sendiri kehidupan anak asuh Tzu Chi. Kelly, salah satu murid mengatakan sangat bersyukur karena dapat belajar dengan nyaman di rumah. Christopher  mengatakan sedih melihat keadaan anak asuh yang makan apa adanya, tidak dapat  pilih makan, sedangkan dia dapat makan enak. Sementara Sherlin mengatakan akan berbakti pada orangtua karena dia bersyukur  dengan dirinya.

Kunjungan kasih ke rumah anak asuh membuat para murid mensyukuri apa yang mereka miliki. Mereka sadar harus berbakti pada orangtua, membantu orangtua di rumah, dan tidak melawan orangtua.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -