Bingkisan untuk Hari Raya

Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)

fotoRelawan Tzu Chi Lampung memberikan bingkisan Lebaran kepada warga Desa Krueg, Lampung.

 

Waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa sudah 1 tahun berlalu sejak relawan Tzu Chi Kantor Penghubung Lampung membagikan bingkisan sembako sebagai bingkisan kasih kepada warga yang akan merayakan Lebaran. Menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2011 ini telah disiapkan paket-paket sembako yang dikumpulkan dari relawan Tzu Chi Lampung yang saling bersumbangsih sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

 

 

Partisipasi ini ternyata cukup menggembirakan karena terkumpul paket sembako sebanyak 335 paket yang isinya antara lain: beras, minyak goreng,  gula pasir, mi instan, sirop, dan biskuit.

Untuk membagikan bingkisan tersebut sebelumnya dilakukan survei terlebih dahulu di pemukiman-pemukiman yang penduduknya miskin. Suherman Harsono yang juga Ketua Tzu Chi Lampung dengan didampingi Indra Halim dan Jonatan Toyip Shixiong melihat masih banyak warga yang tidak mampu yang tinggal di sekitar Kota Bandar Lampung. Selain 3 tempat yang telah disurvei, bingkisan juga diberikan kepada tukang becak, tukang ojek , dan petugas kebersihan yang dikumpulkan di rumah relawan Hj. Sutiyah Shijie.

Waktunya Pembagian Bingkisan
Hari Selasa, 23 Agustus 2011, sejumlah relawan Tzu Chi telah berkumpul sejak pukul 8 pagi di Kantor Penghubung Tzu Chi Lampung.  Jonatan Toyip dan Kasim Tunggono Shixiong dengan dibantu Rieke dan Sukma Shijie, dan relawan lainnya sudah sibuk memindahkan bingkisan-bingkisan dari dalam kantor ke mobil. Dengan saling mengoper (estafet) bingkisan, pekerjaan menjadi terasa lebih ringan.

foto  foto

Keterangan :

  • Bingkisan Lebaran juga diberikan kepada warga Desa Negeri Sakti dan Bernung, Lampung. (kiri)
  • Relawan dengan bahu-membahu mempersiapkan bingkisan Lebaran yang akan dibagikan kepada warga kurang mampu di wilayah Lampung dan sekitarnya. (kanan)

Tujuan pertama adalah Desa Negeri Sakti dan Desa Bernung yang jauhnya 25 km.Warga di sini sebagian besar adalah buruh di kebun cokelat dan peternakan ayam. Menurut relawan yang mengoordinir, yaitu Budi Shixiong, sebanyak 90 warga telah menanti kedatangan insan Tzu Chi. Sebelum bingkisan dibagikan Jonatan Toyip Shixiong menyampaikan pesan master Cheng Yen bahwa bingkisan ini diberikan sebagai kasih kepada sesama tanpa melihat perbedaan agama dan suku bangsa. Hal ini disambut baik oleh warga di sana, seperti yang disampaikan Budi, “ Ternyata masih ada saudara yang walaupun berbeda keyakinan dan agama mau memerhatikan penderitaan sesama.”

foto  foto

Keterangan :

  • Warga Desa Negeri Sakti dengan tertib mengantri untuk menerima bingkisan. (kiri)
  • Selain warga kurang mampu, bingkisan Lebaran juga diberikan kepada para tukang becak, ojek, buruh cuci, dan petugas kebersihan.(kanan)

Setelah semua paket dibagikan, perjalanan dilanjutkan ke Bandar Lampung, khususnya ke Tanjungkarang Timur di Kelurahan Campang. Di sini dibagikan sebanyak 30 paket bingkisan untuk ibu-ibu buruh cuci pakaian dan buruh pabrik. Rieke dan Nurmalita Shijie yang mengoordinir kegiatan ini mengatakan bahwa ibu-ibu ini aktif dalam pengajian yang diadakan di rumah.

Pembagian bingkisan dilanjutkan di rumah Hj.Sutiyah Shijie di Perumahan Villa Citra. Warga yang tidak mampu ini umumnya adalah tukang becak, tukang ojek, petugas kebersihan, dan ibu-ibu buruh cuci pakaian. Di sini juga disampaikan visi dan misi Tzu Chi. Hj. Sutiyah Shijie yang merupakan seorang muslimah ini merupakan pengurus Tzu Chi Lampung. Sebanyak 65 bingkisan dibagikan di tempat ini.

Keesokan harinya, Rabu,  24 Agustus 2011, sebanyak 150 lebih warga kurang mampu berkumpul di Kampung Krueg, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Barat. Lokasi ini di atas bukit di dalam Kota Bandar Lampung yang tidak jauh dari kantor Tzu Chi. Mayoritas warga adalah buruh panggul di pasar, kuli bangunan, dan pekerja serabutan. Dalam sambutannya Indra Halim Shixiong menjelaskan Tzu Chi dan kegiatannya di Lampung.  Lurah Durian Payung Kusma, SE mengatakan, “Saya berterima kasih karena Tzu Chi telah membantu meringankan beban (kebutuhan) warga di hari raya Lebaran ini.”


Artikel Terkait

Penantian itu Usai Sudah

Penantian itu Usai Sudah

30 November 2008 Saat itu tahun 2006, dan lama-kelamaan penglihatan matanya makin berkurang. Maka ia pun lalu bilang ke kakaknya tentang kondisi matanya. Oleh kakaknya dibilang, ya udah nanti kita periksa. Satu hari, oleh kakak dan keponakannya mengajak Hioe Tjien-nyan berobat ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Di sana, oleh dokter ia dikatakan menderita katarak, dan jika ingin cepat sembuh harus lekas dioperasi.
Lomba Gu Zheng: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Lomba Gu Zheng: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

16 November 2015
Bagi Melly, alat musik kecapi bukan sekadar alat musik semata, tetapi juga mengandung filsafat di dalamnya. “Karena kehidupan kita kan up and down, nah dengan adanya kecapi ini bisa menyeimbangkan perasaan kita. Saat tuning nada, kita juga seperti meditasi karena untuk mencapai keseimbangan,” katanya.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -