Bersyukur dan Membalas Budi

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim, Andre Tanvis (Tzu Chi Medan)

Pengenalan cara pengelolaan sampah daur ulang dijelaskan dengan baik oleh relawan kepada anak asuh

“Siapa yang mau melakukan pelestarian lingkungan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada bumi ini,” tanya Suriaty shijie. “Mau!” itulah jawaban spontan penuh antusias yang dilontarkan oleh Neshya. Pada saat menghadiri acara kepulangan anak asuh Xie Li 3 dan Xie Li 4. Kegiatan ini dilangsungklan pada 21 September 2014, sebanyak 22 anak asuh dan 22 orangtua datang menghadiri. Acara ini bertujuan agar anak asuh Xie Li 3 dan Xie Li 4 bersama orang tua mereka dapat menjalin hubungan kekeluargaan yang lebih erat satu sama lainnya. Bersama orang tuanya, Neshya yang kali ini datang ke depo daur ulang Titi Kuning, Medan, langsung saja berbaur dengan anak-anak asuh Tzu Chi yang lain. Sewaktu diajak oleh relawan untuk mengisi bangku kosong dibagian penyusunan koran bekas, dengan cekatan langsung mengerjakan apa yang dikerjakan oleh relawan lain. Tingkah lakunya yang sopan dalam bertutur kata dan bertanya kepada relawan dikala dia tidak mengerti bagaimana cara yang benar untuk merapikan koran, membuat hati relawan tersentuh.

Neshya langsung memberikan respon positif sewaktu ditanya oleh pembawa acara mengenai siapa yang hendak melakukan pelestarian lingkungan

Di depo daur ulang Tzu Chi, Titi Kuning, para relawan mendampingi anak-anak asuh dan orang tua mereka untuk melakukan pemilahan sampah yang bertujuan agar kita semua dapat mengerti jenis sampah mana yang masih dapat di daur ulang. Suasana kekeluargaan yang kental terasa selama sesi pemilahan sampah. Setelah selesai, relawan pun mengajak semuanya untuk menuju ke lantai 3 dimana Suriaty shijie telah siap untuk berbagi topik-topik yang menarik. Acara selanjutnya peserta akan mendengarkan 3 topik diataranya, topik pertama yang diangkat adalah jodoh antara anak asuh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Menyimak topik yang diberikan, para orang tua dan anak asuh dapat merasakan bahwa untuk berbagi tidaklah harus terlebih dahulu menjadi kaya secara material tetapi bagaimana kita dapat kaya secara batiniah dengan menyisihkan sebagian kecil yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan sehingga aliran kasih sayang ini dapat terus mengalir, tidak berhenti pada diri mereka saja.

Isyarat tangan Sebuah Dunia yang Bersih dibawakan oleh para relawan yang berharap agar semua orang dapat turut serta dalam menjaga bumi

Selanjutnya pada topik kedua mengangkat bahasan untuk pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan yang dilakukan untuk dapat membentuk insan manusia yang bertanggungjawab melalui tampilan foto dan tayangan yang ditayangkan. Tayangan demi tayangan yang sangat menarik membuat mata kita semua terbuka bagaimana bumi yang kita tinggali saat ini telah dalam kondisi yang memperihatinkan. Pada salah satu tampilan foto, Suriaty shijie mengajak para hadirin untuk menebak apa yang dilihat dari foto tersebut. Foto yang menampilkan gambar kantung plastik yang mengapung di sungai. Proses penguraian plastik membutuhkan waktu ribuan tahun. Setelah itu peserta serta orangtua bersama relawan melakukan isyarat tangan yang berjudul "Dunia yang Bersih". Relawan Tzu Chi berharap agar kita semua dapat bersama-sama menjaga bumi  ini sebagai wujud rasa syukur.

Dengan linangan air mata Tommy (berbaju hitam) menggunakan kesempatan yang berharga ini untuk mengucapkan terima kasih kepada ibunya

Topik yang ketiga adalah berterima kasih dan membalas budi kepada orang tua kita. Dalam topik ini Suriaty shijie mengisahkan tentang cara berbakti kepada orangtua sesuai dengan ajaran Master Cheng Yen. Bahwa berbakti kepada orangtua bukan harus membelikan rumah yang besar atau memberikan uang yang banyak kepada orangtua. Dalam kesempatan ini Suriaty shijie mengajak anak-anak asuh bersujud di hadapan orang tuanya dan mengucapkan terima kasih karena telah membesarkan mereka. Suasana haru menyelimuti ruangan, Tommy salah satu anak asuh tak kuasa membendung air matanya, menangis sembari mengucapkan terima kasih kepada ibunya yang telah bersusah payah membesarkannya. Topik membalas budi orang tua ini, menjadi topik yang terakhir dan pada sesi penutupan, semua relawan mengajak anak-anak asuh dan orang tuanya untuk bersama-sama memperagakan isyarat tangan dari lagu "Satu Keluarga". “Semoga anak-anak asuh kita dapat lebih giat belajar dan dapat lebih mengerti pentingnya bersyukur dan membalas budi orang tua,” tukas Lina Kosnen shijie selaku penanggungjawab acara.


Artikel Terkait

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -