Bulan Penuh Berkah: Meresapi Makna Bulan 7 Imlek

Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Anand Yahya, Henry Tando (HeQi Utara)
 
 

foto
Juliana Limena (ketiga dari kiri) sedang memperagakan isyarat tangan dalam barisan Lautan Dharma.

Bulan 7 Imlek dipercaya sebagian orang Tionghoa sebagai bulan hantu dimana roh-roh yang telah meninggal keluar untuk menemui keluarga dan menerima persembahan. Namun sebenarnya, bulan 7 Imlek merupakan bulan penuh sukacita, bulan berbakti dan bulan penuh berkah. Upacara Ulambana yang biasa dilakukan oleh banyak orang setiap bulan 7 Imlek awalnya diciptakan dengan maksud, tujuan, dan ritual yang baik. Namun seiring berjalannya waktu, upacara ini berubah dengan menyiapkan persembahan berupa daging dan membakar kertas sembahyang.

Untuk mengembalikan makna bulan 7 ke hakikat yang sebenarnya, maka pada hari Minggu, 25 Agustus 2013 Yayasan Buddha Tzu Chi kembali mengadakan acara bulan 7 penuh berkah. Acara yang selalu diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membakar kertas sembahyang dan tidak membunuh hewan untuk ditaruh di meja persembahan. Bertempat di Jing Si Tang, acara ini dihadiri oleh para relawan, donatur, dan masyarakat umum.

Dalam doa bersama menyambut bulan 7 penuh berkah ini, Tzu Chi menampilkan shou yu (isyarat tangan) yang diperagakan oleh 108 relawan serta didukung dengan Miao Yin (lautan dharma) sebanyak 286 relawan. Salah satu relawan yang bergabung untuk ikut menjadi bagian Miao Yin adalah Juliana Limena Shigu. Shigu berusia 79 tahun ini sudah 2 tahun menjadi relawan daur ulang Tzu Chi di Depo Kosambi. Walaupun sudah berusia lanjut, namun Juliana Shigu terlihat begitu bersemangat menggerakan tangganya sesuai dengan gerakan Miao Yin. Saat ditanya mengenai alasannya ikut serta dalam Miao Yin, Shigu menjawab “Saya itu hobi dan suka sekali Shou yu. Apalagi Shou yu nya ini juga tidak susah dan saya sering belajar jadi lebih gampang ingat.” Beliau juga merasa sangat senang dan bahagia bisa ikut serta menjadi bagian dari lautan dharma.

Dalam acara bulan 7 penuh berkah di tahun ini, banyak masyarakat umum yang merelakan waktunya untuk datang bersama keluarga dan berdoa bersama dengan Tzu Chi. Salah satu masyarakat yang hadir adalah Rocky Shixiong. Ia mengetahui adanya acara ini dari saudaranya yang adalah Tzu Ching. Rocky Shixiong berkata bahwa Ia datang karena ingin merayakan bulan penuh berkah ini dengan berdoa bersama, mendoakan keluarga dan para leluhurnya yang sudah meninggal.

foto   foto

Keterangan :

  • Di acara Bulan Tujuh Penuh Berkah itu ditampilkan beberapa pertunjukkan isyarat tangan yang memiliki gerakan yang indah dan menyentuh (kiri).
  • Acara doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah yang bertempat di Jing Si Tang dihadiri oleh para relawan, donatur, dan masyarakat umum (kanan).

“Acaranya bagus dan menarik. Bukan hanya menjelaskan arti dari upacara ulambana, tapi kita juga dihibur dengan drama dan isyarat tangan yang penuh makna.” Ujar Rocky Shixiong memberikan komentarnya yang positif.

Rocky Shixiong sendiri sudah bervegetaris selama 6 bulan. Ia berikrar untuk bervegetaris setelah kematian sang ayah. Untuk upacara sembahyang di rumah pun, Rocky Shixiong dan keluarga sudah tidak membakar kertas sembahyang dan tidak membunuh hewan untuk persembahan. Pria berusia 28 tahun ini tau bahwa membakar kertas sembahyang akan sangat merugikan dan merusak lingkungan.

Rocky Shixiong datang ke Jing Si Tang bersama 15 orang keluarga dan teman-temannya. Salah satu temannya adalah Carlson Shixiong yang merupakan warga Negara Singapura. Carlson Shixiong begitu antusias dan menanggapi ajakan Rocky Shixiong untuk datang ke acara bulan 7 penuh berkah dengan positif. Carlson Shixiong mengaku sangat senang akhirnya bisa hadir dan berjodoh dengan Tzu Chi Indonesia. Ia juga mendapat banyak pengetahuan baru tentang latar belakang upacara Ulambana dan tentunya juga tentang Tzu Chi. “Dari kesempatan ini saya belajar dan tau lebih banyak tentang Tzu Chi. Saya melihat betapa Tzu Chi benar-benar adalah sebuah Yayasan Sosial yang universal karena banyak orang dari agama yang berbeda bahkan mau datang dan berdoa bersama.” Urai Carlson Shixiong.

  
 

Artikel Terkait

Merajut Tali Kasih dengan Masyarakat Bagansiapi-api

Merajut Tali Kasih dengan Masyarakat Bagansiapi-api

21 November 2013 Semangat inilah yang menjadi dorongan kuat insan Tzu Chi Pekanbaru untuk merajut tali kasih dan jalinan jodoh dengan masyarakat di Bagansiapi-api.
Jangan Pernah Menyerah

Jangan Pernah Menyerah

23 Juli 2013 Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Tepat pukul 09.00 WIB, kegiatan Peduli Kasih ini dimulai. Para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) mengikuti kegiatan ini dengan khidmat.
Para Penjaga Bumi Cilik

Para Penjaga Bumi Cilik

13 Maret 2018
Para relawan Tzu Chi Biak mengajak murid-murid SD Negeri Dofyo Wafor mempraktikkan pelestarian lingkungan dengan menanam sebanyak 50 pohon Sirsak. Ke depannya di lingkungan sekolah juga akan ditanam lagi beberapa jenis pohon seperti Kelor, Matoa dan lain-lain.
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -