Budaya Kemanusiaan Lewat Isyarat Tangan

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Sani, Sylvia (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoPara guru Prime One School secara khusus mengundang relawan Tzu Chi untuk mengajarkan bahasa isyarat tangan kepada para siswa SD kelas 2.

Matahari tepat di atas kepala. Siang yang begitu panas. Waktu menunjukkan pukul 12.30 siang. Pada tanggal 9 Maret 2010, 55 siswa SD kelas 2 Prime One School (POS) beserta 4 orang guru berdiri rapi menyambut kedatangan 5 orang relawan Tzu Chi Medan di sekolah mereka. Kedatangan kelima relawan Tzu Chi Medan ini adalah atas undangan guru-guru Prime One School untuk mengajarkan isyarat tangan kepada para siswa kelas 2.

Kelima relawan Tzu Chi Medan tersebut khusus meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan mereka, padahal hari itu adalah hari dan jam kerja. “Pertama-tama saya memang punya waktu dan memang biasanya sulit sekali untuk bisa mengumpulkan relawan di hari dan jam kerja, tetapi dengan tekad dan sepenuh hati, kami semua berhasil berkumpul,” ujar Sani Shijie salah satu relawan yang ikut dan juga adalah wakil ketua wilayah Xie Li 3.

Senyuman Terindah
Relawan langsung diajak oleh Ms.Kumala, salah seorang guru ke ruangan kesenian. Di ruang kesenian ini, semua siswa diminta untuk berkumpul dan berbaris. Setelah berbaris, 55 siswa dibagi menjadi 2 kelompok agar lebih memudahkan relawan untuk mengajarkan isyarat tangan. Dan kali ini, lagu yang diajarkan adalah Senyuman Terindah. Di Prime One School ini, bahasa yang digunakan dalam mengajar adalah bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Maka, relawan mengajar para siswa bahasa isyarat tangan dengan lagu berbahasa Indonesia, dan kemudian mereka juga diajarkan untuk menyanyikannya dalam bahasa Mandarin.         

Setelah para siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Siu Lin Shijie membagikan kertas kepada para siswa yang berisi lambang-lambang isyarat tangan lagu Senyuman Terindah. Setelah semua siswa mendapatkan kertas tersebut. Siu Lin mulai menjelaskan lambang-lambang tersebut dan menyanyikannya lebih dahulu supaya para siswa lebih mudah mengerti. Tidak berbeda dengan kelompok yang satunya lagi, di sana ada Wu Mei Yin Shijie yang dengan sabar mengajarkan para siswa. Memang membutuhkan kesabaran untuk membuat para siswa berusia muda tersebut mengerti, ada sebagian siswa laki-laki yang bermain dan tidak serius. Tetapi ini tidak menyurutkan semangat para relawan untuk menyebarkan misi budaya kemanusiaan kepada generasi muda.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing para siswa. (kiri)
         - Para relawan dengan sabar mengajar para siswa. Mereka berharap budaya kemanusiaan Tzu Chi ini             dapat meresap dalam batin-batin yang muda belia ini. (kanan)

Berawal dari Internet
Jodoh Prime One School dengan Tzu Chi cukup unik. Awalnya para guru pernah menyaksikan peragaan israyat tangan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu di sebuah laman video internet. Para guru kemudian mengajarkannya kepada para siswa dan berhasil ditampilkan dalam salah satu acara mereka. Setelah mengetahui adanya Yayasan Buddha Tzu Chi di Medan, maka para guru mengajak bekerja sama. Salah satu bagian dari Tzu Chi yang senantiasa menjadi agenda penting mereka adalah program daur ulang. Guru-guru Prime One School secara berkala mengajak siswa SD dari kelas 2 sampai dengan kelas 6 untuk sama-sama belajar memilah sampah dan memberikan pendidikan pentingnya menjaga kebersihkan lingkungan serta menyayangi bumi ini.

Prime One School juga bersumbangsih sewaktu Badai Morakot melanda Taiwan bagian selatan. Saat itu Tzu Chi memang membuka pintu untuk menerima bantuan dari manapun untuk bersama-sama membantu korban bencana tersebut. Sebagian dana tersebut disumbangkan oleh anak-anak didik mereka. Para guru guru telah mengajarkan kepada para siswa sejak dini mengenai bersumbangsih dan saling menolong.

foto  foto

Ket : - Jodoh Prime One School dengan Tzu Chi cukup unik. Awalnya para guru menyakksikan peragaan             isyarat tangan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu di sebuah laman video internet. (kiri).
         - Siswa kelas 2 yang terdiri dari 55 anak ini telah bersiap belajar. Mereka akan menampilkan isyarat             tangan Senyuman Terindah dalam salah satu acara penting sekolah nanti.  (kanan)

Waktu terus berjalan, para relawan tidak putus harapan dan tetap bersemangat untuk mengajarkan isyarat tangan kepada para siswa meskipun harus diulang berkali-kali. “Meskipun harus sedikit repot, itu tidak jadi masalah karena pada dasarnya saya suka anak-anak dan sekalian saya belajar isyarat tangan ini juga,” ujar Sani Shijie. Ms. Kumala yang mewakili Prime One School mengucapkan terima kasih atas kedatangan para relawan Tzu Chi Medan yang sudah meluangkan waktunya untuk mengajar anak-anak didik mereka isyarat tangan.

Para relawan Tzu Chi Medan berharap dengan mengajarkan isyarat tangan, yang juga menjadi bagian dari penyebaran misi budaya kemanusiaan kepada para siswa Prime One School, semoga benih-benih Tzu Chi bisa tumbuh di sanubari para siswa tersebut karena ini merupakan salah satu cara mengikat jodoh yang baik. Menurut rencana, para siswa akan menampilkan isyarat tangan dengan lagu Senyuman Terindah pada salah satu acara penting Prime One School nanti.

  
 
 

Artikel Terkait

Meluangkan Waktu untuk Berbagi Kasih

Meluangkan Waktu untuk Berbagi Kasih

03 Mei 2018
Agenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi.
Agenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda SenjarawiAgenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi.. 
Belajar Mencatat Sejarah

Belajar Mencatat Sejarah

07 April 2011 Sebagian besar dari para relawan yang mengikuti pelatihan kali ini bukan berasal dari latar belakang penulis maupun fotografer, mereka sebagian besar adalah relawan-relawan biasa yang kesehariannya sangat jauh dari kamera maupun dari penulisan artikel.
Ketika Orang Lain Menderita, Kita Merasakan Kepedihannya

Ketika Orang Lain Menderita, Kita Merasakan Kepedihannya

20 April 2023
Relawan Tzu Chi di Dumai, Provinsi Riau memberikan bantuan kepada warga yang tertimpa musibah kebakaran di Jalan Sultan Hasanuddin Gang Kemiri-Dumai. Bantuan berupa dana pemerhati dan empat paket bantuan berupa barang-barang kebutuhan pokok.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -