Bertekad Mempraktikkan Makna Bulan Tujuh

Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Joe Suati, Johnsen Wijaya, Yunita Margaret (He Qi Utara)

Diana Susanti (baju kuning) salah satu peserta yang menyampaikan sharing bahwa setelah mengikuti gathering bulan tujuh kedua, pengetahuannya kini bertambah. Khususnya tentang fakta-fakta yang terjadi di sebuah peternakan.

Setelah menggelar gathering Bulan Tujuh Penuh Berkah yang dihadiri oleh masyarakat umum pada bulan Agustus lalu, kini relawan Tzu Chi ingin mengetahui manfaat yang didapat oleh para peserta. Maka pada Minggu, 4 September 2016 relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara 2 kembali mengadakan gathering ketiga sekaligus penutupan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah. Kegiatan yang diadakan di Aula Jing Si Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk Jakarta tersebut dihadiri oleh 46 peserta umum dan 63 relawan Tzu Chi. Peserta yang datang diajak menjalin keakraban, duduk berkelompok dan didampingi relawan. Mereka juga diajak berfoto bersama, di mana hasil foto langsung dicetak dan diberikan kepada tiap peserta sebagai souvenir.

Kegiatan dipandu oleh relawan Tzu Chi Amelia Devina yang mengajak para peserta melihat kilas balik kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang pertama dan kedua.  Peserta disuguhkan pemahaman sekilas tentang Tzu Chi dan hakikat bulan tujuh lunar melalui video ceramah Master Cheng Yen. Amelia berharap peserta memahami bagaimana memperingati leluhur dengan cara yang bijaksana dan senantiasa berbuat kebajikan.

Peserta juga diberi kesempatan untuk menyampaikan sharing.  Salah satunya Diana Susanti. “Setelah ikut gathering bulan tujuh kedua saya jadi tahu kalau peternakan babi sangat kotor, begitu pula makanannya, jadi kalau kita makan babi berarti perut kita berisi kotoran juga”, ujarnya.

 

Relawan komite Tzu Chi dengan budaya humanis menyajikan teh hangat dan sushi vegetarian yang lezat. Para peserta baik anak-anak maupun orang dewasa tampak menyukainya.

Relawan Tzu Chi juga menampilkan peragaan isyarat tangan dengan makna mendalam tentang kehangatan kasih di dunia.

Sharing lainnya datang dari relawan yaitu Anna Tukimin yang sedang berupaya menginspirasi kleuarganya untuk bervegetarian. “Saya mulai mengajak saudara untuk vegetarian tapi tidak memaksa. Ketika sembahyang leluhur saya selipkan menu vegetarian dan mengurangi penggunaan kertas sembahyang, saudara pun dapat menerima”, ungkap Anna.

Salah satu rangkaian acara Bulan Tujuh yang tak kalah menarik adalah adanya dukungan dari 15 restoran vegetarian yang bekerja sama dengan Tzu Chi. Restoran tersebut bersedia memberi potongan harga spesial bagi tamu yang mempunyai kartu vegetarian Tzu Chi selama bulan tujuh lunar. Bagi Wuijaya, pengelola Fortunate Coffee (restoran vegetarian), dapat bekerja sama dengan Tzu Chi bak gayung bersambut karena satu misi dengannya. Wuijaya sendiri sudah bervegetarian sejak tahun 2005. “Alasan saya bervegetarian adalah karena cinta kasih. Kita tidak mampu menghidupkan makhluk hidup, jadi dari awal jangan membunuh demi kepuasan makan sesaat,” ucap Wuijaya.

Ia menambahkan, dengan membuka restoran vegetarian, berarti membantu orang lain menemukan makanan vegetarian dan mengurangi pembunuhan hewan.

 

Relawan Tzu Chi memberikan penghargaan kepada resto vegetarian rekanan yang bekerja sama dengan Tzu Chi selama bulan tujuh.

Selain Wuijaya, ada Xiao Ling, pemilik Cafe de Sunshine yang hadir dan menceritakan bahwa ia belajar bervegetarian dari anaknya yang bersekolah di Tzu Chi. “Anak saya suka cerita tentang kegiatan sekolah dan vegetarian. Saya beri dia menu vegetarian dan ternyata suka. Karena sering masak vegetarian lama-lama saya jadi tidak nyaman kalau harus masak daging, rasanya tidak tega,” kata Xiao Ling.

Niatnya untuk bervegetarian pun disetujui sang suami. Xiao Ling kemudian membuka restoran vegetarian karena melihat resto vegetarian di Jakarta belum banyak.

Tampak para peserta larut dalam sesi sharing ini. Hingga memasuki sesi break, relawan menyuguhkan teh hangat dan snack yang lezat yaitu sushi vegetarian. Di akhir acara, relawan mengajak para peserta  berdoa bersama agar niat baik yang dijalankan bersama membuat hati setiap orang damai dan berbahagia.


Artikel Terkait

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

23 Agustus 2015 Isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah menuntun kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu  Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lagu bernada ceria dan membangkitkan semangat ini dipilih karena sesuai dengan alur drama yaitu seorang petani (kakek) yang menuntun kerbaunya melewati perkebunan yang penuh dengan sawi putih segar serta perkebunan tebu manis yang mengundang liur.
Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2016
Senin, 08 Agustus 2016. Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Pinang mengadakan makan siang vegetarian secara bersama di kantor Tzu Chi Tanjung Pinang selama satu minggu berturut-turut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Tujuh Penuh Berkah
Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

08 Agustus 2018

Pada Minggu, 29 Juli 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Tanjung Balai Karimun untuk bervegetarian dan mengurangi penggunaan sampah plastik.


Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -