Bingkisan Cinta Kasih untuk Sesama

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 

foto
Dengan senyum bahagia sebagai ungkapan syukur, warga membawa paket yang diberikan oleh Tzu Chi.

Si jago merah kembali mengamuk di salah satu kawasan di Jakarta pada Selasa, 15 Oktober 2013 dini hari. Kali ini menghabiskan puluhan rumah warga di daerah Mangga Besar IV, Taman Sari, Jakarta Pusat. Meskipun tidak ada korban jiwa pada musibah ini, namun si jago merah melalap habis rumah warga di RT 08 dan 09 hingga rata dengan tanah. Melihat kondisi demikian, relawan Tzu Chi bergerak melakukan survei bencana kebakaran. Seminggu setelah kejadian, Selasa 22 Oktober 2013 sebanyak 12 insan Tzu Chi merapatkan barisan melaju ke lokasi untuk memberikan sentuhan cinta kasih dengan pembagian paket kebakaran.

Sebelum pembagian bantuan, terlebih dahulu membagikan kupon pengambilan bantuan ke rumah-rumah warga maupun ke tenda pengungsian mereka. Yopie Budiyanto selaku koordinator pembagian bantuan ini mengatakan bahwa relawan Tzu Chi baru mendapat kabar pada hari Jumat dan mereka langsung melakukan survei ke lokasi bencana. Sebanyak 184 paket  yang berisi peralatan mandi, selimut, handuk, sandal, pakaian layak pakai, dan 82 terpal dibagikan kepada warga. “Ini sentuhan cinta kasih dari Tzu Chi. Semoga ke depan mereka lebih memperhatikan arus listrik sehingga tidak terjadi hubungan arus pendek seperti sekarang,” harap Yopie.

Ungkapan Penuh Syukur
Salah satu warga penerima bantuan, Riyanti, selama tiga hari telah sakit pada pinggang dan perutnya  sebelum kejadian kebakaran. Posisi rumahnya yang terletak kurang dari 100 meter dari pusat api, membuatnya panik dan tidak sempat untuk menyelamatkan harta bendanya. “Sekitar jam setengah tiga pagi, saat itu api sudah di atas atap rumah jadi saya langsung selamatkan anak-anak dan suami selamatkan berkas surat-surat penting. Bahkan kalau HP (handphone) tidak sengaja tersandung kaki suami mungkin juga tidak selamat,” ucap Riyanti menceritakan kejadian. Ia bersama suami dan kelima anaknya telah selamat dari kejadian ini, namun semua harta benda yang dimilikinya habis dilalap api bahkan tempat tinggalnya pun rata dengan tanah.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan mempersiapkan paket air minum yang akan dibagikan kepada warga. Sebagian relawan lainnya membagikan kupon pengambilan bantuan ke tenda pengungsian (kiri).
  • Selasa, 22 Oktober 2013 insan Tzu Chi bersama pemerintah kelurahan setempat menyerahkan bantuan paket kebakaran secara simbolik kepada warga (kanan).

Setelah kejadian tersebut, Riyanti bersama keluarganya tinggal di penampungan di masjid. Rasa trauma atas musibah kebakaran ini masih melekat pada diri Riyanti. Bahkan selama dua malam ia tidak bisa tidur karena diingatannya hanya ada bayangan kobaran api. Meskipun menjadi korban, ia terus melakukan tugasnya sebagai seorang ketua RT 09. Berkas-berkas data warga di rumahnya pun ikut dijarah oleh api. Hanya stempel RT yang bisa diselamatkan karena tanpa sengaja tersimpan di tas yang biasa di pakainya. Riyanti dengan rasa peduli terhadap warganya terus mengkoordinasi setiap bantuan yang datang. Termasuk dengan hadirnya bantuan dari Tzu Chi. “Alhamdulillah ya bersyukur banget atas bantuan Tzu Chi. Istilahnya orang sakit sedang di tengok jadi senang sekali. Apalagi perlengkapan mandi sabun, dan lain-lain itu memang dibutuhkan warga,” ungkap ibu lima anak ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi dan di bantu oleh Riyanti (tengah) selaku ketua RT 09 mendata warga dan membagikan kupon pengambilan bantuan (kiri).
  • Sebagian warga memilih bertahan di balik terpal yang di pasang di rumahnya sebagai tempat tinggal sementara (kanan).

Hal senada disampaikan oleh Tuti Mursiyah (38), yang belum lama kejadian kebakaran telah melakukan kemoterapi penyakit kanker payudaranya. Posisi rumahnya yang bersebelahan dengan pusat api tidak sempat menyelamatkan apapun yang dimiliki kecuali ketiga anaknya. Terlebih lagi ia tidak diperkenankan mengangkat barang berat. Namun saat kejadian ia tetap menggendong anak bungsunya yang berusia delapan bulan. “Tidak ada yang bisa diselamatkan. Saya pasrah, perabotan habis, motor juga habis, semua sudah di ambil Allah. Semoga penyakit juga diambil biar sembuh,” ucap Tuti dengan mata berkaca-kaca.

Tuti juga bersyukur dengan hadirnya cinta kasih dari Tzu Chi. “Syukur Alhamdulillah mendapat bantuan. Tadinya tidak dapat terpal tapi setelah diajukan dapat terpal berarti rejeki saya nambah,” ungkap ibu berjilbab ini. Ketabahan menghadapi penyakit yang merongrong tubuhnya ditambah lagi dengan musibah kebakaran yang menimpa, bagi Tuti ini merupakan sebuah cobaan. Atas kejadian ini, ia tetap bersyukur karena bersama keluarganya telah selamat. “Allah punya rencana lain, mudah-mudahan dibalik kejadian ini ada lagi rejeki yang datang,” kata Tuti penuh harap.

  
 

Artikel Terkait

Bagaimana Menjadi Guru yang Bahagia dan Menyenangkan

Bagaimana Menjadi Guru yang Bahagia dan Menyenangkan

29 Mei 2017

“Tiiiing…” bel kesadaran penuh berdenting. Sejenak aktivitas pun terhenti. Lebih dari seratus peserta diajak untuk kembali hadir menyadari keberadaannya di saat itu. Setiap gerakan dilakukan dengan penuh kesadaran dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 20 Mei 2017 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Perayaan Imlek di Sekolah Tzu Chi Indonesia

Perayaan Imlek di Sekolah Tzu Chi Indonesia

13 Februari 2013 Pendidikan juga dapat diberikan melalui permainan. Misalnya pendidikan kebudayaan yang dilakukan oleh  Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pendidikan seperti ini sungguh penuh kebijaksanaan.  Dengan menggunakan beberapa cara yang berbeda membuat pendidikan dapat diserap dengan baik oleh anak-anak.
Bakti Sosial Kesehatan Pasca Banjir : Menumbuhkan Rasa kekeluargaan

Bakti Sosial Kesehatan Pasca Banjir : Menumbuhkan Rasa kekeluargaan

13 Februari 2014 Semua relawan saling gotong royong dan bekerja sama dengan semangat , makin lama para relawan satu persatu terlihat berdatangan untuk membantu persiapan kegiatan. Kami membagi para relawan menjadi beberapa tim.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -