Sebanyak 94 peserta dari warga dan 21 peserta dari SDN 05 Mangga Dua Selatan mengikuti baksos kesehatan gigi yang berlangsung di Depo Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta.
Bertepatan dengan Hari Kartini, yakni pada 21 April 2024, komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat berkolaborasi dengan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia mengadakan bakti sosial kesehatan gigi. Bakti sosial ini digelar di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat dan merupakan baksos gigi pertama di tahun 2024.
“Tujuan baksos gigi ini adalah untuk membantu warga sekitar khususnya warga sekitar Kelurahan Mangga Dua Selatan. Selain itu juga ada peserta dari siswa-siswi SDN 05 Mangga Dua Selatan,” jelas Usman Widjaja, penanggung jawab bakti sosial ini.
Sebelumnya pada Jumat 19 April 2024, para relawan bersama tim dokter gigi TIMA melakukan pre-screening (pemeriksaan gigi awal) dan membagikan kupon peserta baksos kesehatan gigi di SDN 05 Mangga Dua Selatan.
Kekompakan tim relawan dengan tim dokter gigi TIMA. Pada baksos ini, sebanyak 58 relawan Tzu Chi berpartispasi. Sementara dari TIMA Indonesia ada 15 tim dokter gigi, 4 perawat, dan 1 apoteker.
Usman Widjaja, penanggung jawab umum bakti sosial kesehatan gigi ini.
“Berangkat dari pengalaman pelaksanaan baksos kesehatan umum yang lalu, saya melihat animo kesadaran masyarakat terhadap kesadaran kesehatan gigi khususnya di sekitar wilayah Depo Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta ini agak kurang. Makanya saya menyarankan kepada relawan komunitas agar combine (berkolaborasi bersama) dengan beberapa tim dokter gigi TIMA melakukan pre-screening, “ulas Drg. Lynda, koordinator dari tim TIMA Indonesia.
Pada hari pelaksanaannya, baksos kesehatan gigi ini diikuti oleh 94 peserta dari warga, lalu 21 peserta dari SDN 05 Mangga Dua Selatan. Setelah melakukan daftar ulang, para peserta diperiksa lagi giginya, lalu pemeriksaan tekanan darah tinggi untuk peserta di atas usia 17 tahun. Tindakan perawatan gigi ini meliputi penambalan, pencabutan, dan scaling (membersihkan karang gigi). Setelah selesai tindakan, para peserta diberi obat untuk membantu pemulihan.
Meiza menunjukkan giginya yang bakal dicabut.
Anggara Kurnia Sofia berbincang dengan Drg. Lynda Verniati.
Meiza (12) siswi SDN 05 Mangga Dua Selatan hadir bersama ibu dan adiknya. Usai dicabut giginya, Meiza merasa lega. "Gigi susu saya sudah tumbuh dan tanggal, kemarin sakit, sekarang sudah hilang, dokternya juga baik, terima kasih,” ungkapnya tersenyum.
Sementara itu Anggaraya Kurnia (18) memang sudah lama ingin periksa gigi, namun belum sempat. Ketika ketua RT setempat menginfokan bakti sosial ini, ia langsung mendaftar. “Karena sewaktu kecil saya bandel, jadi gigi saya banyak yang bolong, banyak yang ditambal. Sebelumnya saya sempat takut karena belum pernah periksa gigi mandiri begini, tetapi sesudahnya yang saya rasakan tim dokternya profesional,” ungkap Angga.
Dr. Roy Hudiana senang dapat membantu masyarakat lewat baksos kesehatan ini.
Menurut pengamatan Dr. Roy Hudiana, tingkat kerusakan gigi para peserta baksos banyak yang sudah lanjut dikarenakan mereka tidak ada kemampuan untuk pergi ke dokter gigi sendiri. Karena itu tim dokter, termasuk dirinya perlu usaha ekstra dalam penanganan maupun tindakan medisnya dibanding kasus-kasus kesehatan gigi biasa. Namun Dr.Roy bersyukur bisa menggenggam kesempatan menggarap ladang berkah ini.
“Baksos seperti ini adalah ajang bagi kita untuk belajar, ilmu tidak ada yang akan pernah cukup. Di sini saya bisa punya pengalaman, yang tidak bakal saya bisa dapatkan ditempat praktik biasa, tetapi khususnya kebersamaannya, kekompakan teamwork, sharing knowledge, sharing pengalaman yang terstruktur dengan baik, yang sangat berharga. Maka setiap ada baksos-baksos besar yang diadakan Tzu Chi seperti ini, saya menyempatkan diri untuk ikut terjun,” ungkap Dr.Roy.
Baksos kesehatan gigi ini merupakan wujud nyata dari misi Tzu Chi dalam menyebarkan cinta kasih dan membantu mereka yang membutuhkan. Senyum cerah para peserta baksos menjadi bukti bahwa kesehatan gigi yang baik dapat membuka peluang untuk masa depan yang lebih baik.
Editor: Khusnul Khotimah