Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 melakukan pembagian makanan vegetaris kepada Sekolah dan Sanggar Anak Jalanan atau yang dikenal dengan Sekolah SAJA.
Di momen Bulan Tujuh Penuh Berkah, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 membagikan makanan vegetaris kepada masyarakat luas. Selain untuk berbagi, kegiatan ini juga bertujuan mensosialisasikan vegetarisme kepada masyarakat luas.
Dalam kegiatan berbagi ini, komunitas Utara 1 juga menggalang donasi untuk tiap porsi makannya. Harganya sangat bersahabat, yakni 15 ribu saja per porsi makanan yang isinya sudah ada nasi, lauk vegetaris, juga sayuran. Para donatur bisa berdonasi berapapun untuk paket makanan ini.
Tina Lee, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 sekaligus koordinator kegiatan mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini, ia ingin menumbuhkan niat baik setiap orang sekaligus menjalin jodoh baik dengan semua orang. Digalang sejak beberapa bulan lalu, hingga Sabtu (13 Agustus 2022) sudah ada 12.305 porsi makanan yang terkumpul. Jumlah yang bagi Tina sangat luar biasa.
“Saya yakin pasti bisa (menggalang). Karena setiap orang kan mempunyai hakikat kebuddhaan, jadi saya yakin mereka pasti akan tergerak juga hatinya,” kata Tina. “Hanya saja harus ada dukungan banyak orang baru bisa semuanya terwujud. Seperti kata Master Cheng Yen, kalau semua bersatu hati, gotong royong, harmonis, semua pasti tercapai. Kita dukung artinya kita ada niat baik, kita ajak artinya menumbuhkan hati cinta kasih setiap orang. Yang pada akhirnya akan menjadikan lingkungan kita positif,” lanjutnya.
Dengan Melihat Baru Bisa Merasakan dan Timbul Kekuatan
Program pembagian makanan ini sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum Bulan Tujuh Penuh Berkah. Berawal dari keprihatinan melihat masyarakat kurang mampu yang semakin terpuruk karena dampak pandemi, ditambah melihat makanan di kantin Tzu Chi yang kadang porsi memasaknya lebih banyak, Tina menginisiasi untuk membeli seluruh makanan yang tersisa. Makanan itu lalu dikemas menjadi paket 15 ribuan. Tak hanya sendiri, ia kemudian menawarkan di grup komunitasnya (grup orang tua murid, warga kompleks, dan relawan) dan ternyata mendapat sambutan yang baik.
Sejak pagi, relawan bergotong royong mengemas makanan vegetaris di kantin Tzu Chi, PIK untuk menyediakan 1.300 boks makanan.
Teman-teman Tina ingin juga berdonasi untuk membeli paket 15 ribuan yang kemudian dibagikan kepada masyarakat kurang mampu. Awalnya hanya Tina yang berkeliling di sekitaran PIK sampai Cengkareng, namun semakin berkeliling, semakin banyak masyarakat kurang mampu yang ia temukan yang kebanyakan adalah pemulung, pengemis, anak jalanan, dan mereka yang bekerja serabutan. Dari apa yang ia lakukan, kisah itu ia bagikan kepada komunitasnya dan para donatur.
“Dulu sehari bisa 50 box, 80 box. Kalau saya pulang, saya kan jumpa banyak orang. Kalau masih ada lebih lagi, malam saya masih keliling sama anak saya naik motor ke daerah Daan Mogot, Angke, Tanam Palem,” cerita Tina.
Tina menuturkan bahwa karena ia turun langsung, ia bisa lihat bahwa semakin malam, semakin banyak orang yang beristirahat bukan di rumah yang nyaman, tapi di gerobak, di lantai depan ruko beralaskan koran atau kardus, di tengah kegelapan. Kemudian ketika didatangi dengan sekotak makanan, mereka bersyukur sekali. “Terima kasih, saya sudah kelaparan,” kata Tina menirukan ucapan penerima makanan itu.
Tina (belakang, tengah) sangat bergembira. Ia salut dengan seluruh relawan yang dengan solid dan penuh sukacita berhasil menyelesaikan proses mengemas 1.300 boks makanan dengan cepat. Makanan ini kemudian didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Melihat kenyataan tersebut, hati Tina sungguh tergerak. Ia mengatakan, di satu pihak kadang ia melihat ada banyak makanan berlebih, tapi di pihak lain ada mereka yang sangat berkekurangan. Untuk itu ia semakin ingin untuk mengajak lebih banyak orang agar bisa menyalurkan makanan kepada mereka yang benar-benar kekurangan sehingga makanan yang berlebih pun tidak terbuang sia-sia.
“Memang kalau kita melihat, baru bisa merasakan, kemudian tumbuh kekuatan diri dan bisa merangkul lebih banyak orang lagi untuk berbagi. Apalagi di Tzu Chi kita mengenal orang yang satu visi misi, begitu kita ajak, mereka langsung bergerak dan saya sangat terharu. Kami semua berharap ini bisa berlangsung terus dan bisa menjangkau wilayah yang lebih luas,” ungkap Tina.
Pembagian Makanan di Sekolah Kolong Jembatan
Dari jumlah yang sudah terkumpul, Sabtu 13 Agustus 2022, relawan membagikan total 1.300 porsi makanan dan masker. Lokasi pertama yang menerima bantuan adalah para siswa Sekolah dan Sanggar Anak Jalanan atau yang dikenal dengan Sekolah SAJA. Sambutannya luar biasa. Anak-anak yang bersekolah di kolong jembatan ini begitu antusias dan menyambut relawan dengan keceriaan.
Reinhard Hutabarat, Pendiri Sekolah dan Sanggar Anak Jalanan atau yang dikenal dengan Sekolah SAJA memberikan penjelasan kepada relawan tentang perjalana Sekolah SAJA.
Sekolah SAJA didirikan di tahun 2001 dan terletak di bawah jalan layang - Tol Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat ini, sekolah kolong jembatan ini mempunyai 84 siswa dari jenjang TK hingga SD. “Saya bangga sekaligus haru karena setelah pandemi, ini adalah pertama kali kami mendapatkan kunjungan dari teman-teman Tzu Chi,” tutur Reinhard Hutabarat, Pendiri Sekolah SAJA.
Di Sekolah SAJA ini, selama 17 generasi (2004, resmi beroperasi – 2021) Reinhard berupaya memberikan pendidikan, terlebih mengubah mindset para orang tua untuk menciptakan generasi yang lebih baik. “Jadi pertama, saya ingin anak-anak jalanan ini mendapat pendidikan yang setara; kedua ingin menghilangkan budaya bekerja para anak usia pelajar; ketiga, ingin menghilangkan kekerasan di wilayah ini dimana ada perundungan seksual remaja putri dan premanisme bagi remaja laki-laki,” ungkap Reinhard, “semua berjalan dengan dukungan dari banyak pihak.”
Salah satu pihak yang mendukung keberlangsungan sekolah ini adalah Cindy Lie, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1. Sudah 10 tahun, Cindy ikut serta membantu segala kebutuhan Sekolah SAJA karena ia begitu terinspirasi dengan Reinhard. Sehingga ketika program pembagian makanan vegetaris dilakukan di komunitasnya dan relawan mencari lokasi yang cocok untuk pembagian makanan dilakukan, Cindy mengajak relawan untuk datang langsung ke Sekolah SAJA.
Relawan menerima sambutan penuh keceriaan dari anak-anak Sekolah SAJA. Cindy Lie (keempat dari kiri) turut berbahagia karena bisa kembali mengunjungi Sekolah SAJA.
“Saya melihat Tina Shijie bergerilya mendistribusikan makanan yang jumlahnya dulu kan belum menentu, saya salut dengan dia karena tekadnya begitu kuat,” kata Cindy. “Ini pun kegiatan bagus sekali dan kita ingin makanan sehari-hari tidak terbuang sia-sia. Karena sangat baiknya kegiatan ini, di momen Bulan Tujuh Penuh Berkah ini kita lanjutkan pergerakannya ke yang lebih luas lagi, makanya saya langsung kepikiran ke Sekolah SAJA ini,” tambah Cindy.
Menerima perhatian yang besar dari Tzu Chi, Reinhard sangat bersyukur. Ia mgnungkapkan, walaupun hanya makanan, mereka sangat senang karena dengan satu paket makanan ini mereka bisa makan bersama dengan keluarga. Hal itu karena sulitnya mereka mempunyai uang lebih untuk sehari-hari. “Untuk itu, saya mewakili seluruh guru dan murid SAJA mengungkapkan terima kasih atas kepedulian seluruh relawan kepada kami. Mudah-mudahan Tzu Chi terus berkembang dan berbagi kebaikan kepada masyarakat luas lainnya,” tutur Reinhard.
Satu Kotak Nasi Terasa Berarti
Selain anak-anak Sekolah SAJA, ada 1.200 warga di RW 05/01 Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara yang juga menerima berkah serupa. Pada siang itu, warga telah menunggu relawan di Kantor Kelurahan dengan rapi mengantre untuk menerima makan siang mereka.
Selain anak-anak Sekolah SAJA, ada 1.200 warga di RW 05/01 Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara yang juga menerima berkah serupa.
Didi Hermanto S, Ketua RW 05/01 merinci bahwa ada 300 Kepala Keluarga di wilayahnya yang terdiri dari 7 RT, jumlahnya sekitar 1.200 jiwa. “Alhamdulillah siang ini kami mendapat bantuan berupa nasi kotak untuk warga. Saya rasa bantuan ini sangat berarti bagi warga kami,” kata Didi.
Menurut penjelasan Didi, warga yang kebanyakan bermukim di kolong jalan layang Tol ini berpenghasilan menengah ke bawah. Warganya kebanyakan adalah pemulung, pekerja serabutan, atau pekerjaan kasar lainnya, tapi ada juga yang menjadi karyawan swasta. Sehingga bantuan satu kotak makanan tetap dirasa merupakan berkah tersendiri.
“Setiap bantuan kami terima dengan senang hati apapun bentuknya karena arti dari kehangatan dan kebersamaan itu yang kami rasakan juga. Jadi saya rasa ini sangat membantu kami. Saya sebagai RW pun berdoa semoga bantuan lainnya bisa terus mengalir,” kata Didi.
Didi Hermanto S, Ketua RW 05/01 mewakili warga mengungkapkan terima kasih kepada relawan yang datang memberikan bantuan.
Selain dua lokasi ini, ke depannya relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 masih akan terus mendistribusikan makanan vegetaris kepada mereka yang membutuhkan di lokasi-lokasi lainnya. Relawan pun tidak menutup kemungkinan bahwa kegiatan ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama karena mereka masih membuka donasi bagi masyarakat yang ingin membantu berbagi cinta kasih.
Editor: Khusnul Khotimah