Buka Puasa Lintas Iman yang Digelar DAAI TV, Tak Kalah Seru dari War Takjil

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Melalui ajang buka puasa bersama lintas iman yang bertajuk Harmoni Ramadan, DAAI TV memberikan contoh kepada masyarakat untuk selalu hidup rukun, damai, dan toleran.

Tren war takjil ramai dibahas di media sosial terutama di TikTok dan Instagram. Sebuah tren yang sangat positif karena mampu merekatkan persaudaraan antar umat beragama di Indonesia dengan cara yang unik dan jenaka. Di bulan Ramadan ini, DAAI TV yang selama ini konsisten mengedepankan cinta kasih universal punya gawe yang juga tak kalah keren. DAAI TV menggelar buka puasa bersama yang tak hanya dihadiri umat Muslim, tapi juga umat Kristiani, Katolik dan para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Bertajuk Harmoni Ramadan, buka puasa lintas iman ini digelar di Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Jumat (22/3/2024). Kampung Sawah sedari dulu memang sudah dikenal dengan tingkat toleransi umat beragama yang tinggi. Di sini terdapat tiga rumah ibadah yang letaknya berdekatan, tak lebih dari 100 meter. Adalah Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, Gereja Kristen Pasundan (GKP) milik umat Protestan dan Gereja St. Servatius milik umat Katolik.

“DAAI TV sejalan dengan toleransi yang ada di Kampung Sawah. Kami ingin menjadi contoh untuk masyarakat ‘ayo mari kita hidup harmonis, dan saling membantu tanpa melihat suku, agama, dan ras,” jelas Manajer Branding DAAI TV, Dwi Hartadi Kertiyasa.

Untuk menambah semarak buka puasa ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut membagikan 200 paket lebaran yang tiap paketnya berisi 10 kilogram beras serta 20 bungkus DAAI Mie.

Dari kiri ada Sholahudin Malik, tokoh Muslim Kampung Sawah, lalu Lorensius Hari Wibowo, Wakil Ketua Dewan Harian Gereja St. Servatius Kampung Sawah, serta Pdt. Dina Esterina dari Gereja Kristen Pasundan.

Buka puasa bersama ini begitu kental dengan suasana kekeluargaan. Beberapa jam sebelum Azan Magrib, umat dari berbeda agama ini bahu-membahu menyiapkan tenda serta kursi, menyiapkan makanan, serta paket bantuan. Untuk makanan berbuka, semuanya disiapkan oleh DAAI TV yang menggandeng para pelaku UMKM di Kampung Sawah. Semua menunya vegetarian yang dikemas dengan tampilan kekinian.

Sholahudin Malik, tokoh Muslim Kampung Sawah mengapresiasi upaya DAAI TV dalam memberikan keteladanan bagi masyarakat untuk selalu hidup rukun dan harmonis melalui program-programnya. Salah satunya buka puasa lintas iman ini.

“Dulu kerukunan itu terjaga lewat budaya, mengalir begitu saja. Misalnya kalau mau lebaran, mengantar atau ngerantang buat yang tua, walaupun berbeda agama, mere nganterin, karena kasih sayangnya, walaupun beda keyakinan. Tetapi budaya itu bisa luntur, bisa hilang. Nah maka itu perlu dipupuk. Mobil mewah apapun, kalau enggak dirawat akan rusak. Begitu juga dengan kerukunan. Toleransi yang sudah terbangun baik kalau enggak dirawat ya bisa rusak juga. Makanya anak-anak muda juga perlu kita bimbing supaya sama dengan orang-orang tua yang kerukunan dan sikapnya selama ini terjaga,” ujarnya.

Sholahudin juga bersyukur atas paket lebaran yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang penerimanya ini terutama anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Paket Lebaran ini tentu menambah keceriaan mereka menyambut lebaran.

Potret kerukunan antar umat beragama yang tampak pada buka puasa bersama di Kampung Sawah ini.

Pdt. Dina Esterina dari Gereja Kristen Pasundan sangat senang dapat hadir dalam buka puasa lintas iman yang dihelat DAAI TV ini. “Ini kesempatan kami silaturahmi bareng-bareng, karena memang Kampung Sawah itu punya ajang ngeriung lintas agama. Dalam kehidupan bergereja di wilayah, kami selalu dipanggil untuk berbaur dengan lingkungan. Apalagi dalam konteks Indonesia ya yang sangat beragam,” tuturnya.

Bagi Lorensius Hari Wibowo, Wakil Ketua Dewan Harian Gereja St. Servatius, Kampung Sawah sangat dikenal sebagai kampung persaudaraan, kampung penuh kerukunan yang sudah sangat-sangat terjaga sejak zaman dahulu. Buka puasa bersama ini pun merupakan wujud nyata dari keragaman, kerukunan yang ada di Kampung Sawah. “Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa untuk saudaraku umat Muslim selamat menyambut berbuka puasa sebentar lagi, dan tentunya kebersamaan kita membawa berkah yang melimpah bagi kita semua,” ujar Lorensius Hari Wibowo.

Warga menikmati menu buka puasa yang lezat yang disiapkan oleh DAAI TV.

Azan Maghrib pun berkumandang. Tampak raut wajah yang bahagia dari semua umat beragama menikmati takjil sembari mensyukuri indahnya persaudaaraan antar pemeluk agama. Safira (16) yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP datang bersama neneknya. Dari buka puasa bersama ini, Safira memetik pelajaran penting untuk selalu menghargai pemeluk agama lain.

“Bagus sekali acara ini, nilai toleransi yang memang di sini sudah kental dari dulu makin bisa dirasakan lagi. Saya kira harus diperbanyak acara seperti ini untuk menguatkan lagi toleransi antar umat beragama. Seperti yang tadi ditunjukkan di isyarat tangan itu bahwa kita itu kan semua satu keluarga,” kata Safira.

Usai melaksanakan Salat Maghrib, tibalah warga yang sudah memegang kupon, mendapatkan paket lebaran. Para relawan Tzu Chi yang dari seragamnya sudah basah dengan keringat, sempat beristirahat sejenak menikmati takjil. Hingga waktunya pembagian paket Lebaran, mereka pun melanjutkan tugasnya.

Ada delapan relawan yang hadir membagikan paket ini. Rupanya, Denasari sang koordinator hanya memilih relawan yang sangat gesit untuk memaksimalkan waktu pengemasan dan pembagian paket yang cukup singkat. Apalagi Azan Isya berkumandang pada pukul 19.08 WIB. Salah satu relawan yang gesit itu adalah Pepen Supiandi yang muslim dan tentu saja berpuasa.

Usai berbuka puasa, kebahagiaan warga bertambah dengan paket Lebaran dari Tzu Chi.

Sejak pagi, Pepen dan relawan lainnya sudah menyiapkan pembagian paket Lebaran Tzu Chi di beberapa titik di Bekasi. Sorenya ia hadir di masjid ini. Bagi Pepen, apa yang dilakukannya memberi kebahagiaan tak terkira karena juga merupakan sebuah ibadah.

“Saya kalau memberi kan tidak bisa ya, jadi saya berikan tenaga saja. Apalagi ini hari baik. Kalau namanya beramal ya di mana saja tempatnya,” kata Pepen.

Begitu juga dengan Lena Herlina, meski perempuan, tak bisa diremehkan tenaganya. “Capek yang saya rasakan itu ada senangnya, kayaknya berkah banget buat kami para relawan bisa berbagi. Dan bagi saya suatu berkah itu dikerjakan sampai tuntas, baru rasanya punya kebahagiaan tersendiri,” katanya.

Lena juga sangat terkesan dengan suasana yang rukun yang tercipta di Kampung Sawah. “Rasa toleran banget ya antar agama, antara yang muslin, yang Kristiani, bergabung di sini. Saya turut berbahagia juga melihat warga semangat banget, abis buka, dapat berkah lagi, dapat beras, dapat mie. Jadi saya sangat senang,” pungkas Lena.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kebersamaan Dalam Ramadan

Kebersamaan Dalam Ramadan

28 Mei 2018
Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 dan umat Katolik Perumahan Budi Indah, Tangerang membuat bedug serta pernak-pernik untuk menyambut Lebaran di Kantor RW 07 Perumahan Budi Indah, Tangerang. Kegiatan ini untuk menghormati masyarakat muslim di Perumahan Budi Indah yang sedang melaksanakan ibadah puasa
Perwujudan Cinta Kasih Universal

Perwujudan Cinta Kasih Universal

12 Juni 2017

Kamis, 8 Juni 2017 relawan Tzu Chi Biak mengadakan kegiatan buka puasa bersama anak-anak dari Pondok Pesantren Hidayatullah, Pondok Pesantren Baabusalam, dan Panti Asuhan Pancasila. Dalam kegiatan ini, sebanyak 96 paket Ramadhan dibagikan kepada anak-anak dari pondok pesantren, panti asuhan dan masjid Syuhada Angkasa.

Kebersamaan dalam Buka Puasa Bersama TIMA, RSKB, dan Tenaga Pendidik

Kebersamaan dalam Buka Puasa Bersama TIMA, RSKB, dan Tenaga Pendidik

06 Juli 2015
“Terima kasih kepada anggota TIMA, RSKB, dan tenaga pendidik. Tak terasa sudah satu tahun berlalu sejak kita melakukan buka puasa bersama dan sangat bersyukur kita dapat melewati satau tahun dengan damai. Mudah-mudahan kita bisa melakukan hal serupa di tahun yang akan datang,” ujar Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Liu Su Mei.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -