Berterima Kasih dalam Bentuk yang Nyata

Jurnalis : Elvi Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Hasan Tiopan (Tzu Chi Medan)


Sebanyak 41 Bodhisatwa cilik atau Xiao Pu Sa menyuguhkan teh buat ibunya dalam peringatan Hari Ibu Internasional yang digelar oleh Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen di Tzu Chi Medan, Minggu 20 Mei 2018. 

Berbakti kepada orang tua merupakan keharusan setiap orang. Dalam menyambut peringatan Hari Ibu Internasional yang jatuh pada minggu kedua bulan Mei, Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen mengadakan perayaan Hari Ibu, Minggu 20 Mei 2018 di Gedung Tzu Chi Medan Lantai. Acara ini dihadiri sekitar 41 peserta Bodhisatwa Cilik (Xiao Pu Sa), 32 orang tua Xiao Pu Sa dan 44 relawan pendamping.

Para peserta terlebih dahulu melakukan pendaftaran, lalu diarahkan menuju lantai 5 untuk mengikuti acara. Di dalam acara ini anak dan ibu akan mengikuti sesi suguh teh dan basuh kaki. Tepat pukul 9.00 WIB, acara dimulai dengan memberi hormat kepada Master Cheng Yen. Para peserta lalu diajak untuk menonton video tentang berbakti, Ceramah Master Cheng Yen yang berisikan bahwa berterima Kasih harus direalisasikan dengan sumbangsih. Karena badan jasmani diberikan oleh orang tua maka kita harus menggunakannya sebaik-baiknya dangan cara bersumbangsih di dunia ini, menciptakan keberkahan. Inilah yang dinamakan pahala dan membalas budi orang tua.


Para Bodhisatwa cilik membasuh kaki ibu.


Anak-anak menampilkan isyarat tangan dengan judul Xin Zhong De Sheng Yin.

Peragaan isyarat tangan berjudul Xin Zhong De Sheng Yin di bawakan oleh beberapa Xiao Pu Sa, dan di putarkan lagu berjudul Senyuman Terindah. Di puncak acara anak-anak menyuguhkan teh dan membasuh kaki ibu. Perasaan haru pun terlihat apalagi saat sang anak memberikan sovenir kepada ibu mereka masing-masing. Suvenir tersebut berisikan tulisan kata hati dari anak.

Mercu, ayah dari 3 orang anak, merupakan salah satu peserta yang mengikuti perayaan hari Ibu di Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen. Ia sangat terharu saat sesi suguh teh dan basuh kaki. Tahun ini merupakan tahun ke dua untuk ke tiga anaknya bergabung dalam kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala Medan.


Anak-anak memberikan hadiah buat ibu masing-masing berupa kata kata dari hati yang paling dalam. 


Tulisan isi hati anak-anak ibunda tercinta yang dituangkan dalam bentuk hadiah.

“Ini sangat bagus untuk bisa diterapkan,” ujar Mercu.

Untuk mempererat hubungan orang tua dengan anak diadakan juga sejumlah permainan. Ini untuk menyamakan batin antara anak dan orang tua dengan cara menutup mata mereka dan mengenali antara orang tua dan anak dengan cara saling memegang tangan.

“Terima kasih Papa Mama sudah menjaga saya, mencari kebutuhan rumah tangga, merawat saya dan memberikan adik-adik sebagai teman di kala saya kesepian” tutur Reese Victoria Kwan.


Foto bersama Relawan Tzu Chi dengan para Bodhisatwa cilik.

“Dua hal yang tidak boleh di tunda dalam dunia ini yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan” kata Perenungan Master Cheng Yen. Acara ini digelar sebagai wujud bakti anak pada orang tua.

“Tujuan kita mengadakan acara ini supaya anak-anak lebih dekat dan lebih menghormati kedua orang tua dan bisa mempraktekkan Kata Perenungan Master Cheng Yen di dalam masyarakat dan di keluarga,” pungkas Marliani Tjula selaku koordinator kegiatan.

Editor: Khusnul Khotimah 

Artikel Terkait

Berbakti Sebagai Balas Jasa

Berbakti Sebagai Balas Jasa

16 Mei 2019

Untuk mengingat dedikasi dan jasa para ibu-ibu diseluruh dunia, maka ditetapkanlah Hari Ibu. Begitu juga dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang pada hari Minggu, 12 Mei 2019, telah memperingati Tiga hari besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang serentak dirayakan diseluruh dunia.

Berbakti pada Orang Tua adalah Akar dari Segala Kebajikan

Berbakti pada Orang Tua adalah Akar dari Segala Kebajikan

14 Mei 2020

Murid-murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti di Tzu Chi Medan memperingati dan merayakan Hari Ibu Internasional melalui aplikasi Zoom, Minggu, 10 Mei 2020.

Gempa Nepal: Waisak Pertama Tzu Chi di Nepal

Gempa Nepal: Waisak Pertama Tzu Chi di Nepal

11 Mei 2015
“Kita semua praktisi Buddhis. kita semua hadir di sini karena kita cinta Buddha. Walau kita datang dari negara dan tempat yang berbeda tapi di sini kita datang untuk melatih apa yang Buddha ajarkan kepada kita dan sekaligus mengekspresikan rasa terima kasih kepada Buddha, Master Cheng Yen dan Sangha yang telah menunjukkan jalan yang baik kepada kita,” pungkas pria yang pernah mengenyam pendidikan di Negara Tirai Bambu itu.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -