Buka Puasa Bersama: Senyuman Anak Panti Putra Dua Utama

Jurnalis : Albert Indrawan (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Franciska, Levina (Tzu Ching Jakarta)

Buka puasa bersama

Pada Minggu, 21 Juni 2015, 28 relawan Tzu Ching dan 10 relawan Tzu Chi mengadakan acara buka puasa bersama dengan 80 anak-anak panti Panti Asuhan Putra Dua Utama, Plumpang, Jakarta Utara.

“Cinta kasih universal  tidak membedakan mulia atau hina, semua makhluk adalah setara tanpa membedakan dia, engkau, atau aku, jika berhati baik tentu akan selalu harmonis.”

Kata Perenungan Master Cheng Yen

Bunyi beduk yang mengawali azan Magrib memecah keheningan Minggu sore, 21 Juni 2015, di Panti Asuhan Putra Dua Utama, Plumpang, Jakarta Utara. Seperti biasa, azan ini mengawali buka puasa bersama anak-anak di panti. Namun, buka puasa hari itu sedikit berbeda.

Sebelumnya, pada hari itu, sekitar 28 relawan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) bersama 10 relawan Tzu Chi mengunjungi Panti Asuhan Putra Dua Utama. Para relawan juga memasak masakan vegetarian seperti sate vegetarian, nasi uduk, tempura vegetarian, dan kerupuk hingga minuman segar berupa es buah sebagai takjil untuk acara buka puasa bersama anak-anak di panti. Meskipun lelah usai memasak, namun hal itu tidak mematahkan semangat insan Tzu Ching untuk berbagi kebahagiaan.

Buka puasa bersama

Buka puasa bersama ini juga diisi dengan permainan menarik sembari menanti azan Magrib tiba.

Sejak pukul tiga sore, para penghuni panti satu per satu menyambut kehadiran insan Tzu Ching dengan senyuman. Ada pepatah yang mengatakan, “tidak kenal, maka tidak sayang”, oleh karena itu, acara diawali dengan permainan yang mengakrabkan relawan dengan para penghuni panti. Permainan bernama “Panggil namaku” ini mengharuskan para peserta memperkenalkan diri dan mengingat nama teman-teman di sekitarnya. Tujuan dari permainan ini untuk mengakrabkan anak-anak panti dan dengan insan Tzu Ching yang mayoritas adalah mahasiswa dari wilayah Kelapa Gading

Setelah mengenal satu sama lain, acara dilanjutkan dengan pembuatan prakarya daur ulang. Insan Tzu Ching tidak hanya berbagi kebahagiaan saja, melainkan juga berbagi pengetahuan tentang pentingnya melakukan pelestarian lingkungan. Pada kesempatan kali ini, ilmu yang dibagikan adalah tentang daur ulang. Dengan menggunakan alat yang telah disiapkan sebelumnya, insan Tzu Ching mengajarkan kepada anak-anak cara membuat celengan dari kardus. Kardus yang mungkin bagi sebagian orang adalah sampah namun, jika dimanfaatkan kembali akan dapat berguna kembali. Dalam prakarya ini, 80 anak panti membuat celengan berbentuk rumah. Hal ini dimaksudkan agar para anak dapat hidup dengan rukun di bawah satu atap meski memiliki latar belakang yang berbeda.

Rona bahagia pun terpancar dari anak-anak. Salah satunya Kiki. Walaupun usianya baru menginjak lima tahun, namun dengan semangat, Kiki mendengarkan dan mengikuti setiap arahan yang diberikan. “Aku senang bisa membuat celengan bersama kakak-kakak ini,” tuturnya.

Cahaya matahari sedikit demi sedikit mulai hilang kehangatannnya. Acara masih berlangsung dengan peragaan isyarat tangan yang diperagakan oleh muda-mudi Tzu Ching. Bahagia, itulah yang dirasakan oleh para relawan dan anak-anak panti. Salah satunya adalah Nur Rizky Aulia. yang telah bergabung di Tzu Ching Gading sejak tahun 2013.

Buka puasa bersama

Para relawan juga mengajarkan pembuatan prakarya dari kardus.

Walaupun Nur tengah menjalani ibadah puasa, namun berkat motivasi dari teman-teman se-Dharma. Dia berani mengambil ladang berkah dengan menjadi Koordinator Acara Buka Puasa kali ini. Menurutnya, melalui acara ini, dia belajar akan makna dari bersyukur atas berkah yang dia miliki. “Akupun merasakan respon teman-teman Tzu Ching sangat positif. Mereka jadi tahu bahwa selama ini jikalau mereka mengeluh dan marah dengan orang tua adalah sikap yang salah. Jikalau dibandingkan dengan teman-teman di sini yang mungkin dari mereka melihat dunia untuk pertama kali, mereka tidak tahu siapakah orang tua mereka,” tambah Aulia.

Saat buka puasa pun tiba. Walaupun makanan vegetarian asing bagi para anak panti. Namun, mereka ikut menyantap makanan dengan lahap. Salah satunya Yudistira. Baginya kegiatan buka puasa bersama ini sangat berkesan. “Aku senang kedatangan kakak-kakak. Sering-sering jenguk kami, yah. Makanannya juga enak,” pungkasnya. Hal senada juga disampaikan Musnaroh, Pembina Panti Asuhan Putra Dua Utama. Wanita kelahiran tahun 1968 ini berpendapat bahwa kegiatan ini memberikan banyak nilai positif. “Banyak nilai positif dan berkat yang sudah dibagikan bagi kami hari ini, saya berharap ini dapat berlanjut terus,” ujarnya.

Buka puasa bersama

Acara ini juga membangkitkan rasa syukur dalam diri insan Tzu Ching.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian bingkisan. “Terima kasih yah, kak. Terima kasih,” terucap dari anak-anak. Kalimat ini juga membuat rasa lelah dalam diri insan Tzu Ching luntur. Semoga acara ini dapat menjadi sebutir benih yang akan tumbuh dan bersemai di hati anak-anak panti dan insan muda Tzu Ching.


Artikel Terkait

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -