Bukan Hanya Cover Semata

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

Training pelatihan calon komite ini diikuti oleh 32 relawan yang berasal dari Medan, Jakarta, Makasar, Tanggerang, Batam, dan Pekanbaru.

Senyuman ramah tidak pernah terlepas dari bibir wanita yang datang jauh-jauh dari Medan, untuk mengikuti kegiatan pelatihan calon komite Tzu Chi, Minggu, 1 Juni 2008. Bersama rekan-rekan dari Jakarta, Makassar, dan beberapa kantor penghubung lainnya, Juliana, terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi pelatihan tersebut. “Saya mendapatkan banyak sekali pelajaran baru di sini,” ucapnya riang.

Sudah hampir lima tahun Juliana bergabung dengan Tzu Chi. Bergabungnya dirinya ke dalam Tzu Chi juga menjadi satu misteri hati bagi Juliana. ”Awalnya, saya tidak pernah mengenal Master Cheng Yen. Tapi ketika pertama kali saya melihat fotonya dalam sebuah kegiatan, entah mengapa air mata saya tiba-tiba saja mengalir.

Ada sesuatu yang menggetarkan hati saya,” tutur Juliana. Sesuatu itulah yang mengukuhkan komitmen Juliana hingga sekarang untuk tetap bersama Tzu Chi melenyapkan penderitaan dari dunia ini.

Kegiatan pelatihan komite yang dimulai sejak pukul 8.00 pagi ini dilakukan sebagai rangkaian pelatihan yang harus dijalani oleh para calon komite, agar dapat dilantik pada akhir tahun 2008 nanti. Para relawan yang telah dilantik menjadi komite memiliki tanggung jawab besar sikap dan perilakunya menjadi teladan bagi relawan lain serta menyatakan akan sepenuhnya mengabdi dalam Tzu Chi.

Ada yang berbeda dalam pelatihan kali ini. Biasanya para relawan yang mengikuti pelatihan diberi materi pada saat pelatihan berlangsung, namun kali ini satu minggu sebelum acara dilaksanakan, para peserta justru diberikan 25 buah soal. ”Kami sengaja memberikan soal-soal tersebut, untuk me-refresh ingatan para relawan mengenai Tzu Chi,” ucap Suriadi, salah satu trainer Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Para relawan tidak hanya diberikan informasi mengenai Tzu Chi, tapi diajak untuk menerapkan apa yang
           mereka peroleh dalam kehidupan mereka sehari-hari. (kiri)
         - Para relawan juga terlihat sangat antusias dalam mengikuti gerakan isyarat tangan. (kanan)

Menurut Suriadi, masih banyak relawan Tzu Chi yang belum memahami dengan tepat sejarah Tzu Chi, misi-misi, dan informasi mengenai Tzu Chi lainnya. Dengan soal-soal yang diberikan, pihaknya berharap para relawan tidak hanya pasif menerima informasi, namun juga turut aktif memperkaya diri dengan informasi mengenai Tzu Chi.

”Kalau mereka sudah memperkaya diri dengan informasi, maka ketika mereka bertemu dengan orang lain yang tidak mengerti Tzu Chi , mereka akan menjelaskan apa itu Tzu Chi dengan baik,” jelasnya.

Juliana pun mengakui, dengan adanya soal-soal tersebut dirinya mendapat banyak informasi baru yang sebelumnya tidak pernah diketahuinya. ”Rasanya menyenangkan juga menjawab soal-soal tersebut. Dari mulai membaca buku yang sudah lama tergeletak begitu saja, hingga membuka internet dan bertanya kepada beberapa teman-teman di Hu Ai,” ungkapnya.

foto  foto

Ket : -Sebelum memberikan training, para trainer mengadakan rapat terlebih dahulu dengan tujuan agar materi
           yang mereka berikan lebih tepat sasaran. (kiri)
         - Para peserta diajarkan tata cara berjalan. Tidak hanya rapi dan teratur, pola jalan yang seperti
           ini juga menunjukkan keindahan. (kanan)

Sesi pertama pelatihan dibuka dengan pelajaran tata cara upacara kebaktian. Setelah itu diikuti dengan sesi Hati Buddha Tekad Master, Tata Krama Tzu Chi mulai dari berjalan, berpakaian, hingga makan, pelajaran Mazhab Tzu Chi, serta hubungan antara vegetarian dan pelestarian lingkungan. Tidak ketinggalan sharing mengenai pengalaman yang pernah dialami, maupun manfaat yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan ini.

”Saya tahu apa itu vegetarian, tapi saya tidak pernah menyangka kalau dengan bervegetarian kita bisa menghemat banyak sekali sumber daya. Tapi setelah saya tahu, saya berniat untuk belajar bervegetarian,” tutur Sunyati Edison.

foto

Ket : -Juliana juga menuturkan bahwa ia juga tengah belajar untuk bervegetarian semenjak sang ibundanya
           meninggal pada maret lalu. Dan setelah ia mengetahui bahwa dengan bervegetarian bisa menghemat
           sumber daya, ia berencana untuk terus bervegetarian.

Setiap sesi yang diberikan oleh para trainer tidak hanya memaparkan tentang Tzu Chi, tapi pelatihan ini juga mengajarkan para peserta untuk tulus mengubah kebiasaan buruk mereka untuk menjadi orang yang lebih baik. Tidak hanya ketika menggunakan seragam Tzu Chi, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

 

Artikel Terkait

Pelayanan Medis yang Humanis

Pelayanan Medis yang Humanis

18 Februari 2014 Secara umum penyakit degenerative adalah penyakit penurunan fungsi tubuh yang disebabkan oleh faktor usia (karena proses penuaan), 4 faktor utama penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat, jarang berolah raga, stress dan istirahat yang tidak cukup.
Sukacita dalam Paket Imlek yang Penuh Kasih

Sukacita dalam Paket Imlek yang Penuh Kasih

27 Januari 2023

Momentum Imlek 2574 yang bertepatan di Bulan Januari 2023, kembali Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjalin untaian kasih dengan warga Cikarang Utara, Jonggol dan Cibarusah dengan pembagian Beras Cinta Kasih.

Menyiapkan Mental para Generasi Penerus Tzu Chi

Menyiapkan Mental para Generasi Penerus Tzu Chi

22 Agustus 2013 Waktu terus berjalan bagaikan air sungai yang mengalir. Di masa yang akan datang, Tzu Ching akan menerima tongkat estafet dari para shigu dan shibo, menjadi generasi penerus Tzu Chi.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -