Bervegetaris Untuk Melindungi Bumi

Jurnalis : Marlina, Vincent Salimputra (He Qi Utara 2), Fotografer : Marlina, Vincent Salimputra (He Qi Utara 2)

Para peserta dalam kelas Tzu Shao Ban antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh Christine tentang pentingnya bervegetaris.

Vegetarian, salah satu topik hangat dan banyak diperbincangkan sejak adanya pandemi Covid-19. Pandemi menjadi momentum bagi masyarakat untuk memulai ataupun mengubah gaya hidup termasuk pola makan, ke arah yang lebih sehat. Salah satu gaya hidup sehat yang semakin diminati oleh masyarakat, yaitu menjadi seorang vegetarian. Sebagian dari mereka yakin bahwa dengan menerapkan pola makan berbasis nabati bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Gaya hidup vegetarian juga telah dianjurkan oleh Master Cheng Yen sejak lama. Berbagai sosialisasi dan ajakan untuk bervegetaris bahkan telah dimulai sejak tahun 2003, ketika wabah SARS merebak di wilayah Asia. Sejak saat itu, Master Cheng Yen menghimbau para relawan untuk terus menggalakkan gaya hidup vegetarian sebagai sebuah program berkelanjutan. Salah satunya, ketika para relawan Misi Pendidikan Tzu Chi di komunitas He Qi Utara 2 menggenggam kesempatan dalam kelas Budi Pekerti tanggal 25 Juli 2021 untuk mengenalkan sekaligus meningkatkan kesadaran para murid Qin Zi Ban dan Tzu Shao Ban akan manfaat bervegetaris. Sebanyak 82 partisipan yang hadir dalam kelas daring yang berlangsung sejak pukul 09.20 WIB hingga 11.00 WIB, juga diharapkan dapat belajar bervegetaris untuk mengurangi karma buruk melalui mulut dan membangkitkan rasa welas asih mereka terhadap sesama makhluk.

Mengapa Harus Menjadi Vegetarian?
Sebelum memulai presentasi yang dibawakan dalam kelas Tzu Shao Ban, Christine sebagai pemateri bertanya kepada para Tzu Shao, “Shigu boleh bertanya kepada kalian yang hadir, apakah ada yang sudah berusaha atau belajar menjadi vegetarian?”. Ada sebagian Tzu Shao yang melakukan raise hand (emoji angkat tangan dalam aplikasi Zoom), ada juga yang menjawab di kolom komentar.

Christine menjelaskan 4 jenis makanan vegetarian yang dapat dipilih oleh para Tzu Shao sebelum mereka menutuskan untuk bervegetaris.

Agar para Tzu Shao dapat lebih memahami makna vegetarian dengan mudah dan jelas, Christine menerangkannya terlebih dahulu. “Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan. Vegetarian tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging, unggas, dan ikan. Tapi, vegetarian masih mungkin mengonsumsi produk olahan hewan seperti telur, keju atau susu,” terang Christine. Lebih lanjut, ia juga menambahkan informasi mengenai jenis vegetarian yang perlu diketahui oleh para Tzu Shao sehingga mereka dapat menentukan pilihan apa yang akan dikonsumsi. Ada 4 jenis vegetarian yang diuraikan dalam kesempatan ini, antara lain lacto vegetarian (tidak mengonsumsi semua produk hewani, kecuali susu), lacto-ovo vegetarian (tidak mengonsumsi semua produk hewani, kecuali susu dan telur), ovo vegetarian (tidak mengonsumsi semua produk hewani, kecuali telur), dan terakhir, vegan (tidak mengonsumsi semua produk hewani termasuk susu dan telur).

Setelah para Tzu Shao mendapatkan penjelasan mengenai vegetarian secara panjang lebar, Christine pun mengajak mereka untuk membuka pikirannya masing-masing bahwa ada alasan logis di balik keputusan seseorang menjadi vegetarian. Ada alasan kesehatan yang harus dijadikan pertimbangan. Pasalnya, menurut sejumlah penelitian bahwa terlalu banyak makan daging hewan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit seperti obesitas, hipertensi, kolesterol, jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya. Dengan menjadi vegetarian, berarti seseorang telah mengurangi risiko terkena penyakit tersebut. “Ternyata perbedaan waktu untuk memproses daging sangat lama. Kalian bisa bayangkan kerja usus dalam mencerna daging tersebut. Oleh karena itu, kita diharapkan untuk menjadi vegetarian dengan makan sayuran dan buah-buahan agar mudah dicerna dan juga meningkatkan metabolisme tubuh,” ujar Christine.

Alasan berikutnya terkait dengan fisiologis tubuh manusia. Keyakinan bahwa manusia tidak diciptakan untuk mengonsumsi daging merupakan alasan kuat menjadi seorang vegetarian. Hal ini dapat dibuktikan dengan anatomi tubuh manusia dan fungsinya, dibandingkan dengan anatomi dan fungsi tubuh hewan herbivora dan karnivora. “Struktur gigi dan pencernaan antara manusia dan karnivora sangat berbeda, manusia untuk mencerna sayuran, karnivora untuk mencerna daging. Kalian mungkin sudah pernah belajar anatominya terkait ini di biologi atau sains,” kata Christine.

Dalam kegiatan ini, ditampilkan pula perbandingan kandungan zat gizi antara bahan pangan nabati dan hewani agar para Tzu Shao dapat memahami dengan jelas.

Ada sebagian besar orang yang khawatir dan lalu menyimpulkan bahwa bila berhenti makan daging akan mengalami kekurangan gizi. Namun, hasil sejumlah penelitian membuktikan bahwa dalam banyak hal, gaya hidup vegetarian lebih sehat dibandingkan gaya hidup pemakan daging pada umumnya. Selain itu, keputusan seseorang menjadi vegetarian ternyata juga dapat melindungi bumi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa perubahan iklim terkait dengan pencemaran dan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Karbondioksida, metana dan gas rumah kaca lainnya menyebabkan suhu rata-rata global pada permukaan bumi meningkat, dan sebagian besar gas ini berasal dari peternakan hewan. “Selain menghasilkan gas berbahaya, peternakan juga membutuhkan lahan yang luas, hutan harus ditebang untuk lahan peternakan dan lahan menanam pakan ternak. Jadi, fungsi hutan untuk menjaga keseimbangan alam tergantikan oleh lahan peternakan. Akibatnya bisa terjadi banjir dan bencana alam lainnya,” sambung Christine.

Melengkapi pesan yang ingin disampaikan kepada para Tzu Shao, Christine menayangkan sebuah cuplikan video berdurasi 50 detik mengenai kondisi sapi yang terikat di sebuah tempat pejagalan hewan serta sebuah video animasi edukatif yang diproduksi DAAI TV Indonesia. Tujuannya pun untuk mengajak para Tzu Shao berkontribusi dalam mengurangi dampak pemanasan global, yaitu dengan cara bervegetaris.

Para Tzu Shao juga diberikan penjelasan tentang hubungan vegetarian dan perternakan yang menjadi salah satu sektor yang berkontribusi dalam pemanasan global.

Acara kemudian berlanjut dengan pemutaran video dari sebuah stasiun televisi Jerman, yang berisikan studi terbaru terkait hubungan antara gaya hidup vegetarian dan Covid-19. Hasil penelitian terhadap 2.000 lebih nakes dari enam negara berbeda (Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Amerika, dan Inggris) yang berjuang di garda terdepan menghadapi Covid-19, mengungkapkan bahwa gaya hidup vegetarian mungkin dapat menjadi faktor kunci dalam menentukan tingkat keparahan infeksi virus tersebut. Orang yang telah mengadopsi pola makan nabati dalam kurun waktu tertentu lebih kecil kemungkinannya untuk terkena dampak penyakit yang lebih parah.

Setelahnya, acara pun ditutup dengan foto bersama dan doa bersama agar dunia segera terbebas dari bencana dan pandemi Covid-19 segera berakhir.

I will eat everthings on the table but not chicken or meat
Di waktu yang bersamaan dengan kelas Tzu Shao Ban, diadakan pula kelas Qin Zin Ban. “Siapa yang tahu, apa itu vegetarian?” lontar Novita Natalia sebagai pembawa materi, memulai kelas daring Qin Zi Ban yang dihadiri oleh 51 partisipan pada hari itu. Jawaban-jawaban dari para Xiao Pu Sha menunjukkan bahwa sebagian besar dari para Xiao Pu Sha telah mengerti bahwa bervegetaris dapat membuat badan sehat, mengurangi pembunuhan makhluk hidup dan menjaga lingkungan. Novita kemudian memberikan pujian sebagai apresiasi kepada para Xiao Pu Sha yang telah mengerti maksud dan tujuan dari bervegetaris.

Novita sebagai pemateri juga menayangkan sebuah video tentang seorang anak yang akan makan apapun yang tersaji di atas meja kecuali daging.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan mengapa seseorang harus menjadi vegetarian. Di tengah materinya, ditayangkan sebuah video terkait berdurasi sekitar satu setengah menit. “I will eat everthings on the table but not chicken or meat”, adalah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh seorang gadis cilik dalam video tersebut. Pembawa materi yang telah menjalani diet nabati sejak 14 tahun yang lalu ini mengatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari kelas hari ini adalah mengajak para Xiao Pu Sha untuk belajar bervegetaris, yang mana juga sejalan dengan ajaran Master Cheng Yen untuk insan Tzu Chi di seluruh dunia. Ia juga menambahkan bahwa dengan bervegetaris, para Xiao Pu Sha juga berkontribusi mencegah efek rumah kaca karena berkurangnya peternakan.

Banyaknya hutan yang ditebang untuk dijadikan lahan peternakan, kebutuhan air yang berlimpah dan pemakaian listrik yang banyak serta gas metana yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak adalah kolerasi menjadi seorang bervegetarian dengan pelestarian lingkungan, dijelaskan secara menarik dan terperinci oleh Novita. Penebangan pohon-pohon untuk peternakan sangat jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan untuk membuat kertas, lagipula kita sekarang sudah banyak mendaur ulang kertas dari pemakaian sebelumnya, tambahnya lagi sekaligus menjelaskan pertanyaan dari Felice (11), yang mengira bahwa pembuatan kertaslah yang menyebabkan global warming.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Membuka Lembaran Baru, Semangat Baru di Tahun 2024

Membuka Lembaran Baru, Semangat Baru di Tahun 2024

02 Februari 2024

Kelas Bimbingan Budi Pekerti (Qin Zi Ban) di Tzu Chi Medan telah dimulai kembali pada 21 Januari 2024. Dengan semangat dan sukacita para Xiao Pu Sa dan didampingi orang tuanya mulai berdatangan.

Menerapkan Pendidikan Karakter Sejak Dini

Menerapkan Pendidikan Karakter Sejak Dini

07 Oktober 2021

Mengapa Kejujuran dan Amanah itu Penting, menjadi tema dari kelas bimbingan budi pekerti di Komunitas He Qi Utara 2 pada 26 September 2021. Masih dilakukan secara daring, kelas dihadiri oleh 76 partisipan.

Sikap Bakti Kepada Orang Tua

Sikap Bakti Kepada Orang Tua

08 Juni 2015

Seperti biasanya, anak-anak hadir membawa semangat untuk menimba ilmu di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Jam 08.30 WIB semua anak memasuki ruangan sesuai kelompok masing-masing. Sebanyak 22 Xiao Tai Yang (anak kelas budi pekerti) mengikuti kegiatan yang dibuka oleh Lissa Mama. 

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -