Budi Pekerti Dalam Kasih Ibu
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo ASeperti yang diungkapkan Master Cheng Yen dalam salah satu kata perenungannya "Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan". Mengacu kepada kata perenungan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Cinta Kasih mengadakan peringatan Hari Ibu Internasional pada tanggal 14 Mei 2016 di aula TK Cinta kasih, Cengkareng, Jakarta barat.
Kegiatan yang diikuti oleh 95 siswa kelas 10 ini merupakan program SMK Cinta Kasih yang diadakan 3 tahun sekali. Peringatan Hari Ibu Internasional SMK Cinta Kasih memberikan ruang kepada siswa dan orang tua, khususnya ibu untuk saling mendekatkan diri selama 2 jam. Seperti yang diungkapkan Betty Theresia S, Kepala Sekolah SMK Cinta Kasih bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada anak tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya. "Jadi setelah mengingat perjuangan ibu, saya berharap para siswa semakin menghargai dan banyak perubahan yang baik," ungkapnya.
Betty Theresia S, Kepala Sekolah SMK Cinta Kasih memberikan sambutan dalam peringatan Hari Ibu Internasional SMK Cinta Kasih di aula TK Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat, 14 Mei 2016.
Siswi SMK Cinta Kasih membawa kado yang akan dipersembahkan kepada masing-masing orang tua
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu Internasional ini menghadirkan penampilan-penampilan dari siswa dan siswi SMK Cinta Kasih dalam menyanyikan lagu, puisi untuk ibu, pemberian kado, serta penayangan video tentang kasih sayang orang tua. Kegiatan yang paling dinanti dalam acara ini yaitu acara basuh kaki, pemberian bunga, serta penghormatan dan penyajian teh sebagai tanda bakti kepada orang tua.
Peringatan Hari Ibu Internasional merupakan pelajaran budi pekerti berbakti kepada orang tua. Menurut Nadya Prasetya (16), siswi SMK Cinta Kasih, kelas 10 AK, selama bersekolah di SMK Cinta Kasih, ia tau bagaimana berbudaya humanis ditambah dengan kegiatan peringatan Hari Ibu Internasional yang prosesnya sangat sakral dan mengharukan. "Saat momen membasuh kaki ibu, itu adalah yang paling mengharukan," ungkap siswi yang mendapatkan rangking 1 pada semester lalu ini.
Kebanggaan dan kebahagiaan orang tua pada saat kegiatan ini juga diungkapkan oleh Miaw Mimi, ibunda dari Nadya Prasetya. Ia merasa senang anaknya bisa bersekolah di SMK Cinta Kasih karena banyak perubahan yang terjadi dalam diri putrinya. "Anak saya jadi lebih baik dan tidak pernah melawan lagi sama orang tua," katanya. Ia juga menambahkan bahwa dirinya sangat senang sekali karena putrinya memberikan persembahan kepadanya dan berharap kedepannya Nadya lebih giat belajar dan sayang kepada orang tua.
Nadya Prasetya memberikan teh kepada ibundanya Miaw Mimi sebagai salah satu persembahan dalam peringatan Hari Ibu Internasional SMK Cinta kasih.
Membasuh kaki ibu merupakan salah satu tanda bakti anak kepada orang tua.
Kasih Ibu Sepanjang Jalan
Tidak semua siswa yang hadir dalam peringatan Hari Ibu Internasional ini merasakan besarnya kasih sayang seorang ibu secara langsung, seperti yang dialami Muhammad Ikbal (17), kelas 10 AP II. Semenjak mendiang ibunya meninggal dunia, kehidupannya hanya didampingi ayah dan beberapa anggota keluarga lainnya. Dalam kesempatan perayaan ini, ia pun didampingi oleh salah satu anggota komite, Meny Shijie sebagai pengganti ibu kandungnya.
Walaupun didampingi orang lain, rasa cinta kasih dan kebahagiaan juga tetap dirasakan Ikbal seperti kata pepatah "Kasih ibu sepanjang jalan". Seperti yang diutarakan oleh Meny Shijie tentang pendampingan siswa. "Pendampingan itu bukan kendala, tapi tanggung jawab supaya moralitas mereka terjaga," pungkasnya. Ia juga menambahkan, peringatan Hari Ibu Internasional ini merupakan pengembangan kelas budi pekerti berbakti kepada orang tua supaya siswa menuju kearah yang lebih positif untuk lebih memaknai sopan santun dan tata krama.
Meny Shijie sedang mendampingi Muhammad Ikbal dalam acara peringatan Hari Ibu Internasional SMK Cinta Kasih.
Peringatan hari Ibu Internasional SMK Cinta Kasih ini penuh makna dan pesan moral kepada siswa, Ikbal pun merasa rindu dengan sosok ibu yang telah meninggalkannya. "Saya sayang sama ibu, tapi karena ibu sudah tidak ada jadi saya tidak bisa merasakan kasih sayangnya lagi," ungkapnya. Siswa SMK Cinta Kasih, kelas 10 AP II ini menambahkan, kegiatan ini memberikan pengajaran bahwa untuk kedepannya harus menjadi orang yang baik, menghormati guru, serta orang tua seperti pesan yang selalu disampaikan ibu kepada anaknya.