Bersyukur Memiliki Tubuh Yang Sehat

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Lisda (He Qi Utara)

fotoMinggu, 25 September 2011, diadakan kegiatan baksos kesehatan untuk seniman bangunan di Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara .

Minggu, 25 September 2011, pada hari itu waktu masih pagi, relawan Tzu Chi dari Hu Ai Angke Warsidi Shixiong sudah mulai melakukan persiapan baksos bagi seniman bangunan di Aula Jing Si, yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Satu per satu relawan mulai berdatangan dan ikut membantunya, dimulai dari mengatur meja, memasang taplak meja, sampai dengan memantau persediaan obat.

Sebanyak 75 relawan hadir dalam kegiatan ini, diantaranya siswa/i SMF Candra Naya dan Mahasiswa/i  Universitas Pancasila. Fani salah satunya. Saat itu ia mulai memeriksa nama-nama obat yang  ada di dalam laci plastik bersusun tiga.Meluangkan waktu senggang untuk hal yang bermanfaat adalah keinginan tulus hatinya untuk berbuat kebajikan. Berlatar belakang pendidikan farmasi, ia bisa lebih banyak belajar membaca resep dokter dan menjelaskan dosis saat minum obat menurut aturan dokter kepada pasien yang berobat.

Jam 8 pagi Yenny Shijie dan Lydia Shijie mengawali kegiatan baksos dengan menerangkan awal mula Yayasan Budha Tzu Chi, kisah Master Cheng Yen, hingga visi dan misi Tzu Chi. Bercerita awal mulanya kisah celengan bambu yang berawal dari 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan 50  sen dari uang belanjanya untuk ditabung hingga begitu banyak menolong banyak orang yang kesusahan. Yenny Shijie mengajak para seniman bangunan untuk mempunyai celengan bambu. Berdana bukanlah hak yang dimiliki orang kaya. Meskipun kecil tapi kalau dilakukan oleh banyak orang tentu hasilnya akan banyak pula. “Lakukan selama Bapak–Bapak masih bisa bersumbangsih dan masih dibutuhkan untuk menolong orang. Semakin banyak kita menabur maka akan semakin banyak berkah yang kita tuai,“ jelasnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Para seniman bangunan menerapkan budaya humanis Tzu Chi dengan berjalan tertib dan rapi saat akan diperiksa kesehatannya. (kiri)
  • Mengukur tensi darah adalah hal yang selalu dilakukan saat pemeriksaan kesehatan. (kanan)

Dalam kesempatan itu, Liwan Shixiong mengucapkan ‘’Mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh seniman bangunan Aula Jing Si.” Ucapan ini disambut meriah dan hangat oleh 153 seniman bangunan yang telah ikut berjasa dalam membangun rumah insan Tzu Chi ini. Suasana kekeluargaan makin terjalin. Setiap Dui Fu (mentor) yang mendampingi 12 seniman bangunan dalam satu meja menanyakan kabar sanak saudara mereka hingga perjalanan mudik mereka ke kampung halaman beberapa waktu lalu. Ada cerita rasa suka dan duka, tetapi para seniman bangunan ini selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki sekarang, karena melihat banyak kehidupan orang lain yang masih lebih sulit dari mereka.

Selalu Bersyukur
Menjalin erat rasa persaudaraan dan rasa kekeluargaan, itulah hal yang  dilakukan  Jodie  Shixiong kepada para seniman bangunan.  Salah satunya adalah Usin yang baru saja usai melakukan pemeriksaan oleh dokter umum. Merantau ke Jakarta demi menghidupi keluarganya yang masih tinggal di kampung, Usin bersyukur menjadi seniman bangunan untuk rumah insan Tzu Chi  Indonesia. Berkenalan dengan relawan Tzu Chi yang begitu ramah dan penuh perhatian membuat dirinya tidak merasa sendiri karena jauh dari sanak dan keluarga.  Hari itu Ia hanya membutuhkan vitamin saja  untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Di sela-sela kegiatan, Jodie Shixiong selalu menjalin tali persaudaraan dengan para seniman bangunan.(kiri)
  • Sejak pagi para relawan komsumsi menyiapkan makanan dan minuman untuk para seniman bangunan. (kanan)

Di antrian tunggu perawatan gigi, ada seorang pasien bernama Joko. Ia sudah bekerja selama 1,5 tahun lamanya. Nama Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia sudah tidak asing lagi di telinganya, bahkan Ia juga suka bercerita kepada teman dan sanak saudaranya tentang relawan Tzu Chi dan kegiatannya. Beberapa kali ikut baksos di Aula Jing Si, baru kali ini ia memeriksakan giginya. “Sudah lama saya merasa tidak nyaman lagi ketika mengunyah makanan,” kata Joko. Rasa ngilu dan rasa sakit pada giginya makin terasa karena selama ini belum sempat berobat.  Drg. Dini  yang  memeriksanya mengatakan bahwa gigi Joko harus dicabut, tapi harus terlebih dulu diobati selama beberapa waktu baru boleh dicabut. Karena itu Drg. Dini membuat surat rujukan untuk Joko agar nantinya ditangani di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Melihat perubahan mimik Joko  yang berubah ketika diberitahu tentang giginya, drg. Dini menghiburnya agar tidak perlu khawatir karena untuk sementara waktu giginya yang sakit telah diberi obat.

Menurut dokter Budiarto Kusuma, salah satu dokter yang bersumbangsih pada hari itu, kondisi para seniman bangunan tidak ada masalah, hanya sakit ringan seperti pusing, pegal linu, dan kelelahan. Jadi dengan diberi obat untuk beberapa hari saja kondisinya akan segera membaik. Dr. Budiarto Kusuma sudah 4  kali  ikut dalam kegiatan baksos yang diadakan Tzu Chi, namun ia baru pertama kali ikut serta dalam kegiatan ini.  Walaupun ia belum berkesempatan bertemu Master Cheng Yen di Taiwan, ia selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen yang ditayangkan di DAAI TV, yang  selalu menginspirasi setiap orang untuk berbuat kebajikan.

Dalam kegiatan baksos ini,  ada 5  dokter umum,  3  dokter gigi, dan 3 perawat. Sejak pagi hingga siang dengan penuh sukacita tanpa mengenal lelah mereka memeriksa kesehatan para seniman bangunan. Relawan pun selalu siap membantu mereka hingga kegiatan baksos ini berjalan baik dan lancar. Master Cheng Yen selalu mengingatkan agar  kita bisa menangkap setiap kesempatan untuk berbuat baik, sebab kesempatan yang terlepas tidak akan pernah kembali dan segalanya menjadi terlambat .

  
 

Artikel Terkait

Bersiap Menjadi Bagian untuk Mengabadikan Sejarah Tzu Chi

Bersiap Menjadi Bagian untuk Mengabadikan Sejarah Tzu Chi

26 November 2019

Banyaknya kegiatan dan minimnya relawan video mendorong tim ZSM Batam untuk menyelenggarakan Workshop Videografi karena sepenggal video yang menyentuh dapat menggugah hati pemirsa dan membangkitkan kasih sayang terhadap sesama manusia serta lingkungan.

 Semangat Pelestarian Lingkungan di Festival Tzu Chi Xie Li Kampar

Semangat Pelestarian Lingkungan di Festival Tzu Chi Xie Li Kampar

14 Agustus 2019

Festival Tzu Chi Xie Li Kampar, merupakan kegiatan perlombaan yang dibalut suasana pameran karya-karya yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Antusiasme peserta terlihat dengan hadirnya 16 stan makanan vegetarian dan tanaman obat keluarga serta 18 stan produk daur ulang.

Barisan Panjang Penjaga Bumi

Barisan Panjang Penjaga Bumi

26 Mei 2009 Ketika panitia acara ”Gading Carnival 2009” sedang sibuk mempersiapkan acara karnaval, relawan Tzu Chi pun tidak ketinggalan ikut sibuk, meski Tzu Chi tidak ikut mengisi acara. Karnaval tersebut diadakan sebagai penutupan Jakarta Food and Fashion Festival 2009 yang berlangsung tanggal 13 - 23 Mei 2009 di Mal Kelapa Gading.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -