Bila Jalinan Jodoh Terbentuk
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung) Margaretha Teguh, menghibur dan menyuapi Han Han. Walaupun Han Han telah ditinggal oleh sang bunda untuk selamanya, namun Han Han masih bisa merasakan kasih sayang dan cinta kasih dari para relawan Tzu Chi. |
| ||
Relawan tiba di rumah Han Han pada pukul 13.00 WIB. Ada yang berbeda pada kunjungan kasih kali ini. Biasanya ketika relawan berkunjung selalu disambut oleh Sri Sari (Ibunda Han Han) namun kini senyum, tawa, dan sapaan dari Sri hanyalah tinggal kenangan. Pada tanggal 17 November 2010, Sri Sari meninggal dunia akibat pendarahan. Entah apa yang ada di benak Han Han ketika ditinggal sang bunda untuk selamanya, mengingat Han Han menderita penyakit Cerebral Palsy (lumpuh otak) sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya membutuhkan bantuan dari orang lain. Setiap detik Sri selalu merawat Han Han, mulai dari menyuapi makan, membersihkan Han Han, hingga menghiburnya. Namun, ketika ia telah tiada kini kakak-kakaknyalah yang merawat Han Han. Jalinan jodoh Tzu Chi dengan Han Han telah terjalin sejak tahun 2005 hingga sekarang. Sampai saat ini kasih sayang Tzu Chi untuk Han Han masih mengalir. Ketika berkunjung, para relawan langsung menyapa Han Han. “Halo! Han Han, lagi apa?” ucap Maragaretha Teguh. Terpancar raut kegembiraan pada wajah Han Han yang tak bisa disembunyikan lagi. ”Halo, apa,” jawab Han Han dengan suara yang terpatah-patah. Suasana menjadi sangat mengharukan ketika Margaretha memeluk Han Han, layaknya seorang ibu yang memeluk erat anaknya. Sambil menyuapi biskuit cokelat pada Han Han, Maragretha pun menanyakan mengenai kesehatan Han Han dan kontrakan rumah barunya pada Lulu (kakak Han Han). Sebenarnya memang akhir bulan Maret 2011 kontrakan tersebut akan berakhir dan tidak bisa diperpanjang kembali karena rumah tersebut akan dialihfungsikan oleh pemiliknya. Oleh karena itu tak lama berselang para relawan Tzu Chi bersama Lulu pergi untuk melihat kontrakan baru, karena Tzu Chi berencana akan membantu untuk meringankan uang sewa rumah kontrakan barunya.
Keterangan :
Menghadapi Cobaan Orang tua Fransisca menyambut relawan Tzu Chi dengan penuh sukacita. Ketika relawan memasuki ruangan, terlihat Fransisca sedang terbaring lemas di tempat tidur pemberian Tzu Chi. Tak kuasa melihat Fransisca, Margaretha Teguh menghampiri Fransisca dan memberikan pijatan serta semangat agar Fransisca tetap tegar dalam menghadapi cobaan yang tengah dihadapinya. Pauw Pauw adalah sapaan hangat Fransisca. Sebelas tahun yang lalu ia menetap di Taiwan untuk sekolah sambil bekerja. Menurut ayahnya, pada suatu hari di bulan Mei 2010 Pauw Pauw terjatuh pingsan dan oleh rekan-rekannya ia pun dibawa ke rumah sakit terdekat. Hasil diagnosa dokter mengatakan, bahwa Pauw Pauw mengidap penyakit Hypoxic Encephalopathy. Mengetahui anaknya mendapatkan musibah, orangtuanya pun langsung bergegas menyusul ke Taiwan dan tinggal di sana selama lebih kurang enam bulan.
Keterangan :
Dari beberapa kali pemeriksaan kondisi Pauw Pauw belum ada kemajuan dan tetap kehilangan kesadaran. Akhirnya dengan kondisi seperti itu, pada bulan Oktober 2010 Pauw Pauw dibawa pulang ke Bandung, Indonesia. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang sang bunda merawat Pauw Pauw. Jalinan jodoh antara Tzu Chi dan Pauw Pauw pun terjalin pada bulan Januari 2011. Setiap bulannya Tzu Chi memberikan bantuan berupa obat-obatan dan sembako. Komunikasi antara para relawan dengan Pauw Pauw memang menjadi kendala besar. Selain tidak dapat berkomunikasi, ia juga tidak bisa merasakan sentuhan fisik (mati rasa). Dengan penuh keyakinan, Margaretha memberikan bisikan pada Pauw Pauw untuk tetap sabar dan menjalaninya dengan ikhlas. Kunjungan kasih pun berakhir pada pukul 15.30 WIB, suasana haru dan sukacita terasa saat relawan meninggalkan tempat tersebut. Kehidupan tak akan abadi, tetapi kebaikan kita selama memberikan pertolongan pada yang membutuhkan akan dikenang selamanya, dan jangan merasa bahwa kita tidak sanggup untuk menolong sesama mahluk hidup. Seperti yang dikutip pada Kata Perenungan Master Cheng Yen “Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung. Jangan meremehkan hati nurani sendiri, jangan pernah berpikir untuk tidak melakukannya walau perbuatan itu sangat kecil.” | |||
Artikel Terkait
Kebahagiaan Terpancar Diraut Wajah Warga Tanjung Priok
28 April 2017Senin, 24 April 2017 warga Tanjung Priok sangat bersemangat mengantri dimulainya pembagian beras cinta kasih di halaman Gereja St. Fransiskus Xaverius, Tanjung Priok. Kegiatan ini merupakan kerjasama dari pihak gereja dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Sebanyak 1.193 paket beras cinta kasih dibagikan kepada warga Tanjung Priok dan sekitarnya.
Berbagi Kasih, Memberi Kebahagian
17 Maret 2015 Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan pertama ke panti Asuhan Muhammadiyah PCM Kembangan. Panti ini mengasuh 36 anak. 18 anak di antaranya tinggal di panti dan sisanya adalah anak-anak tidak mampu yang tinggal di sekitar panti yang dirujuk oleh organisasi dari cabang Muhammadiyah di Jakarta BaratSukacita Imlek yang Dirasakan Oma Opa Santa Anna
29 Januari 2019Suara irama musik gendang barongsai menggema memenuhi ruangan. Dua pasang barongsai yang dimainkan empat relawan Tzu Chi berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik mengitari oma-opa yang sedang duduk santai di sepanjang meja makan.