Bersyukur dan Berbakti Kepada Orang Tua
Jurnalis : Rosalina Rita (He Qi Pusat) , Fotografer : Rosalina Rita, Oei Lee Biek, Tjhin Men Hao (He Qi Pusat)Pertemuan (gathering) terakhir
anak asuh Tim Teratai di He Qi Pusat pada tahun 2017 diisi dengan kegiatan membasuh kaki kepada orang tua dan
pemberian surat cinta kasih.
Seperti biasa setiap minggu pertama di awal bulan, Anak Asuh Tim Teratai
mengadakan pertemuan untuk belajar banyak hal dan saling sharing satu dengan yang lainnya. Pertemuan kali ini adalah pertemuan
terakhir di tahun 2017. Pertemuan terakhir yang diadakan pada Minggu 3 Desember
2017 ini bertepatan dengan perayaan Hari Bakti Orang Tua untuk Anak Asuh dengan
Tema Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih.
Dihadiri oleh 64 anak asuh beserta orang tua nya, acara ini juga
melibatkan 30 relawan Tzu Chi dan 5 orang Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) dari He Qi Pusat. Perayaan Hari Bakti Orang Tua ini juga dihadiri
oleh para penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu).
Dalam acara ini juga ada peragaan isyarat tangan (Shou Yu) Mama yang
dibawakan oleh anak-anak asuh di tingkat sekolah dasar, serta persembahan lagu oleh Tzu Ching yang dulunya merupakan anak-anak asuh Tim Teratai. Judul lagunya: Lagu untuk Mama.
Perayaan Hari Bakti Orang tua untuk Anak Asuh ini diisi dengan momen membasuh kaki kepada orang tua dan pemberian surat cinta kasih anak-anak kepada orang tuanya sebagai ungkapan rasa syukur dan sayang mereka. Surat ini sudah ditulis dan dipersiapkan sebelumnya oleh anak-anak. Saat membasuh kaki dan membacakan surat cinta, banyak orang tua dan anak-anak yang menitikkan air mata.
Revaldo membacakan surat cintanya kepada sang ibu, Hartati.
Anak-anak merasa terharu saat membasuh kaki dan mengungkapkan isi hatinya melalui surat kepada orang tuanya.
Menurut Johan, salah satu relawan yang juga mentor anak-anak asuh Tim Teratai, tujuan dari acara hari ini adalah agar anak-anak lebih mengenal dan memahami, serta menghargai jasa orang tua mereka. “Kami berharap anak-anak lebih menghormati, mengerti, dan patuh terhadap orang tuanya. Orang tua sudah bersusah payah membesarkan mereka dan sudah sepantasnya mereka membalas kebaikan orangtua. Balas jasa tidak hanya dengan materi, tetapi juga dengan kasih sayang. Membasuh kaki adalah wujud rasa bakti dan rasa cinta seorang anak kepada orang tuanya, terutama kepada ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan anaknya,” ujar Johan.
Dalam sharing yang dituturkan
oleh Hartati, ibu dari salah satu anak asuh, Revaldo, ia mengatakan surat yang
dituliskan putranya ini sangat membahagiakannya. “Surat yang ditulis anak saya, ‘sehat
terus ya, Mama. Semakin kuat dan sabar menjalini ujian dari Tuhan untuk keluarga
kita’,” kata Hartati.
Pertemuan anak asuh ini diadakan di Gedung ITC Mangga Dua lantai 11, Jakarta Utara.
Sejak suaminya terkena stroke, Hartati harus menjadi tulang punggung
keluarga. Ia berjualan rujak buah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Untuk belanja bahan dilakukannya pada malam hari dengan ditemani putranya, Revaldo. Sejak ayah Revaldo sakit (stroke) dan tidak lagi bisa bekerja, biaya pendidikan Revaldo dibantu oleh Tzu Chi. Banyak perubahan positif yang terjadi pada diri Revaldo sejak menjadi anak asuh Tzu Chi. Salah satunya ia menjadi remaja yang lebih sabar, lebih dewasa
dalam berpikir, dan juga rajin belajar. Ini membuat Revaldo menjadi juara 1 di kelasnya.
“Saya juga berpesan kepada Revaldo untuk rajin belajar karena tidak semua
orang memiliki kesempatan untuk sekolah dan dapat bantuan. Harapan saya juga
untuk semua anak-anak (asuh Tzu Chi) ini agar (tetap) menyayangi orang tuanya, apa pun
keadaannya, jangan membuat mereka susah, jangan membuat orang tua sakit hati. Doa dan bimbingan dari orang tua itulah yang akan jadi pedoman (anak) untuk masa mendatang,”
pesan Hartati.
Editor: Khusnul Khotimah