Bulan Tujuh Penuh Berkah: Perubahan Positif Membawa Kebahagiaan

Jurnalis : Camelia Febriani (He Qi Barat), Fotografer : Rudy Darmawan (He Qi Barat)

Aphing (tengah depan) memeragakan isyarat tangan bersama para relawan dari Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Kosambi.

Tahun ini Tzu Chi Jakarta memperingati kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah pada tanggal 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk. Kegiatan ini menyajikan pentas berisi drama yang didukung oleh 150 relawan. Para relawan tersebut terdiri dari beragam usia dan latar belakang. Relawan dari komunitas He Qi Barat mendapatkan ladang berkah mengisi salah satu segmen drama yaitu isyarat tangan Ren Ren Zuo Huan Bao (Semua Orang Melakukan Daur Ulang Sampah). Sebanyak 22 orang relawan yang muda hingga lanjut usia mengikuti isyarat tangan ini. Isyarat tangan tersebut menceritakan mengenai banyaknya produksi sampah hingga menimbulkan kerisauan dan bagaimana kita dapat mengatasinya dengan melakukan daur ulang. Lewat penampilan isyarat tangan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran hadirin akan pelestarian lingkungan, agar tidak asal membuang sampah, sehingga volume sampah akan berkurang.

Aphing adalah salah satu relawan yang mementaskan isyarat tangan hari ini. Ia mulai mengenal Tzu Chi sejak tahun 2009 dengan menjadi donatur. Dan di tahun 2013 ia mulai melakukan daur ulang di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Kosambi. Selama berkegiatan di depo, Aphing merasa bahagia karena bisa bertemu dan mengobrol dengan teman sebayanya sambil melakukan daur ulang. Hal ini membuatnya bisa melupakan kekhawatiran hidup. Selain melakukan daur ulang, ia juga mengikuti latihan isyarat tangan dan kerajinan tangan. “Justru kita kalau umur begini musti belajar supaya jangan pikun. Kan bisa melatih otak kanan otak kiri,” ujar Aphing menjelaskan manfaat isyarat tangan bagi dirinya. “Pertama sih rada susah ya tapi lama-lama udah biasa. Makin PD (Percaya Diri),” tambahnya.

Para relawan dari berbagai usia ini tekun berlatih meski sesaat sebelum pentas, demi dapat memberi pertunjukan terbaik.

Dalam drama yang ditampilkan di acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, terdapat potongan cerita tentang pentingnya memilah sampah dan mendaur ulang.

Perubahan juga sedikit demi sedikit terjadi di diri Aphing yang semula sifatnya tidak begitu sabar, dan suka terburu-buru. Sekarang ia menjadi lebih sabar. Selain itu, kebiasaannya membakar kertas ketika sembahyang pun sudah mulai dikurangi. “Lebih baik uangnya disumbangkan buat orang yang membutuhkan, sayang kertas dibakar,” ucap wanita yang berusia 59 tahun ini.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jesisca. Setelah mendengar ceramah Master, wanita ini langsung bertekad tidak membakar kertas sembahyang lagi. Bahkan, Jesisca pun berikrar untuk melakukan pelestarian lingkungan lewat hal-hal kecil di rumah seperti memilah sampah.

Jesisca (tengah, berseragam biru) dalam pementasan isyarat tangan Ren Ren Zuo Huan Bao (Setiap Orang Melakukan Pelestarian Lingkungan).

Jesisca mempunyai dua orang putri. Dulu kedua putrinya kurang berminat jika diajak mengikuti kegiatan Tzu Chi, tetapi pada acara Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun lalu, ketika sang Ibu menjadi salah satu yang memeragakan isyarat tangan, ia mengajak putrinya untuk hadir. Saat itu ada sharing dari Wenyu Shijie mengenai Bervegetaris, dan setelahnya kedua putri Jesisca berikrar untuk bervegetaris. “Sebenarnya susah sih mereka mengurangi konsumsi daging karena mereka juga suka makan daging,” ucap Jesisca. Namun dengan tekad tulus, ia pun membantu anak-anaknya mewujudkan ikrar tersebut. Jesisca membantu dengan cara memasak makanan vegetaris bagi kedua putrinya.

Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, Jesisca selalu beranggapan susah untuk bervegetaris, bahkan untuk masak vegetaris Jesisca pun merasa kesulitan. Perubahan besar terjadi ketika ia sudah menjadi relawan, berdasarkan sharing dari berbagai relawan, ibu dua anak ini jadi lebih tahu berbagai macam masakan vegetarian. Ia pun siap jika diminta untuk menjadi penanggung jawab konsumsi di kegiatan Bedah Buku Komunitas. Tantangan lain putri Jesisca dalam bervegetaris adalah ketika diajak makan oleh keluarga dan teman-temannya. Tetapi putri Jesisca menyiasatinya dengan memesan menu tanpa daging.

Master Cheng Yen pernah berkata “Berniat baik tentu mendatangkan berkah, adanya tekad tentu mendatangkan kekuatan.” Asal ada niat dan tekad, sifat dan kebiasaan akan bisa diubah.


Artikel Terkait

Kegiatan Bulan Tujuh yang Berkesan

Kegiatan Bulan Tujuh yang Berkesan

24 Agustus 2016
Kegiatan Bulan Penuh Berkah yang digelar Yayasan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tahun ini meninggalkan kesan mendalam.  Para relawan bertekad melakukan sesuatu demi menyelamatkan bumi.
Berbagi Cinta Kasih di bulan Tujuh Penuh Berkah

Berbagi Cinta Kasih di bulan Tujuh Penuh Berkah

07 September 2022

Relawan Tzu Chi Jambi berbagi cinta kasih di Bulan Tujuh Penuh Berkah kepada Opa Oma di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur. Pada kesempata itu, relawan juga memberikan bingkisan dan keperluan para oma opa penghuni panti.

Suara Kasih: Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah

Suara Kasih: Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2013 Bersembahyang memang baik, tetapi kita harus memiliki keyakinan benar. Karena itu,  belakangan ini kita bisa melihat insan Tzu Chi di seluruh Taiwan bergerak untuk mensosialisasikan arah keyakinan yang benar.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -