Bulan Tujuh Penuh Berkah: Menguatkan Kasih Sayang dan Kebajikan Melalui Pola Hidup Vegan

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Selama seminggu penuh, dari tanggal 5 hingga 11 Agustus, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dengan penuh dedikasi bekerja dari pagi hingga sore untuk mempersiapkan hidangan vegan yang lezat dan bergizi bagi masyarakat umum yang ingin mencicipi makanan vegan.

Setiap tahun, bulan ketujuh dalam kalender lunar memiliki makna yang mendalam bagi umat Buddha, termasuk bagi komunitas relawan Tzu Chi. Dikenal sebagai "Bulan Tujuh Penuh Berkah," periode ini menjadi waktu yang sangat istimewa bagi insan Tzu Chi untuk memperdalam praktik spiritual dan kebajikan, serta berbagi kasih sayang kepada sesama makhluk hidup.

Dalam tradisi Tzu Chi, Bulan Tujuh Penuh Berkah bukan sekadar momen untuk memperingati leluhur, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk membalas budi orang tua dan memperluas cinta kasih kepada semua makhluk hidup. Tradisi ini dijalani dengan penuh kesungguhan, termasuk di Tanjung Balai Karimun, di mana Bulan Tujuh Penuh Berkah dirayakan dengan semangat yang tinggi dengan kegiatan yang penuh makna.

Kerja sama para relawan dalam menyiapkan hidangan vegan membuktikan bahwa dengan bersatu maka proses memasak lebih mudah dan menyenangkan.

Bulan ini adalah waktu yang ideal untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperkuat tekad dalam melakukan kebajikan. Insan Tzu Chi memaknai bulan ini sebagai peluang untuk merenungkan tindakan mereka di masa lalu, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta memperkuat komitmen mereka dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan penuh kasih sayang.

Salah satu bentuk konkret dari perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah di Tanjung Balai Karimun adalah melalui kegiatan mengajak masyarakat setempat untuk menikmati makanan vegan secara gratis selama satu minggu penuh. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan masyarakat pada pola makan vegan, tetapi juga menyebarkan pesan penting tentang kebaikan, kesehatan, dan keseimbangan hidup.

Senyum dan tawa para relawan saat menyiapkan bahan-bahan vegan menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat. Momen ini menunjukkan betapa serunya kerja sama menuju kesuksesan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah.

Pola makan vegan yang dianjurkan oleh relawan dilihat bukan hanya dari segi kesehatan fisik, tetapi juga sebagai wujud nyata dari cinta kasih kepada semua makhluk hidup. Dengan mengurangi konsumsi daging, relawan percaya bahwa kita dapat mengurangi penderitaan hewan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pola makan vegan juga dianggap dapat membawa ketenangan batin dan memperkuat nilai-nilai kebajikan.

Selama seminggu penuh, dari tanggal 5 hingga 11 Agustus, para relawan dengan penuh dedikasi bekerja dari pagi hingga sore untuk mempersiapkan hidangan vegan yang lezat dan bergizi bagi masyarakat Tanjung Balai Karimun. Menu yang disajikan mencakup berbagai masakan yang akrab di lidah masyarakat Indonesia, seperti Nasi Liwet, Soto Medan, Nasi Campur Bali, Sate Mi Tanjung Pinang, Pepes Ikan Khas Sunda, Laksa Karimun, dan Tekwan Palembang. Setiap hidangan diracik dengan bumbu khas nusantara, sehingga tetap nikmat dan mudah diterima oleh lidah masyarakat, menjadikan pengalaman makan ini tidak hanya sehat, tetapi juga menggugah selera.

Meski jarak antara Batam dan Tanjung Balai Karimun cukup jauh, tekad dan dedikasi Suriati (42) sebagai koki tetap tak tergoyahkan. Dengan perencanaan yang matang dan kerja sama yang solid, setiap langkah menuju acara ini berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat besar. Setiap hari, warga berbondong-bondong mengunjungi Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun untuk menikmati makanan vegan yang disediakan. Para relawan harus mempersiapkan sebanyak 142 paket makanan vegan setiap harinya. Kegiatan ini tidak hanya berhasil menarik minat masyarakat, tetapi juga membuktikan bahwa makanan vegan bisa menjadi pilihan yang lezat dan memuaskan.

Namun, menyelenggarakan kegiatan besar seperti ini tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah jarak antara Batam dan Tanjung Balai Karimun, terutama karena relawan bernama Suriati (42), yang bertugas sebagai koki kini telah berpindah domisili ke Batam. Meskipun demikian, ikatan jalinan jodoh yang kuat membuatnya tetap bertekad dan semangat dalam menyukseskan kegiatan ini. Kendala logistik dan koordinasi menjadi perhatian serius setiap tahunnya, namun semangat kebersamaan dan tekad kuat dari para relawan selalu berhasil mengatasi hambatan tersebut. Dengan perencanaan yang matang dan kerja sama yang solid, semua kegiatan dapat berlangsung dengan lancar dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Meski hari sudah sore menjelang malam, semangat para relawan tetap membara saat membungkus 142 paket makanan vegan. Dedikasi mereka memastikan setiap paket siap untuk dinikmati oleh masyarakat Tanjung Balai Karimun, mencerminkan komitmen dan kebersamaan dalam setiap langkah persiapan.

“Persiapan menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah dilakukan dengan sangat matang dan dimulai jauh sebelum bulan tersebut tiba. Berbekal pemberitahuan dari Ruxin (Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun) mengenai jadwal dan kegiatan yang akan dilakukan, kami telah merencanakan segala sesuatunya dengan baik. Termasuk menentukan menu untuk memasak makanan vegan, yang telah ditetapkan jauh-jauh hari agar kami dapat membeli semua bahan yang diperlukan tepat waktu. Meski ada tantangan logistik dan jarak antara Batam dan Tanjung Balai Karimun, dengan perencanaan yang baik dan komunikasi yang efektif, kami berhasil memastikan bahwa semua kebutuhan terpenuhi dan kegiatan berlangsung tanpa hambatan,” ungkap Suriati.

Dengan semangat yang tulus, relawan berharap kegiatan ini dapat terus memberikan inspirasi dan dampak positif bagi masyarakat Tanjung Balai Karimun. Relawan berharap melalui kegiatan ini, semakin banyak orang yang tergertak untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat, lebih bermakna, dan penuh dengan cinta kasih kepada sesama. Bulan Tujuh Penuh Berkah adalah pengingat bahwa dalam setiap tindakan kecil yang kita lakukan, terdapat peluang untuk meyebarkan kebaikan dan megubah dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.

Selama seminggu penuh, berbagai hidangan lezat disajikan untuk masyarakat, mencakup Nasi Liwet, Soto Medan, Nasi Campur Bali, Sate Mie Tanjung Pinang, Pepes Ikan Khas Sunda, Laksa Karimun, dan Tekwan Palembang. Setiap menu diracik dengan bumbu khas Nusantara, menghadirkan keanekaragaman cita rasa yang akrab di lidah masyarakat Indonesia.

 

“Bagi saya, Bulan Tujuh Penuh Berkah benar-benar merupakan bulan yang penuh berkah sesuai dengan namanya. Bulan ini juga menjadi pengingat akan pentingnya hidup dengan kebajikan, baik kepada sesama manusia maupun alam. Dengan semangat tersebut, Bulan Tujuh Penuh Berkah adalah momen yang sangat tepat untuk memperkuat niat baik dan memperbanyak perbuatan kebajikan. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang,” tambah Suriati.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Memperkenalkan Makanan Vegetaris Sejak Dini

Memperkenalkan Makanan Vegetaris Sejak Dini

28 Agustus 2024

Relawan Tzu Chi Jambi mensosialisasikan makanan vegetaris dan juga budaya humanis Tzu Chi kepada siswa-siswi SD Saruputra, Jambi. Sebanyak 300 murid juga turut merasakan nikmatnya makanan vegetaris buatan relawan.

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

15 Agustus 2024

Pada perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada tanggal 4 Agustus 2024, Tzu Chi Batam mengadakan sosialisasi pola makan vegetaris yang diikuti 434 peserta.

Berbakti Kepada Orang Tua dan Berbuat Kebajikan

Berbakti Kepada Orang Tua dan Berbuat Kebajikan

28 Agustus 2024

Tzu Chi Medan mengadakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah di gedung STBA – PIA Medan. Tujuannya agar semakin banyak orang paham bahwa bulan tujuh (penanggalan lunar) adalah bulan yang penuh sukacita, syukur, dan berkah.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -