Bulan Tujuh Penuh Berkah di Aula Jing Si
Jurnalis : Philip Chang dan Indarto Zhang (He Qi Barat), Fotografer : Philip Chang dan Indarto Zhang (He Qi Barat)Relawan Tzu Chi menyambut kedatangan para tamu di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Minggu (14/8/2016).
Bulan Tujuh merupakan bulan penuh berkah dan bulan baik, khususnya bagi pemeluk Agama Buddha. Pada bulan ini banyak murid Buddha yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam pembelajaran tentang Agama Buddha. Begitu juga dengan Yayasan Buddha Tzu Chi yang pada bulan ini rutin menyosialisasikan tentang bervegetarian dan berbakti pada orang tua. Semakin banyak orang yang memahami, makin banyak pula karma baik yang terkumpul. Dunia pun semakin disucikan dan terbebas dari bencana.
Kegiatan bulan tujuh penuh berkah di Griya Jing Si Tzu Chi Center pada 14 Agustus 2016 diawali dengan tur. Para peserta yang mencapai 545 orang diajak mengelilingi Aula Jing Si dari lantai 1 hingga lantai 4 untuk melihat apa saja kegiatan yang telah digelar Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia selama ini.
Di lantai 1 terdapat empat pilar yang menunjukkan empat misi utama Tzu Chi yaitu misi amal, pendidikan, kesehatan dan budaya humanis. Di sini terdapat memorial Expo Hall yang berisi banyak sekali foto berukuran besar yang menceritakan kegiatan yang telah di lakukan oleh para relawan. Setelah itu para peserta dipandu menuju ke lantai 2 melalui lorong yang juga berisikan foto-foto kegiatan yang telah dilakukan para relawan. Di lantai 2 ini terdapat altar untuk kegiatan keagamaan dan juga ada replika Gedung JST Taiwan yang sangat indah.
Para peserta diajak mengelilingi Aula Jing Si untuk melihat apa saja kegiatan yang telah digelar Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia selama ini.
Altar Buddha Griya Jing Si lantai 2, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Sementara di lantai 3 ada sebuah aula yang cukup besar yang biasanya digunakan untuk acara-acara Tzu Chi seperti pelatihan. Sementara aula di lantai 4 lebih besar lagi yakni dapat menampung 1600 orang. ruangan ini sering digunakan untuk pelatihan ataupun acara resmi dari kegiatan Tzu Chi dalam skala besar.
Selesai tur, para peserta kemudian mengikuti sosialisasi tentang pola hidup bervegeratian dan berbakti kepada orang tua. “Kenapa bervegetarian?” itulah tema sosialisasi pada kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah ini. Para peserta diajak memahami alasan mengapa Master Cheng Yen mengajak para muridnya untuk bervegetarian. Para tamu undangan ditunjukkan proses bagaimana binatang-binatang yang biasa dikonsumsi sehari-hari seperti ayam, sapi, dan babi dikandangkan, dikembangbiakkan, dan diproses menjadi daging mentah.
Para tamu undangan menyimak dengan serius sosialisasi tentang vegetarian dan berbakti kepada orang tua.
“Banyak sekali penderitaan yang mereka alami hanya untuk kenikmatan tiga inchi lidah kita. Selain itu susu sapi yang tersedia sepanjang tahun pun menggunakan proses kimia sehingga membuat umur dari sapi perah menjadi sangat pendek,” jelas relawan pengisi materi.
Banyaknya permintaan daging untuk memenuhi kebutuhan manusia juga telah membuat begitu banyak peternakan sapi maupun babi yang ada di berbagai negara sehingga memicu global warming. Sosialisasi tentang pola hidup bervegetarian juga diikuti dengan makan malam yang tentunya vegetarian. Menu vegetarian yang disiapkan diharapkan dapat menginspirasi para peserta tamu undangan mencoba dan mengikuti pola hidup bervegetarian.
Banyak peserta yang terispirasi dan tergerak hatinya untuk bervegatian. Juga sekurangnya 50 orang yang mendaftarkan dirinya menjadi relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Artikel Terkait
Bulan Tujuh Penuh Berkah: Membawa Kesejukan dan Sukacita
05 September 2017Agar warga setempat semakin mengerti dan bisa menerima tentang makna bulan tujuh, relawan Tzu Chi Batam kembali menggelar sebuah sosialisasi singkat di Minggu pagi (27/08). Sosialisasi kali ini berlangsung di lokasi pembangunan Aula Jing Si Batam dengan total 261 orang peserta.
Kegiatan Bulan Tujuh yang Berkesan
24 Agustus 2016Doa untuk Leluhur
18 Agustus 2016Relawan Tzu Chi mengajak para tamu undangan untuk merayakan bulan tujuh dengan melantunkan sutra-sutra dalam upacara ulambana untuk mendoakan para leluhur. Dalam peringatan bulan tujuh, Master Cheng Yen selalu memberikan pesan kepada para muridnya untuk mengubah pandangan keliru mengenai makna bulan tujuh.