Buka Puasa yang Penuh Makna di Rumah Singgah Tzu Chi
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Menjalani puasa Ramadan di Jakarta adalah yang pertama kali bagi Evi dan suaminya, Roni Harzuki. Meski sedih, namun Adamlah yang membuat mereka tetap semangat.
Menjalankan ibadah puasa Ramadan jauh dari keluarga, jauh dari rumah tentu campur aduk rasanya. Itu juga yang dirasakan beberapa keluarga Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi asal luar kota yang di bulan puasa ini mesti berada di Jakarta menemani anggota keluarga yang berobat.
Setidaknya ada enam penerima bantuan Tzu Chi beserta keluarganya yang pada bulan puasa ini tinggal di Rumah Singgah Tzu Chi, di Rusun Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Salah satunya keluarga dari Muhamad Adam (3) asal Tanjung Balai Karimun yang mengalami kelainan katup jantung dan menunggu kabar baik dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk operasi bedah total.
“Ini puasa pertama kami di luar Tanjung Balai Karimun. Saya sedih sih, cuma demi Adam, ya jadi kuat, semangat,” kata Eviyanti (34), sang ibu.
Kali ini Evi ditemani suami, Roni Harzuki menjalani Ramadan di Jakarta. Dua anak mereka, yaitu dua kakak perempuan Adam, mereka titipkan ke saudara. Roni yang bekerja sebagai buruh bangunan pun terpaksa meninggalkan pekerjaannya. Beruntung keluarga besarnya banyak yang membantu.
Adam mengalami kelainan katup jantung sejak lahir, yakni jantung bocor. Ini diketahui tak sengaja ketika Adam hendak operasi pembuatan lubang anus. Ketika mengecek semua organ, dokter mendapati ada kelainan di jantungnya. Hingga sekarang Adam sudah menjalani lima kali operasi, mulai dari kolostomi yakni membuat saluran sementara di perut, pembuatan anus, tutup kolostomi, kateterisasi jantung di Batam, katerisasi di RSCM Jakarta, dan operasi berikutnya operasi bedah (katup jantung).
“Kalau membicarakan Adam itu pasti saya menangis. Luar biasa perjuangan kami keluar kota, keluar dari pulau menyeberang bawa anak saya jalani operasi, ayahnya kerja, jadi saya berjuang berdua sama Adam. Kalau ingat itu, pasti saya menangis,” tutur Evi.
Dibantu Tzu Chi

Kondisi kesehatan Adam makin hari semakin membaik.
Ibu Tuti, tetangganya yang baik hati membantunya mencarikan pertolongan ke pihak lain untuk operasi Adam yang terlahir tanpa lubang anus. Mulanya ia meminta bantuan pihak pemerintah setempat, namun tak ada respon. Tak menyerah, ia akhirnya menemukan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Tak butuh waktu lama, tim relawan langsung menyurvei kondisi Adam dan kondisi ekonomi keluarganya. Pengajuan bantuan pun disetujui, Adam diberikan bantuan biaya transportasi untuk berobat, terutama biaya penyeberangan ke Kota Batam dengan kapal. Adam yang terlahir dengan down syndrome ini juga diberikan bantuan susu.
“Syukurlah dari situ sudah agak ringan beban saya, karena menyeberang itu sebulan sekali kadang dua pekan sekali, mau operasi atau kadang demam itu sering dan sampai di Jakarta ini dibantu sama Tzu Chi, bersyukur sekali saya. Kalau enggak ada Tzu Chi enggak tahu lah mau kemana,” terang Evi.
Pada Agustus 2023, Adam mendapat rujukan dari rumah sakit di Batam ke RSCM Jakarta. Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pun melaporkan hal ini kepada Tzu Chi di Jakarta. Adam lalu menerima bantuan berupa tempat tinggal di Rumah Singgah Tzu Chi beserta makanan sehari-hari.
“Jadi kami di sini waktu itu menunggu tiga bulan, rupanya di RSCM enggak ada alatnya, jadi kami menunggu lagi selama satu tahun,” katanya.

Kegembiraan Evi dan keluarga lainnya menyantap hidangan buka puasa yang disiapkan tim relawan Tzu Chi.
Sementara itu keberadaan Adam saat ini di Rumah Singgah merupakan kali kedua. Selama di Jakarta, Adam juga mendapat bantuan berupa obat yang tak dicover oleh BPJS. “Untuk operasi yang di RSCM itu pakai BPJS. Kadang obatnya enggak ditanggung, kan obatnya ada tiga jenis, ada yang tidak ditanggung, kadang dikasih cuma untuk dua pekan, selebihnya beli sendiri. Jadi obat yang tidak dibantu BPJS, maka dibantu Tzu Chi,” sambungnya.
Berbagai dukungan yang diberikan Tzu Chi sungguh membuat Evi lebih kuat dalam menemani Adam. “Kalau waktu dulu sih down ya, cuma sudah berdamai dengan diri sendiri jadi Alhamdulillah sudah bisa menerima. Alhamdulillah Adam juga semangat,” ujarnya.
Buka Puasa Bersama

Irawati memberikan semangat pada keluarga Gan En Hu (penerima bantuan pengobatan Tzu Chi).

Momen buka puasa ini berhasil menghibur kesedihan para keluarga Gan En Hu.
Untuk menghibur keluarga Gan En Hu asal luar kota, Bakti Amal yang merupakan Badan Misi Amal Tzu Chi bersama relawan di komunitas He Qi Barat 1 menggelar buka puasa bersama, Minggu 16 Maret 2025. Meski sederhana, buka puasa bersama ini mampu mengobati kerinduan mereka akan suasana kebersamaan seperti di rumah sendiri.
“Senang jadi tidak perlu mencari takjil lagi. Biasanya kan kalau Sabtu Minggu masak di sini, jadi sore ini tidak masak, senang juga bisa berkumpul,” kata Evi.
Berbagai sajian takjil yang nikmat dihidangkan para relawan. Mulai dari arem-arem, tahu goreng, risol, bakwan, tempe goreng dengan sambal kacangnya yang mantap. Ada juga sate jamur yang bikin nagih, sayur lodeh, lontong. Yang sangat menyegarkan ada Es Telang, Es buah warna- warni. Murid-murid Tzu Chi School juga mengirimkan kolak dan singkong Thailand yang rasanya sungguh pas.
“Senang sekali hari ini kami dari komunitas relawan He Qi Barat 1, kami merasa bahagia, mudah-mudahan tali silaturahmi bisa terus terajut. Kami juga mendoakan bapak ibu yang mendampingi pasien semoga cepat sembuh, dan tetap semangat menjalaninya, pasti akan indah pada waktunya,” tutur Irawati, relawan Tzu Chi.
Sebelum adzan Maghrib berkumandang, para orang tua diberi kesempatan menyampaikan kesan-kesan mereka. Umumnya mereka merasakan perasaan yang campur aduk karena merindukan kampung halaman. Namun di satu sisi mereka juga tetap semangat berada di Jakarta karena menemani anak mereka berobat. Segala bantuan dari Tzu Chi dan perhatian para relawan membuat mereka lebih tegar.

Seorang relawan membagikan snack kepada anak-anak di Rumah Singgah Tzu Chi.

Rina (kiri) bahagia dapat menghadirkan acara buka puasa bersama, yang meski sederhana, para keluarga Gan En Hu sangat terkesan.
Rina dari Badan Misi Bakti Amal beserta timnya seperti Albert dan Kristin merasakan haru yang sangat dalam dari apa yang dituturkan para orang tua. Ketiganya juga merasa bahagia bahwa buka puasa bersama yang mereka gelar secara sederhana dapat memberikan tambahan semangat bagi para orang tua dan bahwa mereka tidak sendirian. Akan selalu ada Tzu Chi yang mendampingi.
“Momen buka puasa bukan hanya sekadar melegakan dahaga atau lapar, tapi ini adalah momen kita bisa berbagi bersama juga memperkuat tali persaudaraan kita. Meskipun hanya buka puasa bersama, tapi yang dirasakan oleh orang yang jauh dari keluarga itu berarti banget, kami sampai ikut terharu,” pungkas Rina.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait

Buka Puasa Bersama di RSKB Cinta Kasih
10 Agustus 2011Selasa, tanggal 9 Agustus 2011, RSKB Cinta Kasih Tzu Chi mengadakan kegiatan buka puasa bersama untuk karyawan RSKB dan relawan Tzu Chi di Aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

Kebersamaan yang Tidak Membeda-bedakan
12 Juni 2018Tzu Chi Biak Bekerja
sama dengan beberapa perbankan di Kota Biak menggelar acara buka puasa bersama
di Masjid Agung Baitur-Rahman, Sabtu 9 Juni 2018. Perbankan tersebut adalah Bank Mandiri, BRI, Bank Danamon, Bank Papua,
Asuransi Sinarmas dan BNI. Buka Puasa ini juga diisi dengan ceramah dari Ustad
Maulana.
Menggalang Hati untuk Menjernihkan Hati
11 Juni 2018Momentum di bulan Ramadan yang penuh berkah ini digunakan
oleh Tzu Chi Surabaya untuk bersilaturahmi dengan staf dan karyawan Kantor
Pengelola Wisata Bukit Mas. Selain bersilaturahmi dan saling mengenal, tujuan
utama Tzu Chi adalah mensosialisasikan visi dan misi Tzu Chi yang dikemas dalam
acara buka puasa bersama pada sore hari itu.