Berwisata Sembari Menimba Cinta Kasih Tzu Chi
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)Kunjungan ini memperkenalkan sejarah perjalanan Tzu Chi di Indonesia. Salah satunya adalah sumbangsih Tzu Chi dalam normalisasi Kali Angke hingga pemerintah menetapkan nama kali tersebut sebagai Kali Angke Tzu Chi.
Misi kemanusian Tzu Chi terus digerakkan, menyebarkan cinta kasihnya ke berbagai lapisan masyarakat. Relawan Tzu Chi pun tak henti-hentinya mengajak serta memperkenalkan Tzu Chi kepada orang – orang di sekitarnya. Ajakan ini tak hanya bersifat bersumbangsih saja tetapi merupakan pelatihan diri bagi setiap insan agar peka terhadap sesama.
Untuk memperkenalkan sumbangsih Tzu Chi terhadap masyarakat Indnonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan kunjungan ke Aula Jing Si Tzu Chi Center Indonesia, Jakarta. Pada kegiatan yang berlangsung pada 16 November 2014 itu 24 relawan Tzu Chi dan 97 donatur asal Bandung diajak berkeliling meninjau langsung fasilitas yang ada di Aula Jing Si Indonesia. Kunjungan ini meninjau sejarah perjalanan Tzu Chi dari dahulu hingga sekarang melalui foto – foto dan tulisan yang terpampang.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah replica pondok Master Cheng Yen. Pondok ini memegang peranan penting dalam tonggak sejarah Tzu Chi.
Kunjungan ini bertujuan memperkenalkan sumbangsih Tzu Chi di Indonesia.
Para peserta juga disuguhkan dengan desain interior Aula Jing Si yang mengedepankan keindahan, keselarasan, kebersamaan dan penuh cinta kasih.
Ada yang unik dari fasilitas Aula Jing Si yaitu replika pondok Master Cheng Yen yang dibuat semirip mungkin dengan kondisi aslinya. Pondok ini mengingatkan para pengunjung ke perjalanan awal terbentuknya Tzu Chi.
Menurut Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung kegiatan ini selain memperkenalkan Tzu Chi serta melihat kondisi bangunannya, para peserta pun diajak untuk ikut merasakan perjalanan Tzu Chi dari awal hingaa saat ini.
"Keliatannya sangat menarik ya. Mereka (para relawan dan donator) tidak hanya sekedar melihat ada apa sih di gedung Tzu Chi ini, tetapi bisa mengenal Tzu Chi lebih dekat lagi lalu kegiatan Tzu Chi itu sendiri apa saja,” tuturnya.
Lebih lanjut, Herman berharap dengan kunjungan ini, para relawan dan donator dapat lebih giat lagi bersumbangsih.
Senada dengan Herman, Simon (71) mulai timbul niat untuk bersumbangsih lebih lagi. Yang terpenting adalah nanti setelah mengetahui misi dan visi Tzu Chi serta sejarah gedung ini para peserta akan lebih giat lagi untuk berpartisipasi di dunia Tzu Chi,” kata Herman
Hal ini dirasakan oleh salah satu peserta yaitu Simon (71). Menurutnya setelah mengikuti kunjungan ini ada ketertarikan untuk bergabung di dunia Tzu Chi untuk membantu sesama.
"Wah, saya benar - benar terharu ini. Bahwa di sini selain bangunannya megah dan ajaran kasih sayangnya itu benar – benar mendunia. Harapan saya mudah-mudahan yang hari ini bisa datang ke sini semua tergerak ingin jadi relawan di sini,” tambah Simon.