Bersyukur Setiap Saat

Jurnalis : Erli Tan (Heqi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Hok Lay Shixiong, oleh tim Bedah Buku diminta untuk membawakan sharing pada Bedah Buku hari Kamis, 12 Juli 2012 lalu. Bedah buku kali ini dihadiri oleh 20 orang peserta.

“Jika kita semua dapat hidup harmonis dan menyenangkan dengan yang lain serta dapat membaktikan diri untuk masyarakat, maka kita akan hidup dengan sungguh bermakna, penuh berkah, dan bahagia.”
Kata Perenungan Master Cheng Yen

 

Demikian sepenggal kutipan ucapan Master Cheng Yen di salah satu halaman buku “Lingkaran Keindahan”. Buku yang berjudul asli “The Cycle of Beauty” yang sudah diterjemahkan ini memang merupakan satu bacaan yang ringan, mudah dipahami, dan sangat cocok dibaca oleh siapapun.

Setiap kisah dan kejadian yang diceritakan Master Cheng Yen dalam buku tersebut sangatlah inspiratif dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dalam buku itu, juga mengandung ajaran-ajaran Master Cheng Yen yang secara tidak langsung memberitahukan kita bagaimana solusi dan cara-cara menyikapi setiap permasalahan yang akhirnya dapat membuka pikiran kita, membuat kita berpandangan lebih luas, lebih bijak, dan tentunya dapat kita praktikkan langsung secara nyata. Karena itu, sangatlah tepat bila isi buku tersebut dibahas di acara Bedah Buku hari Kamis di Jing Si Books & Cafe Pluit pukul 19.00 WIB tanggal 12 Juli 2012 yang lalu. Dihadiri oleh 20 orang peserta, bedah buku yang terlihat seperti diskusi itu berlangsung seru dan menarik.

foto  foto

Keterangan :

  • “Jika kita semua dapat hidup harmonis dan menyenangkan dengan yang lain serta dapat membaktikan diri untuk masyarakat, maka kita akan hidup dengan sungguh bermakna, penuh berkah, dan bahagia.” Demikian sepenggal kutipan ucapan Master Cheng Yen yang pada malam itu menjai tema Bedah buku (kiri).
  • “Kita harus menjalin jodoh baik dengan setiap orang, satu musuh saja itu sudah terlalu banyak,” ujar Like Shijie yang juga hadir pada malam itu (kanan).

Relawan yang punya berkah saat itu adalah Hok Lay Shixiong, oleh tim Bedah Buku beliau diminta untuk membawakan sharing pada malam itu. Materi yang dipilih untuk dibahas adalah Bab 7 dengan judul “Sebuah Panggilan Jiwa (Misi)”, karena buku yang tebalnya 235 halaman tersebut tidaklah mungkin bila dibahas dalam dua jam. Hok Lay Shixiong pun membuka topik dengan pertanyaan “Mengapa kamu meremehkan saya? Shixiong-Shijie apakah ada yang mau sharing mengenai diremehkan ini?” Beberapa peserta pun mengacungkan tangan dan berbagi pengalamannya. Ternyata diremehkan orang termasuk hal yang cukup umum terjadi. Dan kadang-kadang kita sendiri juga tidak sadar telah meremehkan orang lain, oleh sebab itu kita harus senantiasa waspada dengan setiap ucapan, tindakan, dan prilaku kita, harus berdasarkan pandangan setara memperlakukan setiap orang.

“Menghadapi setiap hal, kadang kita bisa langsung merespon dengan marah, itu namanya ego, kenalilah ego kita. Bila kita sadar akan munculnya ego dalam diri kita, kita bisa menahan untuk tidak marah. Atau misalnya saat kita sudah mengerjakan sesuatu dan ternyata tidak ada yang memuji, kita bisa marah dan tidak sadar, sifat dasar manusia memang begitu. Itulah sebabnya Master Cheng Yen sering mengingatkan kita berkali-kali dan berulang-ulang dalam ceramahnya, agar kita dapat mengikis lima racun batin (ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, kecurigaan). Kita harus bisa saling menerima pendapat orang lain, kalau tidak, itu artinya kita tidak bisa mengecilkan ego kita.” Dalam buku itu Master Cheng Yen mengatakan “Keegoisan Anda membuat orang lain sulit menghargai dan menerima Anda. Ketika Anda dan orang lain gagal untuk saling menerima, muncullah berbagai masalah.” 
   
Hok Lay melanjutkan, “Master selalu mengingatkan kita untuk bu bi jiao, bu ji jiao, yaitu tidak membanding-bandingkan dan tidak saling perhitungan. Karena dengan membanding-banding dan saling perhitungan ini hanya akan menimbulkan karma buruk ataupun kebencian. Hati kita tidak bisa diam sehingga timbul masalah, namun demikian bersyukurlah karena kita diberi kesempatan untuk belajar. Bila timbul masalah dan kita sanggup menghadapinya dengan baik, maka kita akan ‘naik kelas’, ini akan membuat kita semakin ‘kuat’, sehingga kebijaksanaan pun bertambah.”

foto  foto

Keterangan :

  • Hal terpenting dalam hidup adalah menjadi orang baik dan bekerja sama dengan orang lain. Jika kita mampu saling menghormati dan menghargai, sebuah masyarakat yang indah dan baik akan terbentuk dengan sendirinya (kiri).
  • Memupuk kebijaksanaan dalam menggarap ladang berkah, bila timbul masalah harus disyukuri, karena itu akan membuat kita menjadi lebih kuat. Bersyukur bila diremehkan dan waspada bila dipuji.’ (kanan).

Like Shijie yang juga hadir pada malam itu menimpali, “Kita harus menjalin jodoh baik dengan setiap orang, satu musuh saja itu sudah terlalu banyak,” ujarnya. “Dan selalu waspada akan fa man (kesombongan dharma), yaitu kesombongan karena merasa sudah sangat memahami dharma dan lebih mengerti dari orang lain. Kita harus seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk.” Di Tzu Chi banyak yang bisa kita pelajari, disadari atau tidak, belajar kebijaksanaan adalah wajib. Hok Lay Shixiong berpendapat bahwa kita harus belajar terus, “Mengkhawatirkan orang lain tidak belajar, lebih baik ingatkan diri sendiri untuk lebih banyak belajar. Melakukannya dulu sendiri sehingga bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.”

Tingkat kebijaksanaan setiap orang berbeda, oleh Adenan Shixiong dianalogikan denganhardware dan software komputer. “Bila software tidak bagus, tidak dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus, komputer akan hang, sebaliknya bila software bagus dan hardware juga mendukung, walaupun pekerjaan banyak tapi bisa berjalan dengan lancar. Seperti manusia, bagi tipe yang kurang bijak, bila sudah tidak sanggup menghadapi masalah maka mereka cenderung bersikap tidak bijak misalnya kesal, benci, ingin balas dendam, atau bahkan menyakiti diri sendiri (bunuh diri). Bagi orang yang bijak, walau bertemu banyak masalah pun dapat mengatasinya dengan baik.”

Dalam buku itu Master Cheng Yen menyebutkan bahwa “Kita datang ke dunia ini dengan sebuah misi, namun sebagian orang tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan mereka dan kemudian kehilangan arah, sedemikian sehingga kadang mereka menyakiti diri sendiri dan mengganggu masyarakat. Hal terpenting dalam hidup adalah menjadi orang baik dan bekerja sama dengan orang lain. Jika kita mampu saling menghormati dan menghargai, sebuah masyarakat yang indah dan baik akan terbentuk dengan sendirinya.” Demikianlah panggilan jiwa dan misi yang harus kita jalankan.

Di akhir acara bedah buku, Po San Shixiong pun menuturkan kesimpulan dari hasil pembahasan yang berlangsung selama hampir 2 jam itu. “Saat diremehkan, kita harus bersyukur, malah saat dipuji kita harus waspada, karena kita bisa terlena dan ego bisa timbul. Kita harus menyucikan hati sendiri dulu sebelum menyucikan hati orang lain. Kita harus memupuk kebijaksanaan dalam menggarap ladang berkah, bila timbul masalah harus disyukuri, karena itu akan membuat kita menjadi lebih kuat. Bersyukur bila diremehkan dan waspada bila dipuji.” Gan en.

 

 
 

Artikel Terkait

Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

16 Oktober 2012 Para relawan Biak yang berada di propinsi Papua telah sampai di Jakarta seminggu sebelum acara peresmian. Jarak Biak dan Jakarta tidak kurang dari 3.287 km, jika ditempuh dengan pesawat terbang memerlukan waktu lebih dari 5 jam.
Pelantikan TIMA Medan

Pelantikan TIMA Medan

04 Juli 2019

Tzu Chi Medan mengadakan pelantikan anggota TIMA di  Gedung Tzu Chi, Jl Boulevard Blok G /1 No 1-3 Kompleks Cemara Asri Medan pada Minggu, 30 Juni 2019. Sebanyak 33 tenaga medis  dilantik menjadi anggota TIMA Medan.

Menumbuhkan Kesadaran Untuk Hidup Sehat Sejak Usia Dini

Menumbuhkan Kesadaran Untuk Hidup Sehat Sejak Usia Dini

20 Februari 2019

Bertempat di SD Negeri Dofyo Wafor Biak Utara, Sabtu 16 Februari 2019, Tzu Chi Biak mengadakan Baksos Pengobatan Umum dan Gigi. Desa Dofyo Wafor sendiri telah menjadi desa binaan Tzu Chi Biak. 

 

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -