Bingkisan Sembako Jelang Waisak

Jurnalis : Lendra Satria, Yuliati (Tzu Chi Cabang Sinar Mas) , Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi Cabang Sinar Mas
Dengan mengantarkan langsung paket bantuan, relawan bisa bersilaturahmi dengan para penerima bantuan.

“Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani”
(Master Cheng Yen)

Meski berada di dataran tinggi, tepatnya di lereng Gunung Muria, panas pagi itu cukup terik. Namun panasnya matahari tidak lantas menyurutkan semangat para relawan dalam berbagi cinta kasih dengan warga kurang mampu di Medono, Desa Damarwulan, Kabupaten Jepara pada Jumat, 26 Mei 2023. Desa ini ditempuh relawan selama 45 menit dari Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Begitu tiba di lokasi, relawan segera menyerahkan bantuan sembako ini secara langsung ke rumah masing-masing warga yang sudah terdata sebelumnya.

Panase ra umum, tapi ngene iki aku seneng dadine panase ra kroso (panas tidak seperti biasa, tetapi dengan berbagi seperti ini tidak terasa panasnya-red),” ucap salah satu relawan dengan logat Jawa yang kental sambil berjalan memanggul paket menuju rumah penerima.

Tak lelah relawan mengantarkan langsung dari rumah ke rumah para penerima bantuan.

Dengan rasa syukur dan hormat, relawan menyerahkan bantuan kepada seorang ibu.

Ngai kok isuk men wes entok kenean. Matursuwun sanget yo le. Ora tak kei opo-opo iki (Wah masih pagi kok saya sudah dapat bantuan. Terima kasih sekali ya. Tidak saya kasih apa-apa ini-red),” ujar Mbah Pairah yang tak kalah bahagianya. Lansia 79 tahun ini tinggal berdua bersama sang suami. Kondisinya bungkuk dan agak susah berjalan. Aktivitasnya di rumah ditopang dengan tongkat. Beruntung sang suami masih mampu berkebun. Meski begitu hasilnya tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.

Saking bahagianya, Mbah Pairah tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada relawan ketika hendak berpamitan. “Maturnuwun tenan ya le, wes tuwo kok ijeh dikei kenean mbarang (terima kasih ya, sudah tua kok masih diberi bantuan),” ucapnya terharu.

Mbah Wuriyan menyambut baik bantuan yang diberikan relawan.

Kondisi rumah Mbah Wuriyam yang dikelilingi pepohonan.

Rasa haru juga dirasakan Wuriyam ketika relawan berkunjung ke rumahnya di pinggir hutan. Ia tinggal seorang diri dan jauh dari keramaian pemukiman desa. “Maturnuwun ya mbak mas wes paring bantuan sembako. Atiku seneng bungah, mugo seng kuoso paring piwales (terima kasih sudah memberikan bantuan sembako. Hatiku senang, semoga mendapat balasan dari Yang Kuasa-red),” ungkap Mbah Wuriyam.

Mbah Wuriyam sehari-hari berkerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya. Jika ada warga yang membutuhkan jasanya untuk menggoreng kopi, ia akan melakukannya. Dengan begitu ia mendapatkan upah yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Terkadang jika sedang musim cengkih, ia juga ngasak (memunguti) cengkih yang rontok di tanah. Suaminya meninggal 10 tahun yang lalu. Sementara anaknya tinggal bersama suami dan anaknya di pemukiman warga. Meski begitu Wuriyam tidak pernah mengeluh karena rumahnya yang terpencil di dekat hutan penuh dengan Pohon Sengon itu. Dia sangat bersenang hati bahkan tidak ada rasa takut sedikitpun tinggal sendirian di pinggir hutan.

Seng penting isih iso ngeyup nek tanahe dewe (Yang penting bisa tinggal di tanahnya sendiri)-red,” ucap lansia 70 tahun ini. “Ancen weke yo ayem-ayem wae (karena punyanya sendiri jadi lebih tenang-red),” sambungnya.

Dengan mengantarkan langsung paket bantuan, relawan bisa bersilaturahmi dengan para penerima bantuan.

Paket bantuan yang dibagikan untuk warga kurang mampu.

Rasa syukur dan sukacita juga dirasakan relawan yang sudah menyerahkan bingkisan menjelang hari raya Waisak ini. "Senang, bahagia karena bisa berbagi," ucap Kasmini, salah satu relawan yang menyerahkan bingkisan kepada Wuriyam. Melihat kondisi Wuriyam, Kasmini turut prihatin namun juga terus memberikan motovasi kepada Wuriyam. "Merasa kasihan dan sedih karena beliau tinggal seorang diri di pinggir hutan," katanya.

Selain di wilayah Medono, pada hari yang sama relawan juga membagikan 172 paket  sembako di Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Sejak pagi relawan berkoordinasi dan berbagi daerah sasaran pembagian. Paket ini terdiri dari beras 5kg, minyak goreng 2 liter, gula pasir 1 kg, mi instan 5 bungkus, kecap, kerupuk dan biskuit.  Kasmini dan relawan lainnya berharap bantuan yang diberikan Tzu Chi untuk umat kurang mampu ini bisa menjadi berkah bagi semua terutama menjelang perayaan Hari Raya Waisak 2567 BE.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Paket untuk Warga Kali Baru

Paket untuk Warga Kali Baru

28 April 2016

Paket bantuan kebakaran sebanyak 121 paket kontainer, 120 ember, 69 terpal, dan 120 dus air mineral ukuran 600 ml diberikan kepada warga Jalan Kali Baru Timur Dalam, Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada 26 April 2016.

 Perhatian untuk Warga Bantargebang dan Tambun Bekasi

Perhatian untuk Warga Bantargebang dan Tambun Bekasi

17 Juni 2020

Mabes TNI yang diwakili oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI George Elnadus Supit, S.Sos bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PT. Waskita mememberikan bantuan 3.000 paket sembako untuk warga Bekasi, khususnya Kecamatan Bantargebang.

Merayakan Hari Pahlawan dengan Aksi Peduli

Merayakan Hari Pahlawan dengan Aksi Peduli

19 November 2024

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Tzu Chi Singkawang bersama Komunitas Sepeda Singkawang menggelar aksi peduli dengan memberikan bingkisan kepada keluarga veteran dan warga kurang mampu di Singkawang. 

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -