Bulan Bakti, Bervegetaris, dan Melindungi Bumi
Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli TanAcara dengan tema Bulan Bakti-Bervegetaris-Menyelamatkan Bumi ini merupakan puncak acara dari Bulan Tujuh Penuh Berkah komunitas Tzu Chi He Qi Utara 1.
Rasa haru, ungkapan kasih tanpa kata, senyuman, maupun derai air mata menghiasi suasana pagi itu di Aula Jing Si lt.3, Tzu Chi Center PIK, Jakarta Utara. Sebanyak 250 orang, terdiri dari relawan Tzu Chi dan masyarakat umum, ikut dalam prosesi bakti orang tua yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1.
Sebelumnya relawan Tzu Chi telah melakukan sosialisasi di berbagai lokasi di PIK dan sekitarnya, seperti di Blok 8 Muara Karang, Florence PIK, Sekolah Permai, Tzu Chi School, Senior Club Indonesia, dan kelas budi pekerti Qin Zi Ban. Dalam sosialisasi tersebut relawan menghimbau agar semua orang dapat bervegetaris demi menyelamatkan bumi, dan memiliki pemahaman yang benar terhadap bulan tujuh lunar ini. Relawan juga sekaligus mengundang warga ikut dalam prosesi bakti orang tua.
Prosesi yang berlangsung pada Minggu, 10 September 2017 dengan tema Bulan Bakti-Bervegetarian-Melindungi Bumi ini merupakan puncak dari acara Bulan Tujuh Penuh Berkah. Para peserta yang hadir pun antusias mengikuti prosesi. Beberapa anak kelas budi pekerti seperti Ellen Tiffania adalah pertama kalinya mengikuti prosesi seperti ini.
“Senang, rasanya baik bisa punya orang tua," ujar Ellen bersyukur sambil membayangkan susahnya jika tanpa orang tua. Hani, mamanya Ellen pun tersenyum.
Dari 500 hadirin, sebanyak 250 orang mengikuti prosesi seduh teh kepada orang tua.
Sun Piju, mama dari Earlena dan Aldrich juga berkomentar, “Kalau buat ini berdua memang pertama kali. Rasanya senang ya, mereka masih belajar. Dari sini mungkin mereka bisa lebih memahami adanya kasih sayang antara orang tua dengan anak. Saya sendiri terharu, walaupun mereka berdua belum terlalu memahami perasaan ini, tapi bagaimanapun mereka sudah mulai menunjukkan.”
Lantunan lagu Kasih Ibu terdengar mengiringi prosesi. Sun Piju dan kedua anaknya pun mengungkapkan kasih sayang dengan berpelukan dan cium pipi setelah persembahan teh dan bunga.
Ellen Tiffania bersyukur memiliki orang tua.
Sun Piju dan kedua anaknya yang walaupun masih kecil, namun setidaknya sudah belajar memahami perasaan kasih sayang antara orang tua dengan anak melalui prosesi ini.
Ada yang ekspresinya senang, namun ada juga yang menangis haru, seperti Tjiu Bun Fu dan istrinya Hiu Lie Lie yang mengikuti prosesi bersama empat anaknya. “Bersyukur dan senang sekali bisa bawa anak-anak ikut prosesi begini, ini jodoh baik saya,” tutur Tjiu Bun Fu. Jodoh baik Tjiu Bun Fu pun bukan hanya di prosesi ini saja, sejak ia bertekad untuk bervegetaris, sang istri pun rela menemani dan bersama-sama menjalani pola makan vegetaris.
Tjiu Bun Fu bertekad vegetaris sejak Januari 2016. Saat itu ia merasakan sakit di leher. Dokter pun menduga adanya gangguan berbahaya pada kelenjar getah beningnya.
“Waktu itu perasaan saya hancur, langsung air mata menetes sendiri. Saya berpikir penyakit ini berbahaya, anak-anak masih kecil, ke depannya bagaimana dengan anak-anak. Pikiran saya kacau saat itu,” ungkap Bun Fu.
Tjiu Bun Fu pun lalu memeriksakan diri ke Penang untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang lebih cepat dan akurat. Pagi diambil darahnya, hasilnya keluar
pada sore jam 3. Selama menunggu dari pagi hingga sore itu, pikirannya kacau
dan tak menentu, takut jikalau mendapat vonis penyakit kanker.
Tjiu Bun Fu dan Hiu Lie Lie menangis haru saat prosesi dengan keempat anaknya.
Tjiu Bun Fu bersyukur karena memiliki keluarga yang harmonis dan bersama-sama di jalan Tzu Chi. Tekadnya untuk bervegetaris pun diikuti sang istri, mereka telah menjalani pola makan vegetaris sejak Januari 2016.
“Tapi kita bersyukur juga, sudah masuk ke Tzu Chi, dharma yang kita dapat dari Master, kita paham akan ketidakkekalan.” Dharma Master Cheng Yen menjadi satu-satunya hal yang dapat menghiburnya saat itu.
Bersyukur, hasil pemeriksaan darah menyatakan negatif dari sel ganas atau kanker. Dokter memberinya obat untuk diminum selama 2 minggu, dan selama mengkonsumsi obat tersebut dokter melarangnya untuk mengkonsumsi semua jenis seafood dan daging.
“Saya pikir, ini sudah jodoh saatnya saya bervegetarian. Maka saya langsung berikrar, saya bertobat dan mulai detik itu juga saya langsung stop makan daging.” Hingga kini ia pun sudah bervegetaris hampir dua tahun.
“Saya bersyukur sekali, shijie (istri) saya juga ikut saya bertekad sama-sama bervegetarian. walaupun ini suatu tantangan baginya. Anak-anak juga sangat menghormati kami, tidak mengeluh orang tuanya bervegetarian, tidak mengeluh jika dihidangkan makanan vegetarian. Saya rasa anak saya semua sangat patuh, juga sangat pengertian. Saya merasa sangat bersyukur dan penuh berkah,” tukas Bun Fu menutup pembicaraan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana
23 Agustus 2015 Isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah menuntun kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lagu bernada ceria dan membangkitkan semangat ini dipilih karena sesuai dengan alur drama yaitu seorang petani (kakek) yang menuntun kerbaunya melewati perkebunan yang penuh dengan sawi putih segar serta perkebunan tebu manis yang mengundang liur.Bulan Tujuh Penuh Berkah di Desa Simpak
01 September 2021Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang mengadakan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah di Vihara Dharma Mulia, Desa Simpak, Parung Panjang.
Sukacita di Bulan Tujuh Penuh Berkah
28 September 2020Setiap tahunnya, Tzu Chi Makassar selalu mengadakan Bazar Vegetaris untuk menyambut Bulan Tujun Penuh Berkah. Namun karena masa pandemi Covid-19 tahun ini, kegiatan tersebut ditiadakan dan diganti dengan Program Vegan Catering.