Bersyukur Bisa Membantu Orang Lain
Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Haryo Suparmun, Linawati Musim, Liwan (He Qi Utara)Pada hari Minggu, 7 Juni 2015 relawan Tzu Chi mengajak Gan En Hu dan anak asuh untuk tur bersama ke rumah batin Aula Jing Si, Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Langkah pertama Tzu Chi dimulai dari Misi Amal yang berpedoman pada welas asih kepada sesama tanpa harus sedarah serta sependeritaan dan sepenanggungan. Tzu Chi Komunitas He Qi Utara awal minggu pertama setiap bulan selalu mengundang Gan En Hu (penerima bantuan) dan anak asuh datang ke Jing Si Books & Cafe Pluit. Tempat di mana biasanya mereka berkumpul dalam suasana kekeluargaan, mendengarkan video ceramah Master Cheng Yen, sharing dari relawan, dan berbagai acara menarik lainnya.
Pada hari Minggu, 7 Juni 2015 relawan Tzu Chi mengajak Gan En Hu dan anak asuh untuk tur bersama ke rumah batin Aula Jing Si, Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pukul 9.00 WIB tepatnya 59 peserta telah berkumpul dan berangkat bersama dari Jing Si Pluit. Sesampainya di Aula Jing Si, relawan Tzu Chi menyambut kehadiran mereka dengan menyanyikan lagu “Selamat Datang” sambil bertepuk tangan. Setiap pos terdapat relawan yang menceritakan kisah perjalanan misi Tzu Chi di Exhibition Hall dari lantai dasar hingga menelusuri lorong poster kegiatan Tzu Chi Indonesia.
“Kita mengajak mereka untuk mengunjungi rumah batin kita di Aula Jing Si Tzu Center PIK supaya mereka mengenal lebih jauh Master Cheng Yen, mengenal masa-masa Tzu Chi dari awal masa sulit sampai besar seperti saat ini. Kita juga ingin menghadirkan suasana yang akrab penuh kekeluargaan seperti halnya relawan Tzu Chi pulang ke Hualien, Taiwan,” tutur Melliza Shijie selaku PIC Acara.
Sebanyak 36 relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara bersatu hati mempersiapkan acara Tur Aula Jing Si bersama Gan En Hu dan anak asuh.
Relawan Tzu Chi berbagi cerita dan pengalaman kegiatan yang terdapat pada setiap pos-pos misi Tzu Chi.
Membantu Dengan Sukacita
Sejak pagi hari Liwan Shixiong sudah datang ke wilayah pemukiman Tanah Pasir untuk menjemput seorang Gan En Hu bernama Erik (25), beserta ayahnya (Iskandar). Walaupun sudah terlihat lebih sehat dan gemuk, namun kedua kaki Erik masih tetap seperti sebelumnya tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri. Tinggal di sebuah kos kecil di lantai 2 membuat Pak Iskandar harus menopang Erik di punggungnya dan turun perlahan-lahan melalui tangga yang sempit dan curam. Melihat kondisi seperti itu Liwan Shixiong pun terharu dan tidak tega melihatnya. “Saya sudah meminta mereka untuk cepat cari tempat sewa di bawah, sudah sangat berat beban mereka,” ungkap Liwan Shixiong relawan yang aktif di misi Amal Tzu Chi. Sampai di Aula Jing Si PIK, Liwan Shixiong merangkul Erik duduk di kursi roda dan membawanya untuk menunggu peserta lainnya yang sedang dalam perjalanan. Setelah semuanya berkumpul, tur pun dimulai.
Di dalam misi Amal Tzu Chi, relawan menganggap Gan En Hu dan anak asuh seperti keluarga sendiri. Di mana kita ikut merasakan secara batiniah permasalahan yang dihadapi dan membantu mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada. “Tzu Chi ini dari awalnya tidak kenal dari siapa dan dari mana datangnya, tapi senanglah dapat teman baru. Relawan Tzu Chi juga baik dan tulus. Kalau minta tolong sama orang lain belum tentu segampang itu, tapi relawan Tzu Chi itu cepat,” ungkap Erik.
Liwan Shixiong berfoto dengan Erik tepat di sebelahnya ada poster mereka pada tahun 2012.
Pembagian biaya hidup dan SPP dilakukan pada awal minggu pertama setiap bulan di Jing Si Books & Café Pluit.
Master Cheng Yen berkata, “Orang yang dapat memberi bantuan lebih beruntung daripada penerima bantuan.” Inilah yang juga dilakukan oleh Erik sejak beberapa tahun ini. Tidak hanya sebagai penerima bantuan saja, akan tetapi setiap bulannya Erik rajin menyisihkan uang ke dalam celengan bambu. Ketika relawan datang kunjungan ia pun menyerahkannya dana cinta kasih ini untuk dipakai bersumbangsih demi menolong sesama yang membutuhkan. “Kita dibantu ya ingin juga membantu orang bagaimana pun caranya, walaupun mungkin tidak besar. Setidaknya kita bisa membantu orang dengan senang,” tuturnya dengan semangat.
Setelah berkeliling di Aula Jing Si bersama relawan Tzu Chi, sampailah di lantai 4 tempat replika gubuk Master Cheng Yen. Disela perbincangan Erik juga mengungkapkan, “Hebat juga ya Master Cheng Yen. Seorang diri mempunyai pemikiran begitu jauh untuk menolong orang lain, sehingga membentuk sebuah Yayasan Tzu Chi yang sampai sekarang sudah membantu banyak orang dan menurut saya itu sangat hebat ya. Saya lihat relawan Tzu Chi akan semakin berkembang lagi karena semakin banyak yang tergerak untuk menjadi relawan juga.”
Erik telah menjalin jodoh dengan Tzu Chi sejak tahun 2009. Seorang anak muda yang tegar dan kuat serta rajin berdoa ke gereja. Kita dapat belajar dari semangatnya bahwa dalam melakukan kebajikan tidak melihat latar belakang, yang paling penting adalah niat cinta kasih yang tulus. Erik juga mempunyai harapan, “Semoga bisa terus berlanjut membantu yang lebih membutuhkan terutama yang pedalaman banyak orang-orang yang membutuhkan di sana. Semoga juga banyak yang tergerak untuk menjadi relawan.”