Bersyukur Kunci Semangat Hidup

Jurnalis : Desi Amizir (He Qi Selatan), Fotografer : Hadi Pranoto, Widosari Tjandra, Myrna Butar-Butar (He Qi Selatan)

Hurip Sularno Shixiong  membagikan buletin kepada penerima bantuan Gathering Gan En Hu sembari tersenyum lebar

Gathering Gan En Hu berlangsung di Jing Si Book & Café Blok M Plaza pada Minggu, 6 Juli 2014. Gathering Gan En Hu kali ini memiliki maksud dan tujuan yaitu pemberian bantuan jangka panjang Tzu Chi. Acara yang diadakan komunitas He Qi Selatan ini juga dihadiri oleh Hurip Sularno Shixiong (61), yang duduk berdampingan dengan para relawan lainnya. Tidak ada yang menyangka jika Hurip juga dulunya adalah pasien penerima bantuan Tzu Chi.

Pada tahun 2008 hingga 2009 Hurip Sularno Shixiong pernah menderita katarak yang membuatnya tidak bisa melihat sama sekali. Pria lansia ini tak pernah untuk putus asa untuk terus memanjatkan doa pada Sang Pencipta agar matanya bisa sembuh. Tahun 2010, tepatnya empat hari menjelang Imlek, rangkaian doa yang dipanjatkan terjawab. Kabar gembira datang menghampiri Hurip Sularno bahwa akan ada operasai katarak gratis yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di RS Omni BSD dan operasi kedua untuk mata kanannya seminggu menjelang Waisak yang dilakukan di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Cengkareng. Pada saat hadir di acara Gan En Hu Hurip Sularno shixiong tampak sumringah tanpa beban. Pertama kali ketika sudah dapat melihat perasaan senang bukan kepalang yang dirasa tiap hal kecil yang menurut pandangan orang biasa saja berbeda ketika Hurip Sularno shixiong memandang. Semua begitu berkesan dan indah.

Hurip Sularno Shixiong  sharing bersama Gan En Hu

Rasa syukur selalu diucapkan seolah semua yang awalnya tak mungkin terjadi pada akhirnya dapat terjadi dan merupakan sebuah keajaiban, operasi dilakukan tanpa dipungut biaya. Alhasil untuk mengekspresikan rasa syukur dan terima kasih, Hurip Sularno memberikan sumbangsih dan memanfaatkan hidupnya demi hal baik dan membantu semampu yang  bisa dilakukan dengan mencari tahu bagaimana cara untuk bisa menjadi relawan Tzu Chi. “Sekarang saya sudah bisa baca dan tulis lagi, kenapa hanya diam?” ungkapnya. Menuju perjalanan pulang tekad bulat menyelimuti hatinya untuk pergi ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi dan menanyakan tata cara menjadi seorang relawan. Relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Selatan pun menyambut baik niat baik ini. Untuk pertama kalinya kegiatan yang diikuti adalah bakti sosial pembagian beras di Tanah Tinggi. Disusul kehadirannya pada setiap baksos kesehatan yang digelar oleh Tzu Chi, termasuk juga kegiatan bedah buku di Jing Si Book & Café  Blok M Plaza, Jakarta Selatan.

Optimistis Pada Kehidupan
Sebelum terkena katarak, Hurip Sularno bekerja di perusahaan kontraktor bagian operasional, namun saat ini dirinya hanya bisa mencari nafkah dengan membantu melakukan apapun pekerjaan yang bisa dikerjakan sebagai perantara. Pekerjaan yang kerap dilakukannya seperti membantu menjualkan barang apa pun (perantara) yang ada di sekitar tempat tinggalnya, meskipun itu hanya cukup untuk menunjang kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan untuk kedua anaknya. Istri dan anak Hurip ikut membantu perekonomian keluarga. Istrinya menjadi tukang cuci dan anaknya ada yang bekerja di restoran. Meski tidak berlebihan, keluarga ini bisa hidup dengan tenang dan bahagia.

Hurip Sularno Shixiong bersama relawan lain menjalankan misi pelestarian lingkungan dengan  mengumpulkan kardus

Suatu hari pada tanggal 3 juli 2013, seusai mengikuti kegiatan bedah buku tubuh Hurip terasa kaku dan tidak bisa digerakkan. Hurip hampir jatuh. Peristiwa tersebut dilihat oleh James Shixiong yang juga mengikuti acara bedah buku pada malam itu. Hurip Sularno terkena stoke. James shixiong mengantarkan pulang. Selama lima hari sejak kejadian itu Hurip Sularno Shixiong tidak bisa duduk.  Hingga kini langkahnya terseok-seok, sesekali Hurip Sularno shixiong masih bisa mengikuti kegiatan seperti acara donor darah pada 15 Juni lalu dengan membantu dibagian pendaftaran, membagikan Buletin Tzu Chi, mengantar pendonor ke bagian ukur tensi serta mengajak tiap pengunjung yang lewat di depan Jing Si Book & Café untuk ikut berpartisipasi.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana sulitnya hari-hari yang pernah dilalui Hurip Sularno Shixiong pada saat operasi hernia beberapa bulan lalu di RS Marinir Cilandak, di tengah segala kekurangan yang dimilikinya serta rasa khawatir yang menghinggapi benak istrinya, Hurip Sularno Shixiong dapat menjalankan hari-hari dengan rasa syukur dan sikap optimis untuk selalu berguna bagi orang lain dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Tzu Chi.

“Saya terharu dengan tekad Pak Hurip, meski dengan keterbatasan fisik tetapi tekadnya tetap tinggi untuk membantu sesama,” kata Eva Wiyogo, Ketua He Qi Selatan, “meskipun dengan naik kendaraan umum yang jaraknya cukup jauh, tetapi semua dilakukannya.”

 


Artikel Terkait

Gempa Aceh: Kehangatan Kasih untuk Korban Gempa

Gempa Aceh: Kehangatan Kasih untuk Korban Gempa

13 Desember 2016

Meringankan penderitaan korban bencana dengan memberikan bantuan sandang, pangan dan obat-obatan serta memberikan perhatian untuk mengurangi trauma para korban bencana gempa Aceh oleh Tim Medis dan Relawan Tzu Chi Medan.

Senyum Kebahagiaan dan Cinta Kasih

Senyum Kebahagiaan dan Cinta Kasih

09 September 2014 Minggu pagi, 31 Agustus 2014, 45 relawan Tzu Chi berdatangan dan memenuhi lapangan yang berada di Panti Asuhan Putra Asih yang terletak di Jalan H.Shohib Abdul Aziz, Kota Tanggerang.
SMAT di Taman Matahari

SMAT di Taman Matahari

24 Juni 2015 “Kagum dengan ketulusan Tzu Chi yang tanpa membeda-bedakan agama, suku, dan hal lain dalam memberikan bantuannya. Saya dan teman-teman mendukung untuk ngumpulin uang di celengan bambu,” paparnya sambil memegang erat celengan bambu yang diterimanya.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -