Bertekad Menjadi Teratai yang Indah
Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Jodie Lienardy, Sjukur Zhuang (He Qi Utara) Pada tanggal 29 April 2012, relawan Tzu Chi He Qi Utara mengikuti pelatihan relawan abu putih yang kedua di tahun 2012. |
| ||
Barisan relawan Tzu Chi selalu menjadi inspirasi bagi orang-orang yang melihatnya, dalam hal kerapian, ketertiban, keindahan. Demikian juga dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi yang melibatkan banyak relawan dan pihak luar, kerja sama tersebut tetap berlangsung rapi dan indah. Hal ini tidak terlepas dari budaya humanis Tzu Chi yang sejak awal ditanamkan kepada para relawan melalui pelatihan relawan secara rutin. Tempat Pembinaan Diri Stephen Ang Shixiong, relawan 3 in 1 (dokumentasi foto,video, dan tulisan) membawakan sharing mengenai “Sukarelawan atau Relawan”. Dalam berkegiatan, sukarelawan bersifat sukarela, suka baru datang, ada waktu baru datang. Sedangkan relawan artinya sudah bertekad melakukan, memiliki semangat misi (ada tanggung jawab). Bagi relawan Tzu Chi, dengan berseragam berarti sudah tidak mewakili diri sendiri, harus menjaga sikap dan citra diri. Pelantikan relawan adalah satu doa untuk memberkahi dan bertekad untuk lebih giat melatih diri, artinya sudah bersedia atau belajar bertanggung jawab dan menjadi anggota keluarga besar Tzu Chi. Ini juga menandakan keluarga Tzu Chi bertambah anggota lagi, bertambah Boddhisatwa di dunia, menambah kebahagiaan dalam masyarakat. Setelah bertekad menjadi relawan Tzu Chi, maka relawan menjalani pelatihan secara berkala. Anie Shijie, salah seorang komite Tzu Chi yang menangani pelatihan. Ia menjelaskan mengenai tujuan pelatihan di Tzu Chi adalah menyamakan pandangan, visi Tzu Chi yaitu menyucikan hati manusia, masyarakat tentram dan damai, dunia bebas dari bencana. Master Cheng Yen berharap setiap orang jangan hanya menjadi sebutir benih yang baik, harus tumbuh menjadi sebatang pohon yang berbuah cinta kasih universal yang besar. Menebarkan cinta kasih universal ke seluruh dunia adalah tanggung jawab seluruh insan Tzu Chi, melalui bidang dokumentasi Tzu Chi yang dinamakan 3 in 1. Relawan 3 in 1 disebut juga “Ren Wen Zhen Shan Mei” yang berarti orang yang menjadi teladan bagi manusia lain, mencatat sejarah yang benar, bajik dan indah, demikian sharing dari Henry Tando Shixiong (Koordinator 3 in 1 He Qi Utara). Dalam sharing ini, Henry Shixiong juga memutarkan video dokumentasi mengenai kisah relawan di Taiwan, Papa Jiang, yang telah berusia 77 tahun dan tetap bersemangat meliput kegiatan-kegiatan Tzu Chi melalui kamera videonya. Di usianya yang senior, Papa Jiang amat bersungguh hati belajar dari nol mengenai kamera video dan komputer dari relawan lainnya. Semangat beliau untuk terus belajar dan bersumbangsih menjadi inspirasi luar biasa bagi relawan lainnya.
Keterangan :
Keindahan satu kesatuan terletak pada pembinaan diri setiap individunya. Keindahan tata krama Tzu Chi antara lain diwujudkan dalam tata cara berseragam, penampilan wajah, tata krama makan, seperti dijelaskan oleh Mei Rong Shijie melalui video ilustrasi. Tzu Chi menganut empat tata karma yaitu Duduk bagaikan genta, Berdiri bagaikan pohon pinus, Melangkah dengan ringan bagaikan angin, Tidur bagaikan busur. Manusia dan Bumi Sejak tahun 1990, Master menghimbau agar setiap orang menggunakan sepasang tangan yang bertepuk tangan untuk berkegiatan pelestarian lingkungan, berkembang menjadi ratusan dan jutaan pasang tangan yang melakukan. Pada kesempatan ini relawan juga diajak langsung ke stan pelestarian lingkungan dan mendapatkan penjelasan langsung mengenai praktik pelestarian lingkungan. Salah satu wujud tindakan ramah lingkungan adalah dengan bervegetarian. Vegetarian memberikan manfaat untuk kesehatan, menghargai makhluk hidup dan lingkungan. Qiu Lan Shijie berbagi pengalaman bahwa orang yang bervegetarian tidak perlu khawatir kekurangan gizi, dirinya sendiri telah menjalani vegetarian selama 26 tahun dan tetap sehat, kuat, bisa berkegiatan dengan lancer. Demikian pula cucunya yang sudah vegetarian sejak dalam kandungan, kini di usia balita tetap sehat dan kecerdasannya sangat tinggi. Bersyukur dan Menghargai Waktu Bersyukur berarti menyadari berkah, menghargai berkah, menciptakan berkah kembali. Like Hermansyah Shijie menyampaikan pesan cinta kasih berjudul “Hati yang Dipenuhi Rasa Syukur”. Hidup hanya satu tarikan nafas, karena itu manusia harus menghargai waktu yang singkat. Master Cheng Yen mengilustrasikan manusia dan waktu seperti ikan dan air, begitu air habis berakhirlah hidup ikan, demikian juga ketika waktu habis, hidup manusia berakhir. Setiap hari bangun harus bersyukur, telah melalui satu hari lagi, namun juga telah berkurang satu hari lagi. Kerugian materi bisa dicari kembali, kerugian waktu tidak dapat kembali lagi. Setelah mengikuti rangkaian sharing sepanjang pagi hingga sore, acara pelatihan ditutup dengan menyaksikan video ceramah Master Cheng Yen dan berdoa. Para peserta pun saling mengucapkan “Gan En” kepada sekelilingnya, bersyukur telah mendapatkan banyak wawasan baru, bersyukur bisa saling menemani sepanjang hari. Dunia Tzu Chi adalah dunia penuh syukur. | |||
Artikel Terkait
Membuka Harapan Baru di Sintang
17 Desember 2018Kunjungan Mahasiswa BEM FIB Universitas Indonesia
08 Mei 2019Dari menonton program-program DAAI TV, Sphatika menjadi suka dengan kegiatan-kegiatan sosial. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari Tzu Chi. “Salah satunya kalau memberi itu menguntungkan bukan merugikan,” ucap remaja 19 tahun ini.