Buka Puasa bersama Gan En Hu
Jurnalis : Ronny Suyoto(Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ronny Suyoto(Tzu Chi Surabaya)
|
| ||
Acara yang berlangsung penuh keakraban ini dilangsungkan pada tanggal 12 Agustus 2012 di Hall D Mangga Dua Centre. Dimulai pada jam 4 sore hari, acara ini difokuskan pada Celengan Bambu Tzu Chi. “Selain kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Gan En Hu yang selama ini juga ikut bersumbangsih melalui celengan bambu, kami juga ingin menginspirasi Gan En Huyang lain untuk ikut bersumbangsih” kata Yap Pik Liang Shijie yang merupakan ketua panitia acara ini. Relawan Tzu Chi pun menyiapkan acara ini dengan baik dan sebaik mungkin sehingga semua Gan En Hu merasa seperti di rumah sendiri. Seusai menyaksikan ceramah Master Cheng Yen tentang kegiatan Tzu Chi Indonesia yang aktif membantu warga dan pesantren Nurul Iman, sharing tentang celengan bambu pun ditampilkan. Ada beberapa orang Gan En Hu yang berbagi cerita tentang kehidupannya saat dibantu Tzu Chi dan perasaan mereka saat ikut memberikan sumbangsihnya melalui celengan bambu. Dengan penuh kepolosan mereka bercerita tentang perasaannya yang gembira bisa ikut membantu orang lain meskipun itu lewat uang receh yangs seringkali di anggap remeh. Suasana pun menjadi ramai saat dengan bersama-sama para Gan En Hu dan relawan Tzu Chi memecahkan celengan dan menuangkannya ke gentong cinta kasih Acara diakhiri dengan memperagakan bahasa isyarat tangan Satu keluarga dengan bersama-sama. Berdoa bersama dan berbuka puasa bersama dengan makanan vegetarian sederhana yang disiapkan oleh para relawan. Selain gan en hu, hadir juga para pegawai keamanan, petugas kebersihan dan karyawan di kompleks Mangga Dua Surabaya. Suasana tampak akrab dan penuh kekeluargaan serta kebersamaan “Kami senang sekali dengan acara ini selain bisa lebih mengakrabkan diri antara Tzu Chi dan Gan En Hu juga kami ingin mensosialisasikan celengan bambu kepada masyarakat. Apalagi kali ini juga ikut hadir 20 orang relawan baru yang ikut mempersiapkan acara ini. Semoga semakin banyak orang terinspirasi oleh Tzu Chi” tambah Vivian Fan Shijie ketua Tzu Chi Surabaya.
Keterangan :
Memberi dalam Kekurangan Qoriah yang ayahnya sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu saat ini tinggal bersama ibunya tercinta dan kakek neneknya di sebuah rumah sederhana di kawasan Benowo Surabaya. Untuk mendukung kehidupan keluarga sang Ibu yaitu Sri Rahayu bekerja sebagai tenaga serabutan. “kadang saya dipanggil untuk membantu mencuci baju ataupun membersihkan rumah. Kadang kalau ada yang hajatan saya juga dipanggil untuk membantu” kata Ibu Sri Rahayu. Qoriah merupakan anak yang sangat aktif namun sangat beruntung, karena keluarganya ikut membantu mengasuh sehingga Sri Rahayu tidak mengalami kesulitan walaupun meninggalkan sang anak saat bekerja. Di sore hari Sri juga berjualan keliling menggunakan gerobak. “Saya juga menjual makanan kecil yang digoreng seperti tahu dan lain-lain, lumayan sebagai tambahan uang jajan anak-anak” katanya sambil tersenyum. Yang lebih membanggakan saat ini ialah Sri Rahayu dapat menyisihkan uang penghasilannya untuk berdana dan Qoriyah juga mulai berdana melalui celengan bambu. “Betul, sudah 1 tahun terakhir kami sudah menjadi donatur, memang yang saya beri tidak banyak dan kalau memang ada rezeki pasti saya sisihkan, saya tulus ikhlas memberinya apalagi ini uintuk membantu orang”kata Sri Rahayu. Bahkan Qoriah juga rajin sekali bersumbangsih “Dia suka sekali memasukkan uang receh yang dimilikinya ke celengan bambu ini”kata sang Ibu sambil menyerahkan celengan yang berat karena sudah penuh. Meskipun hidup penuh kesederhanaan dan kekurangan namun keluarga ini tetap mengingat bahwa masih ada keluarga yang lebih menderita daripada mereka dan lebih membutuhkan. Memberi dari kekurangan merupakan sebuah contoh teladan yang luar biasa yang diberikan oleh keluarga ini. Semoga cinta kasih tulus selalu melingkupi semua orang dan menjadi inspirasi bagi kita semua. |
| ||