Bertekad Menjadi Teratai yang Indah

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Jodie Lienardy, Sjukur Zhuang (He Qi Utara)
 

fotoPada tanggal 29 April 2012, relawan Tzu Chi He Qi Utara mengikuti pelatihan relawan abu putih yang kedua di tahun 2012.

Hari Minggu tanggal 29 April 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menyelenggarakan pelatihan relawan abu putih He Qi Utara.  Ini adalah pelatihan kedua di tahun 2012.  Sejak pukul 7 pagi terlihat relawan mulai berdatangan ke aula lantai 3 Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cengkareng. Pelatihan dibuka pada pukul 8.30 oleh Amelia Devina Shijie sebagai pemandu acara.

 

 

Barisan relawan Tzu Chi selalu menjadi inspirasi bagi orang-orang yang melihatnya, dalam hal kerapian, ketertiban, keindahan.  Demikian juga dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi yang melibatkan banyak relawan dan pihak luar, kerja sama tersebut tetap berlangsung rapi dan indah. Hal ini tidak terlepas dari budaya humanis Tzu Chi yang sejak awal ditanamkan kepada para relawan melalui pelatihan relawan secara rutin. 

Tempat Pembinaan Diri
Materi pertama berjudul “Sukacita dalam Menemani” dibawakan oleh Elvy Kurniawan Shijie, seorang komite muda dan pembina Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi). “Tzu Chi artinya memberikan bantuan dengan welas asih.  Bagaimana Tzu Chi bisa berawal karena ada keyakinan Guru kita. Keyakinan adalah sumber pahala,” tutur Elvy Shijie. Dalam melatih diri, kita harus terlebih dahulu memperkokoh keyakinan diri, baru bisa mencapai kemajuan dengan langkah yang mantap. Keyakinan dilanjutkan dengan tekad, kemudian diwujudkan dalam praktik tindakan. Seberapa banyak kewajiban yang bisa diselesaikan, sebanyak itu pula kemampuan yang diperoleh.  Hal ini selaras dengan kata perenungan Master Cheng Yen yaitu melakukannya dengan sukarela, menerima dengan suka cita.

Stephen Ang Shixiong, relawan 3 in 1 (dokumentasi foto,video, dan tulisan) membawakan sharing mengenai “Sukarelawan atau Relawan”. Dalam berkegiatan, sukarelawan bersifat sukarela, suka baru datang, ada waktu baru datang. Sedangkan relawan artinya sudah bertekad melakukan, memiliki semangat misi (ada tanggung jawab). Bagi relawan Tzu Chi, dengan berseragam berarti sudah tidak mewakili diri sendiri, harus menjaga sikap dan citra diri. Pelantikan relawan adalah satu doa untuk memberkahi dan bertekad untuk lebih giat melatih diri, artinya sudah bersedia atau belajar bertanggung jawab dan menjadi anggota keluarga besar Tzu Chi. Ini juga menandakan keluarga Tzu Chi bertambah anggota lagi, bertambah Boddhisatwa di dunia, menambah kebahagiaan dalam masyarakat. 

Setelah bertekad menjadi relawan Tzu Chi, maka relawan menjalani pelatihan secara berkala. Anie Shijie, salah seorang komite Tzu Chi yang menangani pelatihan.  Ia menjelaskan mengenai tujuan pelatihan di Tzu Chi adalah menyamakan pandangan, visi Tzu Chi yaitu menyucikan hati manusia, masyarakat tentram dan damai, dunia bebas dari bencana. Master Cheng Yen berharap setiap orang jangan hanya menjadi sebutir benih yang baik, harus tumbuh menjadi sebatang pohon yang berbuah cinta kasih universal yang besar.

Menebarkan cinta kasih universal ke seluruh dunia adalah tanggung jawab seluruh insan Tzu Chi, melalui bidang dokumentasi Tzu Chi yang dinamakan 3 in 1. Relawan 3 in 1 disebut juga “Ren Wen Zhen Shan Mei” yang berarti orang yang menjadi teladan bagi manusia lain, mencatat sejarah yang benar, bajik dan indah, demikian sharing dari Henry Tando Shixiong (Koordinator 3 in 1 He Qi Utara). Dalam sharing ini, Henry Shixiong juga memutarkan video dokumentasi mengenai kisah relawan di Taiwan, Papa Jiang, yang telah berusia 77 tahun dan tetap bersemangat meliput kegiatan-kegiatan Tzu Chi melalui kamera videonya. Di usianya yang senior, Papa Jiang amat bersungguh hati belajar dari nol mengenai kamera video dan komputer dari relawan lainnya.  Semangat beliau untuk terus belajar dan bersumbangsih menjadi inspirasi luar biasa bagi relawan lainnya.

foto   foto

Keterangan :

  •  Para peserta training diajarkan cara membuat bio-enzyme yang berasal dari kulit buah (kiri).
  • Like Hermansyah Shijie menyampaikan pesan cinta kasih dengan tema “Hati yang Dipenuhi Rasa Syukur” (kanan).

Keindahan satu kesatuan terletak pada pembinaan diri setiap individunya.   Keindahan tata krama Tzu Chi antara lain diwujudkan dalam tata cara berseragam, penampilan wajah, tata krama makan, seperti dijelaskan oleh Mei Rong Shijie melalui video ilustrasi. Tzu Chi menganut empat tata karma yaitu Duduk bagaikan genta, Berdiri bagaikan pohon pinus, Melangkah dengan ringan bagaikan angin, Tidur bagaikan busur.

Manusia dan Bumi
Apa yang telah terjadi saat ini pada bumi kita? Gagal panen telah menjadi ancaman yang serius. Efek dari pemanasan bumi secara global terasa di seluruh penjuru bumi, cuaca ekstrim (temperature panas dan dingin dalam waktu singkat), banjir, es kutub mencair. Kejadian-kejadian alam timbul karena eksploitasi manusia terhadap bumi. Adenan Shixiong (komite dan koordinator pelestarian lingkungan He Qi Utara) membawakan sharing “Hidup Harmonis dengan Bumi”. Tahun ini secara khusus Master Cheng Yen menekankan pada survey kasus dan pelestarian lingkungan. Upaya pelestarian lingkungan tidak lain berharap agar manusia hidup harmonis dengan bumi. “Di dalam kondisi yang tidak baik, insan Tzu Chi harus mempertahankan kebajikannya. Seperti contoh keindahan bunga teratai yang tumbuh di lumpur, namun tidak tercemar kotornya lumpur,” ujar Adenan Shixiong.

Sejak tahun 1990, Master menghimbau agar setiap orang menggunakan sepasang tangan yang bertepuk tangan untuk berkegiatan pelestarian lingkungan, berkembang menjadi ratusan dan jutaan pasang tangan yang melakukan. Pada kesempatan ini relawan juga diajak langsung ke stan pelestarian lingkungan dan mendapatkan penjelasan langsung mengenai praktik pelestarian lingkungan. Salah satu wujud tindakan ramah lingkungan adalah dengan bervegetarian. Vegetarian memberikan manfaat untuk kesehatan, menghargai makhluk hidup dan lingkungan.  Qiu Lan Shijie berbagi pengalaman bahwa orang yang bervegetarian tidak perlu khawatir kekurangan gizi, dirinya sendiri telah menjalani vegetarian selama 26 tahun dan tetap sehat, kuat, bisa berkegiatan dengan lancer.  Demikian pula cucunya yang sudah vegetarian sejak dalam kandungan, kini di usia balita tetap sehat dan kecerdasannya sangat tinggi.

Bersyukur dan Menghargai Waktu
Manusia selalu mencari-cari kunci kebahagiaan hingga kadangkala bisa memilih jalan yang salah, karena pola pikir dan pandangan yang kurang tepat.  Master Cheng Yen mengatakan “Kunci kebahagiaan adalah kedamaian batin.” Kebahagiaan akan muncul ketika kita merasa bersyukur. Lo Hok Lay Shixiong membagikan resep kebahagiaan adalah dengan “Sup Tzu Chi” yaitu rasa puas diri, bersyukur, pengertian dan memaafkan. Jangan melihat apa yang belum dimiliki adalah wujud puas diri, ini menimbulkan rasa bersyukur.  Demikian juga dengan memahami orang lain, maka akan timbul toleransi (memaafkan).

Bersyukur berarti menyadari berkah, menghargai berkah, menciptakan berkah kembali. Like Hermansyah Shijie menyampaikan pesan cinta kasih berjudul “Hati yang Dipenuhi Rasa Syukur”. Hidup hanya satu tarikan nafas, karena itu manusia harus menghargai waktu yang singkat. Master Cheng Yen mengilustrasikan manusia dan waktu seperti ikan dan air, begitu air habis berakhirlah hidup ikan, demikian juga ketika waktu habis, hidup manusia berakhir. Setiap hari bangun harus bersyukur, telah melalui satu hari lagi, namun juga telah berkurang satu hari lagi.  Kerugian materi bisa dicari kembali, kerugian waktu tidak dapat kembali lagi.

Setelah mengikuti rangkaian sharing sepanjang pagi hingga sore, acara pelatihan ditutup dengan menyaksikan video ceramah Master Cheng Yen dan berdoa. Para peserta pun saling mengucapkan “Gan En” kepada sekelilingnya, bersyukur telah mendapatkan banyak wawasan baru, bersyukur bisa saling menemani sepanjang hari. Dunia Tzu Chi adalah dunia penuh syukur.
  
 

Artikel Terkait

Membuka Harapan Baru di Sintang

Membuka Harapan Baru di Sintang

17 Desember 2018
Tzu Chi Sinar Mas menggelar Baksos Operasi Katarak, yang kali ini dilaksanakan di Sintang, Kalimantan Barat, 14 dan 15 Desember 2018. Relawan ingin menyalakan kembali harapan para pasien katarak, sehingga mereka dapat menjalani hidupnya yang sempat terhalang kegelapan. 
Kunjungan Mahasiswa BEM FIB Universitas Indonesia

Kunjungan Mahasiswa BEM FIB Universitas Indonesia

08 Mei 2019

Dari menonton program-program DAAI TV, Sphatika menjadi suka dengan kegiatan-kegiatan sosial. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari Tzu Chi. “Salah satunya kalau memberi itu menguntungkan bukan merugikan,” ucap remaja 19 tahun ini.

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti : Ajarang Jing Si yang diterapkan dalam Keseharian

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti : Ajarang Jing Si yang diterapkan dalam Keseharian

28 Oktober 2015 Kamp Bimbingan Kelas Budi Pekerti Erdongban selama 2 hari (24-25 Oktober 2015) meninggalkan banyak kesan bagi murid-murid. Tidak hanya kesan, tetapi niat untuk berubah yang dimulai dari diri sendiri pun mulai terbentuk.
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -