Bodhisatwa Muncul Dari Sebuah Buku

Jurnalis : Setiya Rini (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Dwi Hariyanto, Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Tanjung Balai karimun mengenalkan tentang Tzu Chi kepada para peserta pelatihan abu putih.

Jangan pernah meremehkan cahaya dari sebatang lilin karena cahaya dari jutaan lilin akan dapat menciptakan dunia yang terang benderang. (Kata Perenungan Master Cheng yen)

 

 

Minggu, 4 Agustus 2013, merupakan hari yang penuh berkah bagi insan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, karena para relawan telah mengadakan pelatihan relawan abu putih. Pelatihan kali ini diadakan di kecamatan Tanjung Batu, Tanjung Balai Karimun. Dalam perjalanan menuju Tanjung Batu, para relawan menggunakan transportasi laut berupa kapal kecil yang membutuhkan waktu tempuh 45 menit dari Tanjung Balai Karimun. Sesampai di Tanjung Berlian, para relawan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus yang kurang lebih memakan waktu 30 menit untuk tiba di Tanjung Batu. Ketika itu hujan menghuyur tetapi tidak menyurutkan semangat para relawan untuk menyukseskan acara pelatihan ini. Air hujan dianggap sebagai air berkah.

Sesampai di tempat acara, para relawan mempersiapkan acara dan menunggu datangnya para relawan yang akan mengikuti pelatihan. Acara dimulai pukul 10.00 WIB yang dihadiri oleh 1 relawan komite, 6 relawan biru putih, 12 relawan abu putih, 3 relawan tzu Ching, dan 24 relawan baru.

Acara pelatihan kali ini dipandu oleh Nely Shijie. Dimulai dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan menyanyikan mars Tzu Chi. Setelah membacakan sepuluh sila Tzu Chi, para relawan menyaksikan ceramah Master tentang “Menjadi Orang yang Giat Mengharap Ladang Berkah.” Ladang berkah yang dimaksud Master adalah ladang berkah yang tidak berwujud yaitu melakukan kebajikan dengan pahala tidak terhingga.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 24 peserta mengikuti kegiatan pelatihan relawna abu putih di Kecamatan Tanjung Batu pada tanggal 4 Agustus 2013 (kiri).
  • Sharing yang diberikan oleh peserta dan dipandu salah satu relawan usai mengikuti rangakaian acara yang disusun (kanan).

Selanjutnya, pengenalan Tzu Chi yang disampaikan oleh Jurman Shixiong. Selain itu juga pengenalan mengenai tata karma Tzu Chi  disampaikan oleh Ema Shijie. Para relawan sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Triyono Shixiong relawan dari Tanjung Batu merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang Tzu Chi sehingga menyempatkan waktu untuk menghadiri kegiatan ini. ”Saya sudah lama tahu ada yayasan Buddha Tzu Chi dari teman dan juga muda mudi melalui celengan bambu. Sudah lama saya ikut celengan bambu, tapi saya belum tau lebih dalam tentang Tzu Chi. Di sinilah saya ingin tau apa itu Tzu Chi” ungkap Triyono Shixiong.

Kisah Para Bodhisatwa Tzu Chi
Di penghujung acara ada sharing beberapa relawan. Di antara beberapa relawan, ada seorang relawan dari Tanjung Balai Karimun yaitu Syaiful Shixiong yang menjalankan puasa. Bagi Syaiful Shixiong puasa tidaklah menjadi penghalang untuk mengikuti pelatihan. Kegiatan tersebut merupakan pelatihan kedua yang ia ikuti. Awalnya ia selalu mempertanyakan tentang Tzu Chi. “Apa sih tujuan hidup kita sebenarnya? kemudian saya membaca buku Master Cheng Yen yang saya pinjam dari teman, dan saya menemukan jawabannya dari buku itu. Dari situ saya mulai tertarik dengan Yayasan Buddha Tzu Chi”, kata Syaiful Shixiong. Hingga pada suatu hari ia melihat sebuah buku perenungan Master dan membacanya. Dari situlah beliau tertarik untuk masuk barisan Tzu Chi dan menemukan  jawaban atas pertanyaannya selama ini. Bagi Syaiful Shixiong hidup ini perlu mengulurkan tangan untuk orang lain karena banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Selain itu ada juga relawan dari Tanjung Batu, Witono Shixiong. Ia merasa tertarik menjadi relawan Tzu Chi setelah menonton DAAI TV. Banyak kisah-kisah nyata dari keluarga yang pengabdiannya luar biasa. Ketulusan, keiklasan, semangat untuk membantu semua mahkluk menjadi inspirasinya. Selain itu, ada Baoli Shijie, relawan biru putih dari Tanjung Batu juga mengharapkan supaya Shixiong Shijie yang ada di Tanjung Batu lebih giat untuk membantu di Tzu Chi karena Tanjung Batu masih membutuhkan banyak relawan. Kartono Shixiong relawan biru putih dari Tanjung Balai Karimun juga berbagi pengalaman-pengalamanya selama mengikuti jejak Tzu Chi.

Acara pelatihan relawan abu putih ini diakhiri dengan pesan cinta kasih dari Ruxin Shijie. Ia berpesan supaya kita terus melatih diri kita. Kata terakhir yang ia ungkapkan adalah “genggam kesempatan ini dengan baik. Jangan sampai jalinan jodoh kita terlepas.” Setelah acara sharing selesai ditutup dengan doa bersama.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Jalan Bodhisatwa

Suara Kasih: Jalan Bodhisatwa

11 Januari 2012 Bagaimana cara mengungkapkan terima kasih? Baik sebagai Lansia maupun anak muda, kita harus berterima kasih kepada orang tua. Bagaimana cara berterima kasih kepada mereka? Saat orang tua masih ada, kita harus segera berbakti kepada mereka.
Bergerak Cepat Membantu Korban Kebakaran

Bergerak Cepat Membantu Korban Kebakaran

25 Agustus 2017

Sebanyak 265 paket bantuan dan 155 terpal diberikan kepada korban kebakaran di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Bantuan diberikan pada Kamis, 24 Agustus 2017.

Keharuan Saat Merayakan Hari Ibu Sedunia

Keharuan Saat Merayakan Hari Ibu Sedunia

22 Mei 2017
Pagi itu Depo daur ulang Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sudah ramai. Puluhan pasang orangtua dan anak siap untuk merayakan Hari Ibu Sedunia.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -